Aku tidak menyalakan takdir,
Tidak juga menyakakan waktu.
Aku yakin,
takdir mempertemukan kita dengan adanya satu alasan, alasan yang belum terjawab oleh waktu yang sedang mengatur kapan saat yang tepat untuk kita tahu alasanya.
-Nada sestila-
.
Jam istirahat yang seharusnya di pakai untuk makan atau mengerjakan hal yang mereka sukai, malah dimanfaatkan oleh seorang Nada untuk duduk terdiam di kelas sendirian, dia hanya tak ingin nantinya di kantin bertemu dengan seseorang. Bukan tak ingin bertemu, hanya saja Nada sedang lelah untuk terlihat baik-baik saja saat melihatnya, ingin rasanya Nada menghapirinya dan menanyakan semua yang menjadi tanda tanya baginya.
Nada melihat ke arah pintu, lebih tepatnya ke arah lapangan yang tak jauh dari kelasnya.
Berharap dan berharap, apa hanya itu yang Nada bisa?, Nada bahkan kecewa dengan dirinya sendiri sekarang, dia seperti tak mengenali dirinya sekarang.Kursi di samping mejanya bergerak, Nada menoleh ke samping untuk melihat siapa orang yang duduk di sebelahnya, dia meletakan makanan di atas meja lalu menggesernya ke hadapan Nada.
Nada hanya memperhatikan orang yang berusaha dia hindari hari ini, Nada memperhatikan makanan di hadapanya lalu melihat ke arah Arga, orang itu.''Risa''
Nada menghelas napas kecil, bahkan satu kata itu sudah mampu menjawab kenapa Arga ada di sini. Padahal Nada sudah melarang Risa melakukan ini, dia tau niat sahabatnya itu baik, tapi Nada hanya takut satu hal.
''Seharusnya kak Arga ngak perlu repot-repot ke sini, apalagi untuk hal yang kak Arga ngak mau lakuin, jangan buat ini semakin bingung kak" dia menatap makanan di depanya sendu.Arga menatap Nada datar ''Bukan gue, tapi diri lo sendiri '' setelah mengatakan itu Arga berdiri lalu berjalan ke arah pintu keluar dari kelas dengan sangat cepat, Nada bahkan belum sempat mengartikan maksud perkataanya.
Nada melihat ke arah luar, kenapa orang itu sangat sulit untuk di gapai, dan apa benar tadi itu Arga?, setidaknya tadi Arga sudah membuat Nada berharap, harapan yang Nada kira akan terkabul hari ini tapi ternyata tidak, bolehkan Nada berharap belum terjadi bukan tidak akan terjadi?.
Arga benar-benar ada di sini tadi, setidaknya tadi tak mimpi, terbukti dari makanan yang masih ada di atas mejanya. Setidaknya adengan langkah itu terjadi lagi hari ini.Nada berdiri, dia harus ke perpus, setidaknya membaca akan sedikit menenangkan Nada nantinya. Nada melirik makanan di atas mejanya, lalu dia mengambilnya dan membawanya yah dia akan memakanya nanti, lagi pula ini kan langkah terjadi, hal yang langkah harus dimanfaatkan dengan benar.
''Mau kemana?''
Nada menghentikan langkahnya ''Mau ke perpus, Risa sama Reyhan ke mana don?'' dia menatap cowok di depanya ini yang juga sedang menatapnya.
''Di ruang osis, anak osis di suruh ngumpul dan gue jemput lo'' Doni berkata yang membuat Nada bingung.
''Sekarang?, bukanya biasanya hari rabu ya?''
Doni hanya mengedikan bahu, ''Udah jangan bacot, nanti pacar lo marah lagi '' lalu Doni menarik tangan Nada pelan.
Nada cemberut, pacar?, dia bahkan tak berani menyebutnya begitu.''Don, jangan buat gue sedih dong'' Nada memukul bahu Doni pelan. Doni menghentikan langkahnya lalu melihat ke arah Nada yang cemberut.
''Ah maaf, gue ngak maksud, nanti gue traktir deh pulang sekolah ini khusus buat lo dan Risa ngak boleh ikut''
''Oke di terima, gue bilang Risa ah'' Nada tertawa melihat ekspresi Doni sekarang, lalu di berjalan pergi meninggalkan Doni ke ruang osis.
''Nad, jangan lah'' Doni mengejar Nada yang meninggalkanya.
***
Saat sudah sampai di ruang osis bukanya masuk Nada malah berdiri di depan pintu, lalu Nada menoleh ke belakang sebentar sebelum melihat ke arah depan lagi, dia akan masuk bersama Doni saja.
Apa dia terlalu jauh meninggalkan Doni tadi?.
''Kok lo lama sih, yuk masuk'' Nada tak jadi masuk saat orang yang dia ajak bicara bukan Doni melainkan Arga.Nada melihat ke belakang, ada Doni yang baru datang.
Arga melihat Nada sebentar sebelum masuk tanpa mengatakan sepata kata pun.
Nada menghelas napas, yang langkah ngak mungkin terulang dua kali pikirnya.
''Kok lo lama sih" Nada langsung bertanya saat Doni sudah ada di hadapanya.''Gue ke toilet tadi, yuk masuk nanti ke marah lagi''
Nada mengangguk, lalu berjalan duluan di ikuti Doni di belakangnya.
Nada mengedarkan pandang untuk melihat dimana Risa duduk.
'' kalau mereka duluan di sini pasti tempat duduknya selalu di depan, ngak tau apa gue lagi malas dengar rapat '' Doni mengerutu saat sudah tau letak tempat duduknya nanti.''Kayak ngak tau Risa aja, pacarnyakan perangkat'' Nada tertawa hambar di akhir kalimatnya.
''Belum dimakan?'' Risa melirik Nada yang baru duduk di sampingnya.
Nada bahkan hampir lupa dengan makanan yang dia bawa ''Tadinya mau di makan, tapi keburu di suruh ngumpul tadi, entar dimakan deh''
''Gimana udah ada perubahan?, maaf ya Risa cuma mau bantu''
''Ngak apa-apa, gue tau maksud lo baik'' Nada hanya tersenyum melihat Risa.
Risa tersenyum, ''Bentar lagi lo akan dapat yang lo mau Nad''
Nada ingin bertanya tapi dia harus menahanya karna rapat siang ini baru dimulai
Dua orang dengan dua kata yang membingungkan.
.
Jangan lupa vote dan komen.
Kalau ada kekurang tolong kasih tau biar di perbaiki.
Makasih😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Nada
Teen FictionBagaimana peraaan kalian jika di tembak oleh orang yang sangat kalian sukai???. Bahagia atau malah sedih?? Kenyataan yang hanya mimpi,, Begitulah yang di rasakan oleh seorang Nada sestila saat cowok yang sudah lama dia sukai menembaknya secara langs...