Chapter 6

2.4K 235 3
                                    

"Bagaimana pertemuan kalian tadi? Apa berjalan dengan lancar atau diluar rencana sebelumnya? "

Dua orang dengan jenis kelamin berbeda tengah duduk berdua didekat perapian kediaman mereka itu. Sang pria lah yang membuka percakapan diantara mereka.

"Bisa kubilang, pertemuan kami begitu singkat dan sesuai perkiraan kita sebelumnya. " ucap wanita bersurai hitam dimana dibeberapa bagiannya mulai terlihat beruban usai menyesap secangkir teh pahit.

"Dia menolaknya? " terka sang pria tanpa menoleh pada lawan bicaranya. Maniknya menatap lurus ke kobaran api didepannya.

"Ya. Alasan dia menolak permintaan kita adalah karena wanita jalang yang sudah meninggal lima tahun yang lalu. " Nyonya Kim berujar dengan nada rendah namun sarat akan emosi.

"Hah... Wanita itu terlalu berdampak bagi Seokjin. Lima tahun bukan waktu yang singkat dan ia masih belum bisa melupakannya. Kalau pikirannya masih tertuju pada wanita itu, bagaimana dia bisa sempat memikirkan tentang masa depannya untuk memiliki keluarga sendiri kelak? Kita mengingini keturunan darinya dan juga perusahaan kita memerlukan ahli waris selanjutnya. Aku tidak mau, kalau sampai perusahaan jatuh kepa--"

"Hentikan! Jangan berpikir yang tidak-tidak! Dia bukanlah bagian keluarga kita. " dengan cepat Nyonya Kim memotong ucapan suaminya yang mulai menunjukkan tanda-tanda amarah.

Hembusan berat keluar dari bibir sang wanita, "Aku yang akan mencarikannya seorang pendamping hidup sekaligus menjadi pengganti dari wanita jalang itu. " kembali ia menyesap teh pahit yang setia berada dalam genggamannya.

Tuan Kim diam-diam tersenyum miris mendengarnya. "Anak itu terlalu keras kepala. Semoga saja pilihanmu nanti dapat diterimanya walau aku sendiri tak yakin dia mau menerimanya dengan tulus. "

***

Pukul 08.00 malam dan suhu diluar semakin dingin. Yoonmi tak memperdulikannya, ia masih terus berdiri di depan gedung apartemen tempat ia bernanung selama ini.

Bukan tanpa alasan dirinya disana, wanita itu ternyata sedang menunggu putri kesayangannya pulang. Sebenarnya ia tak bisa membiarkan Sejin keluar sampai jam segini, maka dari itu ia tetap menunggu, meski saat ini anak perempuan yang ia angkat menjadi anaknya itu sedang bersama rekan kerjanya di rumah sakit, yaitu Jeon Jungkook.

Ya, mereka berdua hanya sebatas rekan kerja sebagai sesama dokter saja. Mereka sudah sangat dekat semenjak dari bangku perkuliahan. Masuk ke universitas dalam negeri yang sama dan mengambil fakultas yang sama pula. Mereka juga sekelas yang membuat setiap kali mereka sedang ada jadwal kuliah, keduanya akan selalu bertemu.

Dari situlah kisah pertemanan keduanya terjalin. Yoonmi yang pada awal semester sering mengalami banyak kesulitan, tetapi bersyukur Jung Kook dengan senang hati mau mengurangi kesulitan-kesulitan yang ia alami. Pria Jeon itu sudah ia anggap sebagai sahabat sekaligus saudara.

Sangking dekatnya mereka, banyak orang salah mengira bahwa mereka berdua adalah sepasang kekasih. Dimata orang-orang, Jungkook dan dirinya begitu serasi dan cocok jika memang betul hubungan mereka berdua lebih dari sekedar berteman. Bahkan banyak yang mengaminkan kalau mereka berjodoh. Termasuk Jungkyung, ibu Yoon Mi sendiri.

Kata Nyonya Han, Jungkook adalah menantu idaman. Alhasil, Yoonmi malah malu-malu sendiri saat ibunya berkata seperti itu.

Tidak, tidak. Yoonmi hanya menganggap Jungkook sebagai sahabat tidak lebih. Menurutnya, Jungkook pun sama menganggapnya seperti itu pula. Ia juga membutuhkan Jungkook sebagai sosok ayah bagi Sejin, karena setidaknya gadis kecil itu dapat merasakan kasih sayang dan perhatian bagaikan pemberian dari seorang ayah dalam arti yang sebenarnya.

Tin tin tin....

"Eomma! " terlihat kepala Sejin menyembul keluar dari dalam mobil yang mendekat kearahnya dan beberapa detik kemudian berhenti tepat dihadapannya.

Sejin langsung turun dari mobil Jungkook kemudian meminta Yoonmi untuk menggendongnya.

"Kenapa lama sekali, huh? Kemana saja kalian pergi?" tanya Yoonmi teruntuk Sejin dan pria yang ikut turun dari mobilnya sembari membawa dua buah tas belanjaan yang nampak penuh. Kedua mata Yoonmi membulat ketika melihatnya.

"Heol! Apa saja yang kau belanjakan untuknya, Jungkook-ah? " lagi wanita itu bertanya.

"Tentu saja hadiah ulang tahunnya. Tapi sebenarnya hadiah dariku hanyalah satu tas belanjaan ini, sedangkan yang ini dari--"

"Paman Jin! " seru Sejin semangat.

"Paman Jin? Paman Jin siapa, Sejin-ah? "

"Eomma sudah lupa, ya? Itu loh yang kemarin makan bersama kita di restoran. Paman tampan itu. " ucap Sejin.

Yoonmi terlihat berpikir sebentar, mencoba mengingat ulang kejadian di restoran kemarin dan siapa saja yang turut terlibat didalamnya.

'Aku, Sejin, ibu, dan...dan ah ya, pria itu! '

"Eomma sudah ingat? " Yoonmi mengiyakannya.

"Tak kusangka dengan siapa ia bertemu tadi, Yoonmi-ya. " mereka bertiga baru saja masuk ke dalam kediaman Yoonmi. Sejin kini telah terlelap dalam gendongan Yoonmi, hingga Jungkook pun ikut sambil membawa hadiah-hadiah milik Sejin.

"M, maksudmu? " tanya Yoonmi usai membaringkan Sejin.

"Pria yang bertemu dengannya tadi ialah Kim Seokjin. Huh, sulit dipercaya bukan? " pria itu mendudukan dirinya di pinggir ranjang Sejin, mengusap pelan kepala gadis yang telah terjun ke alam bawah sadarnya itu.

"Oh, kau mengenalnya? "

"Tentu saja. Siapa yang tak mengenal dia di negeri ini? Bahkan separuh bumi telah mengenal namanya. " ujar Jungkook.

Yoonmi malah mengernyit bingung, "M-memang siapa sebenarnya pria itu? "

Tatapan tak percaya dilontarkan Jungkook pada wanita Han itu. Bisa-bisanya rekan sesama dokternya itu tak mengenal siapa pria yang akrab disapa paman Jin oleh anak angkatnya sendiri.

"Tunggu, kau belum tahu siapa Kim Seokjin itu? " Yoonmi spontan menggeleng.

"Heol, kau selama tinggal dimana, huh? Kemana saja kau? Pria yang adalah Presdir Hwangsang Group itu saja kau masih belum tahu? " tukas Jungkook agak kesal.

"Hwangsang Group?! Tapi, bukannya Kim Jaehyun lah Presdir-nya? "

"Kim Jaehyun telah undur dari posisinya sebagai Presdir, enam tahun yang lalu dirinya resmi digantikan oleh putranya, yaitu Kim Seokjin. Asal kau tahu saja, pria itu bahkan lebih dari seorang pengusaha sukses, hidupnya kini layaknya seorang selebriti papan atas. Jadi, berhati-hatilah jika bertemu dengannya nanti terutama Sejin, perhatian masyarakat akan ikut menyoroti kalian berdua karena berhubungan dengannya. " peringat Jungkook.

Yoonmi tertegun ditempat usai mendengar penuturan yang cukup panjang itu keluar dari bibir Jungkook. Sekarang dirinyalah yang tak menyangka bahwa pria yang dengan seenak jidat Sejin bawa untuk duduk bersama mereka bertiga kemarin ternyata adalah seseorang yang seterkenal itu.

_________________________________________

Maaf baru up lagi 😬
Dan makasih juga buat kalian yg masih nunggu ff ini 😊



DADDY ▶Kim SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang