6-Dihukum-

62 19 35
                                    

Terkadang hal yang kita pikir buruk belum tentu buruk untuk kehidupan kita kedepanya.

-Nada sestila-









.
Nada menatap Arga di depanya yang menyodorkan sapu dan serokan plastik ke arahnya.
Dia mengambilnya dengan tenang sambil melirik sekilas wajah Arga sebelum memalingkan wajah ke arah barang-barang yang baru saja dia terima.

"Ikut gue" Arga sedikit melirik Nada sebelum berjalan terlebih dahulu.

Nada yakin dia akan di bawah ke taman belakang dan menyapu daun kering di sana, Nada menghelas napas kecil, biasanya ngehukum orang eh sekarang malah dia yang dihukum.

Kehidupan memang seperti itu, tak selalu harus kita yang di atas, terkadang kita juga harus merasakan apa yang orang lain rasakan. Dihukum dengan Arga sebenarnya tidak begitu buruk buat Nada, setidaknya dia bisa melihat wajah Arga lebih lama hari ini. Nada tersenyum kecil mengetahui fakta itu.

"Cepatan jalanya" Arga berdecak kecil melihat Nada yang berjalan pelan di belakangnya.

"Iya" Nada mencibir pelan, dia sedikit mempercepat jalanya.

"Kenapa?"

Nada menatap Arga dengan alis terangkat satu, maksud perkataanya apa coba.

"Kenapa telat?" Arga mengulang pertanyaanya.

Nada mengangguk mengerti, "Kesiangan, dan terlalu lelah sama satu hal" Nada menunggu respon dari Arga, Arga hanya menganggukan kepala sebagai respon. Apa cuma segitu perbicangan mereka?, ah Nada lupa kalau dia sedang bicara dengan Arga.

Tanpa mengatakan apapun lagi mereka tetap berjalan dengan tenang menuju taman belakang.

Saat sudah sampai di taman belakang Arga langsung mencari tempat duduk yang teduh, dan dia memilih duduk di bawah pohon yang tidak jauh dari Nada yang sedang menyapu.
Nada sedikit melirik Arga yang duduk dengan tenang sambil menulis sesuatu di bukunya, ah tak ada apa adengan romatis antara dirinya dan Arga?. Misalnya Arga yang menolongnya menyapu dan berakhir saling lempar daun kering dengan tertawa bahagia. Nada menggeleng lemas, itu terlalu drama untuk kehidupanya dan Arga. Tertawa, Arga itu irit ngomong dan tersenyum pun jarang sekali.

Nada melanjutkan menyapunya, menghayal hal itu membuatnya tidak selesai nantinya.

Arga berdiri lalu melirik Nada sambil menghelas napas kecil. Saat sudah sampai di hadapan Nada, Arga langsung menyodorkan ponselnya ke hadapan Nada.
"Ini apa?" Nada bertanya.

Cowok itu hanya mengoyangkan ponselnya agar segera di ambil oleh gadis di depanya ini, Nada mengambilnya. Dia menghelas napas lelah saat melihat apa yang berusaha Arga sampaikan kepadanya.

"Kakak percaya sama semua ini?" Nada melihat Arga, dia hanya ingin tau dari sudut pandang Arga seperti apa dia menilainya.

Arga mengambil ponselnya lalu menatap Nada di depanya "Gue lihat semuanya, hanya kalah cepat" Arga memasukan ponselnya kedalam saku celananya. "Udah lanjut dulu, setelah selesai ikut gue ke kantin sekolah" Arga berbalik, kembali duduk tenang di tempatnya semulah.

Nada tersenyum senang, berarti kemarin Arga ingin membantunya?, Nada sangat senang mengetahui fakta itu, dan apa kata Arga barusan, dia mengajaknya ke kantin bersama?. Bolehkan Nada berteriak keras sekarang. Arga sudah ingin bicara banyak di depanya sekarang, apa ini awal yang baik untuk hubungan mereka?.


***


Nada menghelas napas lelah melihat kelakuan seorang cowok di depanya ini, sekarang dia sedang berada di kantin bersama Arga.

"Catat yang rapi" dia hanya menganggukan kepalanya lemah sebagai respon.
Kalau tau seperti ini lebih baik tidak usah saja dirinya di ajak ke kantin tadi.
Boro-boro di ajak makan, ditawari minum saja tidak. Tak tau kah Nada lelah, haus, lapar dan sekarang hatinya juga lelah.

Nada mengedarkan padangan ke seluruh kantin, tidak begitu ramai karena ini masih jam pelajaran, dan karena itu lah Nada berada di sini, mendata anak yang membolos saat jam pelajaran bersama seorang Arga yang dari tadi hanya fokus ke arah anak di depanya itu.

"Eh lo mau ke mana" Nada menahan anak yang ingin keluar dari kantin saat tau kalau mereka akan di hukum.

Anak itu menatap Nada tak suka, dia menepis tangan Nada yang berada di bahunya "Kelas, gue ngak bolos. Maka dari itu gue ngak mau di hukum sama lo berdua"

"Tapi lo di kantin saat jam pelajaran, berarti lo bolos" Nada tersenyum sinis ke arah anak itu.

Anak itu menatap Nada kesal.

"Diam, hukumanya juga ngak berat kok. Gue tau lo cowok yang ngak bakal lari kayak pengecut"  Nada tersenyum senang saat melihat anak di depanya ini hanya diam, walau dia menahan kesal terhadap Nada.

Nada mulai mencatat nama dan kelas anak itu, data yang akan diberikan ke ruang bk. Selain mendapatkan hukuman dari osis sesuai ketentuan sekolah, mereka juga akan dapat pengurangan poin.

"Udak kak?" Nada menghampiri Arga yang berdiri tak jauh darinya.

Cowok itu menoleh "Yang di ujung belum" Arga menunjuk anak yang berdiri di barisan paling ujung mengunakan dagu nya.

Nada mengangguk sebelum menghampiri anak yang di tunjuk Arga.

"Kurang kerjaan banget deh lo pada ngurusin ini semua"

Nada memutar bola matanya jengah melihat kelakuan cowok di depanya, ini bukan kali pertama dia melihat anak di depanya ini bolos, dan apa katanya tadi, kurang kerjaan?. Nada mendengus kesal, perkataan itu sudah puas rasanya Nada mendengarnya. "Iya, makanya diurusin"

"Oh yaah, pantesan" anak yang didepanya ini mengangguk-angukan kepalanya.
"Ternyata ini kerjaan anak osis, ngurusin hal yang ngak guna" lagi-lagi anak itu bicara hal yang tak berguna.

Nada menatap anak di depanya ini, baju keluar, tidak memakai dasi. Padahal dia sudah kelas dua belas, tak ada kah keinginan untuk merubah diri?. "Ngak gitu juga kak, ini berguna untuk bantu sekolah ngatasi anak bandel kayak kakak" Nada masih bersikap sopan di depan kakak kelasnya ini.

Cowok di depanya ini mengangguk "Apa yang sekolah kasih sama lo?"

"Maksudnya?"

"Ngak ada, jangan terlalu nurut sama apa yang guru suruh. Gue yakin lo akan nyesal saat tau hal yang gue tau"

Nada menatap aneh pada kakak kelasnya ini "Iya, bawel ah"  setelah selesai dia langsung berbalik meninggalkan kakak kelas dengan kata aneh nya itu.









..
Part terpanjang yang aku buat dari part yang lain😂
Semoga kedepanya bisa lebih panjang lagii😊 aminnn..

Jangan lupa tinggalin jejak biar aku tambah semangan nulisnya.
Makasihh.....😊😊😊

24-01-2020
Ucapin dongs. Wkwk

Not NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang