Aku berlari ke arah orang itu. Setelah aku sampai, orang itu sudah menghilang bersama dengan lingkaran yang dia ciptakan tadi. Ap-... apa mungkin orang itu berteleportasi? Ah... jika ini kenyataan mungkin orang-orang akan menyebutku gila, atau mungkin otaku garis keras, mungkin itu hanya trik kecil dari seorang cosplayer.
Hingga gerbang gedung pun terbuka dan acara dimulai, tak habis pikir aku masuk mencari para pemeran cosplayer dan aku bertanya kepada beberapa pemeran yang mengenakan kostum sekolah SMA Jepang.
"Permisi mas dan mbaknya saya mau tanya, teman-temannya yang lain lagi ngumpul di mana yah? Soalnya saya lagi cari seseorang."
Memakai gaya bahasa yang sopan tentunya.
"kalau boleh tau siapa nama orang yang dicari masnya?"
tanya salah satu cosplayer wanita.
"aah... maaf saya baru bertemu orangnya tadi, yang saya ingat dia memakai jubah tudung berwarna hitam mirip seorang caster/penyihir"
"oh kalau begitu silahkan ke ruangan koridor sebelah kanan, di situ ada area karyawan langsung masuk saja ke situ mas."
Sanggahan mas, salah satu cosplayer.
"oke-oke terimakasih mas dan mbaknya, sekalian...."
Tak lupa aku sempatkan berfoto bersama mereka.
Kemudian aku pergi ke tempat sesuai arahan mas yang tadi. Setelah aku berjalan ke koridor aku sampai di ruangan karyawan. Tanpa pikir panjang aku langsung mendorong pintunya karena pintunya adalah jenis kaca dorong, tapi setelah masuk semua orang di ruangan itu memandangiku dan yang aku lihat tidak ada sama sekali orang yang mengenakan jubah caster tersebut. Mereka ada yang nampak menajamkan Pandangan ke arahku seolah ingin mengenali wajahku. Adapula yang hanya tersenyum dengan ramah menyambutku.
"apa di sini ada yang berperan sebagai penyihir kegelapan atau semacamnya?"
aku bertanya seperti seorang yang kebingungan.
"oh mungkin anda salah paham disini kami hanya memerankan beberapa karakter dari genre sekolah dan kehidupan sehari-hari, jadi hari ini tidak ada yang berperan sebagai karakter dark fantasi"
kata salah satu lelaki cosplayer.
Dia menjelaskan padaku dengan santun.
" oh begitu yah padahal saya bertemu dengannya tadi, karena tadi saya melihatnya memakai pakaian seperti itu, saya mengira dia ada di sini hehehe. Kalau begitu maaf telah mengganggu, permisi."
kemudian aku keluar dan berlari ke tempat acara berlangsung yah aku beranggapan itu mungkin hanya orang yang sedang melakukan trik manipulatif pandangan. Ya aku juga tidak habis pikir kalau hanya aku yang melihatnya, sudahlah lupakan...
Acaranya berlangsung selama 8 jam, hingga sore. Menurutku hari ini cukup ramai dari beberapa kalangan.
Aku kemudian pulang dan membawa sedikit barang yang dijual limit dan beberapa manga dan novel ringan, hitung-hitung untuk menenangkan pikiran sekaligus jadi tujuan utamaku datang kemari.Selepasnya aku mampir ke salah satu minimarket dan membeli minuman lalu duduk di bangku taman yang kebetulan dekat dengan minimarket.
Berselang beberapa saat dari arah kanan belakang, seperti ada seseorang yang mengawasiku dengan aura yang tajam, mataku seakan melebar Karena aura itu. Aku ingin bergerak tapi ragu. Tapi apa yang membuatku merasakan aura sepeka ini, apa karena aku memiliki insting hewan yang luar biasa? Haaah... mungkin sekarang aku sedang terancam. Tapi sesaat setelahnya, auranya menghilang beserta rasa cemasku, bagaimana rasa cemasku begitu berlebihan? bahkan aku hanya bisa tertegun diam padahal di sekitarku cukup ramai.Aku kemudian melanjutkan perjalanan dan pulang. Akhirnya aku bisa beristirahat di rumah, tanpa terasa aku mulai terlelap dan akhirnya tertidur.
Di tengah kegelapan seseorang berdiri di depanku, orang yang memakai jubah hitam dan wajahnya tertutup oleh tudungnya, aku sama sekali tak bisa melihat wajahnya. Dia mengatakan sesuatu padaku tapi aku tak bisa mendengar apa yang dia ucapkan, kemudian dia berbalik dan meninggalkanku, aku memanggilnya dan kuminta untuk menungguku
"HEI... TUNGGU HEI...!!"
teriakku. Namun dia sama sekali tidak menjawab panggilanku bahkan aku tidak bisa mendekatinya sama sekali, aku tidak bisa bergerak, dan perlahan kesadaranku mulai menghilang dan akhirnya terlelap.
Aku terbangun. Perlahan mataku terbuka. Aku mengalami mimpi yang begitu rumit atau terkesan aneh, apa mungkin itu sebuah pertanda? Tapi aku sama sekali tidak mengingat jelas apa yang aku mimpikan semalam.
Kemudian aku mengarahkan pandanganku pada jam dinding. Waktu menunjukan 05:35, aku bangun kepagian, tapi menurutku itu hal yang bagus, membuka gorden beserta jendelanya biarkan udara pagi masuk ke kamarku lalu bereskan tempat tidur dan keluar ke teras depan untuk menikmati matahari yang akan segera terbit, aroma paginya sungguh segar, waktu terbaik saat bernapas.
Tapi aku tidak perlu menjelaskan begitu detil tentang hal ini karena aku bukan sejenis indie yang begitu fana mendeskripsikan keindahan dunia dengan kata-kata, aku lebih suka bersyukur dengan menyapu halaman dan pekarangan, kemudian menyirami bunga di sekitaran rumah. Biasanya aku melakukan kegiatan rutin ini selama 3 kali seminggu, dan juga kalau ayahku di rumah, kami melakukannya bersama. Tapi aku sendiri saja sudah cukup.
"keenan... sarapannya sudah siap, apa kerjannya sudah selesai?"
sahutnya kepadaku. Dia....
Bersambung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vreme: Break The Seconds Vol. 1
FantasyStatus: ongoing Perjalanan waktu. Aku ingin menjadi seorang penyintas yang dapat melakukan itu. Melihat masa depan, menyimak masa lampau, atau mungkin mengubah sesuatu... Dengan mesin waktu yang akan aku ciptakan dengan teori konsep dimensi dari ene...