"Mau bilang sayang duluan tapi gengsi.
Kepatok ayam dulu baru tau rasa!"-OliveM-
-----****-----
Malam terus berlanjut, suara kendaraan yang ikut berlalu lalang memecah suasana malam saat itu. Terpaan angin yang cukup kuat berulang-ulang kali mengibas-ngibaskan rambut Olivia yang tergerai panjang. Ditambah lagi udara pada malam itu cukup dingin untuk dirasakan. Dan itu cukup menggangguku yang kala itu hanya menggunaan seragam sekolah yang memang wajib digunakan untuk pergi touring.Mengerem.
"Duuuhhhh.... Apaan sih, tiba-tiba ngerem kayak gini" celetuk Olivia kesal.
Reno menghentikan motornya dan tiba-tiba menyuruh Olivia turun sembari membuka helm dari kepalanya. "Liv, laper gue" ucapnya sambil menyeringai dan membalikkan badannya kearah Olivia.
Olivia turun dari sepeda motornya sembari memegang kedua pundaknya hanya bisa terheran. "Terus kalau lapar mau apa?
Dengan menarik nafas dalam. "Gila nih cewek, radar pekanya udah korslet" celetuk Reno dalam hati. "Ya makanlah, kamu ini mausia bukan sih? kalau manusia lapar ya makan?
"Emang wujud aku sebagai manusia kurang jelas dimata kamu sampai harus nanya-nanya seperti itu?" jawab Olivia jengkel.
"Ya bukan begitu, respon kamu itu loh, pas aku bilang lapar. Biasa banget gitu, kayak bukan manusia, perhatian kek, ajakin makan kek.
Olivia hanya menghela nafas. "Kenapa anak ini suka banget bikin aku kesal" gerutu Olivia kesal. "Ya jadinya gimana?
Lalu Reno menunjuk kesebuah tenda kaki lima berwarna orange tepat diseberang jalan. "Disana, ada yang jualan makanan seafood yang enak banget. Mau coba?" tanyanya dengan muka sumringahnya.
Sebenarnya dalam hati Olivia kala itu mengatakan rasanya ingin cepat pulang kerumah. Rindu kasur kamar yang sangat nyaman, terbayang bagaimana rasanya berbaring santai melepas penat dari kelelahan hari ini. Lalu dengan mentatap kembali wajah Reno. "Kasihan juga kalau menolak, dia pasti emang beneran lapar mengingat selama perjalanan pulang, bus rombongan mereka tidak berhenti sampai kesekolahan. "Uuuummm, boleh. Tapi setelah makan langsung pulang ya. "pinta Olivia.
Reno hanya membalas dengan anggukan kecil sambil tersenyum. Sekejap itu juga dia menarik tangan Olivia untuk menyeberangi jalan, yang saat itu sebenarnya suasananya tidak terlalu ramai.
"Hhmmm, sok romantis.
Pelayan kaki lima mulai memberi menu makanan yang tersedia ditempat itu.
"Hhmmm... menunya lumayan banyak"gumam Olivia. "Mbak, aku mie goreng seafood aja deh, sam minumnya jeruk hangat.
"Saya Nasi goreng kepiting sama jus sirsak" ucap Reno.
Kurang lebih sekitar 15 menit menunggu pesanan kami datang.
Olivia fokus ke handphone nya.
"Heeyyy.... kenapa gak dimakan?" Reno mengagetkan sambil menyuap makanannya. "Main hp mulu.
"Ehhh,,, enggak kok, ini lagi ngirim chat sama bunda, ngasih tau kalau aku singgah makan dulu.
"Kasih tau gak, kalau makannya sama siapa?
"Kasih tau lah, lagi makan sama-
"Pacar!" Reno menyela.
"Ihh apaan sih!" memukul bahu Reno. (Mode pipi merah merona)
Iringan lagu pengamen jalanan.
Tidak terasa waktu berlalu setengah jam lamanya."Aahhh,,, kenyang. Kamu udah siap makan? tanya Reno pada Olivia.
"Udah juga kok" sembari menyeruput sisa jeruk panas dalam gelasnya. "Ehh, udah jam setengah 9 malam" sambil melihat jam di handphonenya.
Olivia mulai berkemas, memasukkan handphonenya kedalam tas dan menjinjing kembali tas kamera dileher sesekali melirik kesekitar memastikan tidak ada barang yang tertinggal."Langsung pulang?" ucap Reno dengan nada menyindir.
Olivia membalas dengan anggukan dengan muka memelas.
"Oke, ayuk cusss.
Mereka mulai berjalan kearah kasir. Olivia dengan cepat mengikuti langkah Reno dari belakang.
"Reno makananku kena berapa? "sambil mengeluarkan dompet dari dalam tas.
"Masukin lagi dompet kamu, kan aku yang ajakin makan, jadi aku yang bayar" sambil mendorong tangan Olivia mengisyaratkan untuk memasukkan kembali dompetnya kedalam tas.
"Tapi,,,, "sela Olivia.
"Sssttt!!!!. Menempelkan jari telunjuk pada bibirnya. "Totalnya berapa buk? "tanya kepada ibu-ibu kasir.
Ibu kasir tersebut memberikan secarik kertas bon kepada Reno.
"Uangnya pas ya, buk. Terimakasih ya buk" sambil tersenyum.
"Sama-sama, nak. "balas ibu tersebut sambil senyum mesem-mesem.
"Firasatku enggak enak" ucap Olivia dalam hati.
Reno kembali tersenyum sembari menarik lengan baju Olivia untuk mengajak keluar dari tempat itu. "Yuk pulang" ajaknya.
Olivia melangkah mengiringi langkah kakinya menuju tempat dimana motor Reno terparkir.
Reno mulai memundurkan motornya pelan dan memberi kode untukku agar naik keatas motornya. Dan tiba-tiba,
Pprrriiittttttt..... (suara panjang peluit)
"2000 mas, "ucap seorang bapak-bapak yang sudah cukup berumur dengan topi bundar dikepala serta handuk kecilnya yang tergantung dileher dan pasti dengan rompi khas-nya.
Olivia terkejut heran sembari berusaha menahan tawa, melihat wajah Reno yang kala itu juga ikut sedikit tersenyum.
"Aku ada uang kecil, biar aku yang bayar parkir" sembari mengeluarkan uang pecahan 2000 rupiah dari saku depan. "Ini pak uangnya" Olivia menyodorkan uang tersebut kepada bapak itu.
"Makasih neng.
Olivia balas dengan senyuman tipis diiringi dengan lambaian tangan dari bapak itu.
Reno mulai menancap gas motornya diiringi suara klakson motornya.
"Ilmu tukang parkir itu emang tinggi banget ya?, perasaan tadi gak ada siapa-siapa loh, terus tiba-tiba bapak itu bisa muncul gitu aja" diiringi dengan tawa cekikikan Reno.
"Huuusss,,, "memukul pundak belakangnya. "Jahat kamu," sambil membalas tawanya.
*
*
*
*
to be continuesee u next capter :)
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Reasons to Love
RomanceHal romantis itu membosankan bukan? Hhmmm....!!! Entahlah, terkadang seseorang juga membutuhkan sesuatu hal yang disebur romantis dari pasangannya, dari peliharaannya juga bisa mungkin (tersenyum tipis), dan mungkin juga-- teman dekat lawan jenis me...