Bab. 1

43.9K 781 29
                                    

"Astaga Sofia!" geramku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga Sofia!" geramku

"Ayolah, Al. Please!" Suara manja Sofia yang selalu kudengar jika sedang merayuku.

"Aku sudah di Bandara sekarang. Dan kau baru mengatakan jika ingin dibelikan pie susu. Jangan becanda Kamu, Sofia."

"Aku tahu disini banyak yang jual pie susu. Tapi aku mau nya pie susu yang langsung dari Bali. Ayolah Al kapan lagi kau pergi ke Bali. Demi calon keponakanmu."

"Okay aku akan membelikan nya untukmu. "

Klik

Panggilan telpon kuputus sepihak. Tak tahan rasanya harus mendengar rengekan kakak iparku. Jika dia ingin aku membawakan nya pie susu, seharusnya dari kemarin-kemarin dia bilang padaku. Jadi aku bisa membelikan nya di toko oleh-oleh khas Bali. Jika begini tidak mungkin juga aku keluar lagi dari Bandara. Pesawatku sejam lagi. Semoga saja di dalam Bandara ini ada yang jual makanan itu.

"Kenapa orang hamil ada-ada saja kemauannya," gerutuku.

"Memang seperti itulah jika istri sedang hamil. Pasti ngidam nya yang aneh-aneh. Diturutin aja, Mas. Daripada anaknya ileran," celetuk seseorang yang tidak aku kenal.

Kurasa suara itu ditujukan untukku. Aku mendongak menatap seorang perempuan yang duduk di depan ku. Perempuan sexy yang langsung membuatku meneguk ludah. Dadanya yang membusung membuat mataku tak mau berpaling ke yang lain. Hingga aku melupakan tujuan utamaku yang ingin membeli pie susu.

"Dasar lelaki mesum. Sudah punya istri masih saja melirik aset pribadi cewek lain," umpatnya.

Perempuan itu meninggalkanku. Dan aku masih saja terpesona dengan dada melon nya. Gadis itu tadi sebenarnya tak memakai pakaian seksi. Hanya tanktop yang dilapisi jaket. Hanya saja naluri lelaki ku yang sebegitu kurang ajarnya justru tertuju pada dada nya yang bisa dibilang diatas rata-rata.

Kupukul kepalaku pelan.
Argh sial. Semua karena susu.

****

Aku berjalan menyusuri koridor bandara. Tadi Nick menelpon akan menjemput ku. Memang keberadaan ku di Bali seminggu kemarin karena urusan pekerjaan. Seharusnya Nick lah yang berangkat. Tetapi karena Sofia yang sedang tidak bisa ditinggal dengan suka rela akhirnya akulah yang menggantikan nya.

"Al!" kudengar suara nyaring Sofia. Suara yang sudah kuhafal diluar kepala. Karena semenjak hamil, Sofia akan sering bersikap manja tidak hanya pada Nick. Tapi padaku juga.

Kulihat kakak iparku itu melambaikan tangan nya ke arah ku. Terlihat sekali dia begitu bersemangat menyambutku. Ralat, bukan aku yang ditunggunya melainkan pie susu pesanan nya.

Dengan tersenyum lebar aku tergesa menyeret koper ku, tapi___

Bught.

"Auw!" pekik gadis yang berada di pelukanku saat ini.

Sebenarnya ini bukan kesalahanku semata, tapi gadis itu juga ikut bersalah hingga kami berdua bisa saling bertabrakan.

Bahkan refleks tanganku sudah menahan pinggang ramping nya agar gadis itu tidak terjatuh. Tapi sialnya begitu kuat tarikan tanganku hingga kepala gadis itu membentur daguku. Tubuh kami saling merapat hingga dadaku mampu merasakan kekenyalan dada gadis itu yang padat berisi.

Argh, sial sesuatu yang berada di selangkanganku langsung menegang begitu saja.

"Al, Kau ini!" Cubitan yang kurasa di lenganku membuatku tersadar akan pesona gadis dalam pelukanku.

"Aduh!" ringisku.

Gadis itu secepat yang dia bisa mendorong tubuhku hingga aku mundur ke belakang.

Kulirik Sofia yang menatapku garang. Lalu beralih menatap gadis itu yang justru sedang melotot ke arahku.

"Sorry, Mbak," ucap gadis itu pada Sofia.

"Tak masalah," jawab Sofia dengan seringaian licik.

Lalu gadis itu pergi meninggalkan kami. Mataku masih memperhatikan punggungnya yang kian menjauh.

"Ehem! Ingat Tania, Al."

Ucapan Sofia membuatku mengerjab. Lalu kugaruk tengkuk ku. Sejujurnya aku malu pada Sofia karena kepergok sedang mengagumi wanita lain. Padahal aku sudah punya pacar, seperti yang tadi Sofia sebutkan. Tania namanya, dan aku berencana ingin melamarnya dalam waktu dekat ini.

"Sorry lama nunggu." Nick datang tiba-tiba di antara kami.

"Lama bener ke toiletnya." Sofia mengerucutkan bibirnya membuatku terkekeh melihat sikap manja kakak iparku.

"Sorry baby, perutku mules tadi." Nick mencium pipi Sofia sekilas.
Bahkan ini di tempat umum. Tapi mereka berdua seolah tak peduli.

Sofia beralih menatapku, tangan nya menengadah, "Al, mana pesenanku.?"

"Astaga kakak ipar. Bahkan ini masih di bandara dan kau sudah menodongku. Jangan kuatir pesenanmu ada di dalam tas. Lebih baik sekarang kita pulang karena aku sudah sangat lelah."

Kugandeng lengan Sofia dan Nick menggeram di belakangku.

"Al, kopermu!"

"Bawain Nick. "

"Dasar adik kurang ajar!"

Aku hanya terkekeh masih dengan membimbing Sofia keluar dari Bandara.

#######

Hai ... hai. Aku post ulang ya kisah anak kedua keluarga Abraham.

Untuk versi lengkapnya sampai tamat bisa dibaca di KBM dan Karyakarsa.

KBM : Miss Heni / Pedroalvaro. Atau search saja judulnya, Istri Seksiku.

Karyakarsa : Miss_heni / henisupatminah ( dengan judul yang sama. Terima kasih.)

(Repost) My Sexy WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang