Chapter 12

1.8K 172 2
                                    

"Ada apa Nyonya memanggil saya? "

Nyonya Kim menyudahi aktivitas kecilnya yang tadi sibuk membolak balikkan majalah dan seluruh atensinya beralih pada seorang wanita bersurai cokelat madu yang duduk dihadapannya saat ini. Sebut saja, Yuna.

"Aku punya tugas baru untukmu, Yuna. "

Yuna segera menanggapi dengan raut wajah penasaran, tapi sebisa mungkin nada bicaranya ia buat tenang. "Tugas baru, apa itu, Nyonya? "

"Begini, kau pasti sudah mendengar soal rumor yang sempat beredar beberapa hari yang lalu tentang putraku, Seokjin, kan? " Yuna menggangguk samar.

Ya, tentu saja ia tahu. Sebagai salah satu orang yang dekat dengan keluarga Kim, pastinya gadis 26 tahun itu tahu banyak mengenai keluarga kecil nan kaya raya itu. Termasuk, rumor yang menimpa Seokjin belum lama ini.

"Tapi, rumornya kan sudah ditepis oleh Tuan Muda, Nyonya. Apa ada masalah baru lagi yang muncul dan berkaitan dengan rumor itu? "

Nyonya Kim tersenyum tipis sambil menggeleng, "Aku kan bilang tadi kalau aku punya tugas baru untukmu, Goo Yuna. Dan ya, tugas itu masih berkaitan dengan rumor Seokjin. Aku ingin kau mencari tahu siapa sebenarnya sosok dua gadis dalam kelima gambar yang beredar itu. Dapatkan informasi tentang mereka, apa saja dan usahakan sebanyak mungkin. Sejauh ini yang kutahu hanya nama mereka saja. Seokjin yang mengatakannya langsung. "

"Ah, baiklah, Nyonya. Saya akan usahakan menjalankan tugas itu sesuai dengan perintah anda. Kalau begitu saya permisi. "

Goo Yuna pamit undur diri kemudian dan dirinya siap untuk melaksanakan tugas penting dari atasannya itu.

***

"Kata-katamu barusan, bahkan terdengar seperti seorang ayah. "

Hingga malam menjemput, kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepala Seokjin. Seolah ada sebuah mantera didalamnya yang membuatnya jadi kepikiran terus seperti ini.

Dan saat dia kembali memikirkan ucapan sebelumnya, ia pun heran sendiri. Kenapa juga ia sampai punya tekad untuk menjaga seorang gadis kecil yang belum genap sebulan dikenalnya dengan sepenuh hati? Bahkan sampai ia siap berkorban segala.

"Ada apa denganku? Aish. "

Spaghetti yang siap memasuki mulut itu, tak jadi dilahap olehnya. Seokjin malah menghentak kecil garpunya, bingun dengan diri sendiri.

Alhasil, selera makannya hilang begitu saja. Padahal ia hanya sempat makan tadi pagi, karena sangking sibuknya ia hari ini jadi sedangkan untuk makan pun waktu baginya akan terbuang sia-sia.

Seokjin lebih memilih berdiam diri di kamar. Itu biasa yang akan dia lakukan untuk merenungi semua hal yang mengusik pikirannya.

Pria tampan itu duduk di pinggir ranjang, kemudian diraihnya sebuah foto yang dipasang dalam bingkai hijau yang diletakkan di atas nakas.

Dalam foto berukuran sedang itu, terdapat gambar seorang gadis yang sedang berdiri diantara pohon Sakura yang tengah bermekaran. Gadis itu sedang tidak melihat ke kamera yang membidiknya, melainkan matanya lebih fokus pada kelopak-kelopak merah muda yang berguguran dan diterpa oleh angin.

Tak lupa ada seulas senyum tipis disana yang berhasil mengalahkan indahnya Sakura yang bermekaran.

Foto itu, Seokjin sendiri yang mengabadikannya dan gadis yang menjadi objek utamanya tak lain dan tak bukan adalah Jung Eunha, kekasihnya yang teramat ia cintai.

Kala itu mereka berdua sedang berlibur ke Jepang. Seokjin mengambil gambar Eunha yang sedang menikmati mekarnya bunga khas negeri itu karena saat itu di mata Seokjin, gadisnya terlihat mempesona. Maka ia pun tak akan menyia-nyiakan ini.

Sekali jepretan saja sudah berhasil membuat pria Kim itu tersenyum puas dan tak henti-hentinya ia melihatnya, hingga beberapa kali diperbesar ke bagian wajah Eunha.

Secara tak sadar, foto itu ternyata adalah jepretan terakhirnya untuk Eunha sebelum semua tragedi menyedihkan itu terjadi.

Mata Seokjin kembali memanas. Tapi untuk saat ini, ia tidak akan membiarkan air matanya jatuh. Eunha pasti tidak akan menyukainya.

Begitu lama ia memandangi foto tersebut, hingga makin lama kedua alis tebalnya ikut mengerut. Sepertinya ia baru menyadari ada sesuatu yang aneh dalam gambar itu.

"Matanya terlihat begitu mirip dengan anak itu. "

______________________________________

Yuhuuu finally aku comeback juga!

Ada yg masih nunggu cerita ini gak? Aku yakin sih gak bakalan ada yg komen, sdngkan yg nge-vote aja masih kurang 😶 #myrys

Gak gak, aku harus zetrong buat nerusin cerita ini sampe habis :'))) karena aku sayang kalean, gaiseuuu. Tapi aku lebih sayang kalean2 yg tau cara menghargai epep ini ❤ gomawo!

Yaudah, next aja kuy di chap 13
(ciah double up XD)

See ya ^^


DADDY ▶Kim SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang