Kekacauan

95 2 0
                                    

Senja mulai menyapa langit kota, seolah menandakan bahwa gelap akan tiba. Di waktu inilah saatnya pulang untuk para pekerja, termasuk Bayu yang kini tidak langsung pulang kerumahnya.

"Halo, Ayu. Kamu lembur ya malam ini, saya masih ada urusan dulu. Tolong titip anak-anak ya." Ucap Bayu di telpon genggamnya.

"Baik, Mas." Jawab Ayu singkat.

Berbekal alamat yang ia dapat diberkas lamaran kerja Lala, Bayu bergegas menuju ke alamat tersebut. Ia berangkat bersama rasa rindu pada tiga anaknya, dan bersama rasa amarah pada Bobi yang dikatakan Lala pernah melecehkan Lila.

Beruntung, jalanan sedang tak terlalu padat. Bayu pun tak kesulitan menemukan alamat itu, lantaran masih dalam satu kota yang sama. Namun begitu, ia tak lupa untuk menunaikan shalat Maghrib terlebih dahulu. Untuk lebih menenangkan pikiran dan melancarkan urusan. Bayu memang tipe manusia yang harus diberikan masalah dahulu baru mau beribadah.

Ia berhenti di sebuah Masjid yang sudah tak jauh dari alamat rumah mantan istrinya itu. Ia langsung mengambil wudhu dan ikut shalat berjama'ah. Selepas shalat ia pun berdoa untuk kebaikan anak-anaknya, agar selalu dalam lindungan Tuhan yang maha esa.

Selepas shalat, sesaat ingin pergi. Bayu tak sengaja mendengar ocehan jama'ah lain, mereka menyebut-nyebut nama mantan istrinya. Sarah.

"Din, waktu si Sarah masih janda. Kenapa lu gak nikahin? Kan lu juga duda." Ucap salah seorang jama'ah yang dari penampilannya terlihat sudah tak muda lagi.

"Ah yang bener, Pak. Si Sarah mana suka sama saya yang cuma penjual Bakso keliling."

"Emang lu udah coba waktu itu? Apalagi dia masih montok loh, Din. Hehehe" Ujar Bapak tua itu lagi yang kini sambil terkekeh-kekeh. "Yaudah kalo gitu coba aja deketin anaknya yang paling gede, itu siapa namanya. Lumayan kan, enggak kalah montok dari ibunya. Hehehehe." Tambah Bapak tua itu, yang kini ketawanya semakin keras.

Bayu yang mendengar itu langsung geram, mantan istri dan anaknya jadi bahan obrolan fantasi dari Bapak tua yang harusnya sudah memikirkan kain kafannya. Bukan malah memikirkan gadis dan janda. Namun begitu, Bayu tak mau membuat keributan di sini. Ia memilih pergi ke alamat Sarah.

Saat melintasi sebuah rumah, Bayu melihat ada Lala di rumah tersebut. Setelah dicek alamatnya, dan benar ini adalah rumah Sarah. Bayu pun menghampiri, Lala yang sedang duduk sambil bermain gadetnya langsung berdiri melihat ada Ayahnya yang tiba-tiba datang.

"Ayah? Kenapa datang ke sini?" Tanya Lala.

"Ibu kamu ada?"

"Ada Yah, di dalam. Silahkan masuk, Yah."

Bayu pun masuk kerumah yang sedikit lebih besar dari rumahnya dulu. Ia duduk dan tak lama dihampiri oleh dua putrinya yang lain. Yakni Lili dan Lila. Setelah memberikan pelukan hangat pada dua anaknya, tiba-tiba terdengar suara keras dari balik kamar.

"PERGI !!!" Suara keras dari seorang perempuan yang terlihat tidak senang dengan keberadaan Bayu di sini.

"Sarah?" Panggil Bayu sambil menghampiri suara tersebut di dalam kamar. Setelah dihampiri. ternyata benar kalau itu adalah Sarah. Sarah terlihat terbaring dikasur. Warna kulitnya terlihat pucat, badannya lemas. Sarah sedang sakit.

Melihat itu, bayu memberikan kode kepada tiga putrinya untuk menunggu saja diruang tamu. Bayu meminta ditinggalkan berdua saja dengan Sarah. Ketiga putrinya itu pun menurut, mereka berbincang tentang apa yang sedang dibicarakan oleh Ayah dan Ibunya dikamar berdua.

"Kak, apa Ayah mau menikah lagi dengan ibu?" Tanya Lila.

"Tidak mungkin, Ayah ke sini hanya ingin menemui kita." Jawab Lala.

"Tapi kalau Ayah memang ingin menikah dengan Ibu lagi, gimana? Tanya Lili.

Belum sempat Lala menjawab, terdengar suara deru motor di luar. Menandakan ada seseorang yang datang.

"Kak, itu Pa Bobi. Gimana nih, Kak?" Tanya Lila, panik.

"Lili kamu masuk ke kamar, kasih tau Ayah kalau Pak Bobi datang. Biar kakak coba ajak ngobrol Pak Bobi di sini."

Lili pun bergegas masuk ke kamar. Tapi alangkah kagetnya ia melihat Ayah dan Ibunya ternyata sedang bercumbu. Lili memalingkan muka, dan memanggil nama Ayahnya agar segera keluar rumah

Namun entah karena terlalu bergairah, Bayu sama sekali tidak mendengar panggilan dari anaknya itu. Begitu juga dengan Sarah, meskipun sedang sakit. Ia tetap terlihat menikmati apa yang Bayu berikan padanya. Sampai akhirnya terdengar teriakan dari ruang tamu, yang cukup membuat Bayu menahan nafsunya dan kembali berpakaian lengkap.

"Itu motor siapa di depan? Motor siapa !!!" Teriak Bobi pada Lala dan Lila. Keduanya pun ketakutan, tanpa bisa menjawab.

"Motor gue, apa masalah lu?" Sahut Bayu yang tiba-tiba keluar kamar.

"Kurang ajar !!! Berani-beraninya lu masuk ke kamar istri gue." Ucap Bobi sambil menghampiri Bayu dan melayangkan tangan ke wajah Bayu. Perkelahian pun tak terelakkan, Sarah yang hanya bisa berbaring, tak dapat berbuat banyak.

Teriakan dari Lala, Lili dan Lila yang ketakutan. Cukup untuk membuat para tetangga menghampiri. Mereka pun langsung memisahkan perkelahian antara Bobi dan Bayu. Bobi yang terlihat luka di kelopak mata kiri, terus mencoba memukuli Bayu yang notabene sudah lemah lantaran lebih banyak mengidap luka disekitaran hidung, mulut sampai pelipis.

Setelah berhasil dipisahkan, Bayu tak mau memperpanjang permasalahan. Ia lebih memilih pulang, meskipun dengan luka-luka yang masih menghinggap di wajahnya. Di luar para warga mempertanyakan Bayu itu siapa, kenapa bisa terlibat perkelahian dengan Bobi. Khususnya pertanyaan itu terlontar dari Bapak tua yang sempat membicarakan Sarah di dekat Bayu. Setelah ada warga lain yang mengenali bahwa Bayu adalah mantan suami dari Sarah. Bapak tua itu merasa malu, ternyata ia membicarakan Sarah di depan mantan suami Sarah.

Warga pun bubar, setelah Bobi menutup pintu rumahnya. Meskipun masih terdengar jelas, suara tangisan khususnya dari Lila yang amat terpukul dengan kejadian ini. Ia juga semakin geram dengan Ayah keduanya, Bobi. Yang tidak hanya suka melecehkan dirinya, tapi juga telah berlaku kasar terhadap Ayah pertamanya. Di dalam tangisnya, Lila meminta kepada Lala untuk diantarkan kerumah Ayahnya, Bayu. Ia ingin tinggal bersama Bayu saja, ia tidak ingin merasakan hal-hal yang membuat dirinya semakin depresi.

Mendengar itu, Lala hanya mengiyakan saja. Sekedar untuk membuat Lila tenang. Meskipun ia belum tentu benar-benar menuruti kemauan adiknya itu. Sementara Lili masih bertanya-tanya apa yang ia sempat lihat dikamar Ibunya. Bagaimana bisa seorang yang sudah bercerai tapi tetap melakukan hubungan badan? Ia hanya merasa syok, lantaran baru pertama kali melihat itu selama hidupnya.

The BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang