7 || eyes

1.5K 250 46
                                    

unedited sorry. maaf kalo banyak typo.

oiya maaf udah ngilang cukup lama tapi belakangan ini emang males buka socmed paling buja wattpad cuma buat baca cerita doang makasih buat yg udah ngikutin sampe sekarang. kritik saran komentar selalu di tunggu^^
kiall moment bakal cukup banyak di next chapter.

* . * . * . * . * . *

Keiko menatap layar laptopnya yang menampakkan sesosok laki-laki berambut keriting yang sedang menjulurkan lidah kearahnya dengan kesal. "Oh, Harry," Keiko memutar mata. "Ayolah, panggilkan Yuki. Ada yang harus ku bicarakan. Penting."

Harry sendiri masih sibuk memasang berbagai ekspresi aneh, tidak memperdulikan Keiko yang terlihat kesal setengah mati.

"I hate you." gumam Keiko tanpa bisa ditahan. Gadis itu sekarang melipat tangannya di depan dada, bibirnya di majukan setengah senti.

Harry terkekeh pelan, merasa puas telah membuat Keiko sebal. "Baiklah, Kei. Jangan ngambek begitu dong."

Keiko masih diam dengan bibir cemberut, membuat Harry akhirnya mengangkat tangan, menyerah. "Baiklah, baiklah. Akan ku panggilkan Yuki untukmu." ucapnya sambil tersenyum lebar.

Keiko menghembuskan nafas lega. Menatap sosok Harry dari layar laptop yang sedang berjalan keluar dari kamar, memanggilkan Yuki untuknya. Mau tidak mau Keiko tersenyum tipis.

Yuki dan Harry sekarang tinggal di London dan kuliah di salah satu Universitas yang cukup terkenal disana. Yuki mengambil jurusan yang sama dengan Keiko sedangkan Harry mengambil sesuatu yang berbau dengan seni dan musik, Keiko lupa apa namanya.

Sesekali mereka masih sering skype. Tahun lalu Yuki dan Harry bahkan datang ke Jepang untuk liburan. Keiko sih senang-senang saja dengan kedatangan mereka. Tapi Keiko tidak tahan kalau Harry mulai menggodanya karena sampai sekarang masih belum dekat dengan laki-laki mana pun.

Keiko juga telah memberitahu Yuki tentang kemampuan barunya tahun lalu. Namun mereka berdua sepakat agar tidak memberitahu Harry. Mereka tidak mau Harry ketakutan dan mengatai Keiko gila.

"Halo, Keiko." suara Yuki membuyarkan lamunan Keiko. Cepat-cepat ia memfokuskan pandangannya ke layar dan melambai pada Yuki.

"Hai, Yuki." sapanya. "Harry mana?" tanya Keiko saat ia melihat tidak ada tanda-tanda keberadaan Harry di kamar tempat Yuki berada.

"Aku bilang padanya kita mau bicara serius." balas Yuki sambil mengangkat bahu. "Dia menunggu di luar."

Keiko hanya mangut-mangut sementara Yuki menatapnya dengan pandangan menyelidik. "Nah, ada apa?"

"Aku rasa aku butuh bantuanmu." ucap Keiko sambil meringis, membuat Yuki terkekeh pelan.

"Well, jika kau butuh bantuanku pasti masalahnya besar kan?" Yuki menatapnya sambil menaikkan sebelah alis yang dibalas Keiko dengan menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

Keiko berdeham pelan lalu mulai menceritakan semuanya. Mulai dari perjumpaan pertamanya dengan arwah Azumi, pertemuan dengan Niall di halte, sampai dengan Mara yang mendatanginya di kampus siang tadi.

Keiko merasa ia mulai mengerti apa yang sebenarnya Mara bisa lakukan. Kekuatan besar yang Mara miliki sehingga ia selalu bisa mengendalikan dunianya, mendapatkan apa yang ia inginkan.

Tadi siang di kampus, mendengar nada suara Mara yang otoriter membuat tubuh Keiko melemas. Seakan-akan seluruh sel di otaknya dipaksa untuk mengikuti ucapan gadis itu. Dan Keiko hampir saja menurutinya.

Ia ingat setelah mengucapkan perintah-perintah itu, Mara mengusap punggungnya dengan lembut. Membuatnya tersadar dan sel-sel di kepalanya lebih rileks.

clairvoyant ☆彡 n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang