Prologue 05 Last

30 6 0
                                    

Setelah itu kami bergegas menuju markas percobaan kami. Dan menyiapkan segalanya dengan rinci dan cepat.

"perangkatnya sudah siap. Kau akan memakai headphone dan gelang band ini. Headphone akan bereaksi pada gelombang radio dan menangkap sinyal sampai 10 kilometer dan aku juga menancapkan chipset sebagai penerima jaringan wirellles yang sebelumnya aku tanamkan pada gelang band yang kau kenakan.
Aku akan berusaha mencari sinyal energi kuantum pada ruang dan waktu, dan selanjutnya. Sesuai dengan teori yang kau simpulkan. Kita akan membuka dimensi yang berada diluar dari realitas waktu, tepatnya energi akan menembus milyaran partikel pada otak dan menciptakan pola dimensional, melalui energi yang masuk.
Maka dari itu aku telah memasangkan enam panel parabola yang masing-masing saling berhadapan pada titik yang akan kita jadikan pusat atau wadah energi dimensional, lalu setelah berpusat pada satu energi.
Penangkap elaktifitas energi kuantum yang di bawa oleh partikel udara akan mengalami tahap finish. Segera kita akan memulai percobaan yang sebenarnya"

norman menjelaskan hal tersebut dengan seksama dan penuh semangat meski nadanya tetap datar.

"jadi... apa yang aku harus lakukan?"

aku bertanya dengan penuh percaya diri kepadanya.

"tunggu aba-aba dariku setelah aku memberikannya kau hanya perlu menekan tombol utama pada gelang tersebut"

sesaat setelah itu norman kembali mempersiapkan yang ada pada perangkat komputer rad 33. Setelah selesai...

"ray akan berjaga untuk menahan energi ketika terjadi pemecahan arus energi yang dapat menciptakan momentum ledakan partikel"

segera norman memulai langkah-langkah sesuai dengan apa yang baru dia jelaskan sebelumnya.
Saat langkah percobaan pertama berjalan sesuai...

" aku tidak tau kita akan melompati masa atau mungkin melompati sebuah garis paralel pada realitas waktu, karena yang aku lihat energi dimensinya cukup rumit"

sesaat ray mengatakan hal itu, perlahan getaran magnetik kami rasakan yang asalnya dari pusat pada tumpukan wadah energi yang telah tersedia.

"ugh...tetap lanjutkan!!"

aku berteriak karena getaran yang perlahan luar biasa hampir memutasi pendengaran kami terhadap suara dengan tingkat hz yang standar.

"kalau begitu sekarang!!"

itu aba-aba dari norman, dengan cepat aku menekan tombolnya. Seketika energi yang menyerupai segumpal petir yang memebentuk pola energi padat perlahan terserap ke gelang yang aku kenakan. Lalu energi itu dengan cepat tersalur ke headphone yang aku pakai dan bukan main energi itu serasa menggerogoti kepalaku sampai ke titik saraf di otakku.

"AAARGHH....!!!"

aku berteriak dengan begitu keras karena rasa sakit dikepalaku. Aku sungguh kesakitan, dengan mata melotot dan air mata yang keluar begitu deras bahkan ritme jantungku menjadi cepat secara tiba-tiba serasa aliran darah memanas sampai ke otak. Aku hanya berdiri dengan melebarkan kaki sambil merasakan sakitnya dan memegangi headphone yang ada di telingaku. Teriakanku terus berlanjut...

"oi... keenan kau tidak apa-apa?
Norman cepat hentikan kita harus menghentikan percobaannya-"

ray terlihat begitu khawatir melihatku menahan rasa sakit.

"tidaaak...!! tetap lanjutkan aku bisa menahannya beberapa lama lagi!!"

aku hanya bisa mengatakan itu sambil menahan sakit.

"Sedikit lagi keenan...!!"

norman berusaha untuk menyemangatiku.
Tiba-tiba karena tekanan energi yang terlalu kuat lampu yang tadinya menyala langsung pecah seketika. Begitu juga dengan kaca jendela pada bangunan ikut pecah.

Vreme: Break The Seconds Vol. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang