15. Past

1.8K 245 28
                                    

Dentingan sendok yang memutar didalam gelas terus terdengar bersamaan dengan air yang sudah melarutkan vitamin yang diletakan didalamnya.  Namun dentingan terus terdengar seakan tak ingin berhenti, tangan yang memutarnya malah ikut terhanyut seakan pikiran nya ikut memutar bersamaan dengan isi gelas itu. Memutar dan melayang entah kemana hingga tak sadar akan seseorang yang sudah berdiri dihadapannya memperhatikan. Bahkan kedua mata itu tak berkedip dengan tangan yang terus memutar sendok didalam gelas.

"Melamun?"

Telinganya seakan tuli, tak mendengar pertanyaan orang yang bahkan kehadirannya saja masih belum disadari. Rasanya jika dilihat seperti raga yang sudah kehilangan jiwanya, kosong. 

"Taehyung, berhenti melamun seperti itu" Gelas yang sedari tadi dimainkan itu telah bergeser, berpindah pada tangan yang dengan paksa merebutnya, sengaja agar Taehyung tersadar dari lamunannya. Tapi bukannya tersadar, Taehyung malah terlihat lebih tak waras lagi. Sendok yang masih berada ditangannya terus berputar bahkan saat tak ada apapun lagi disana.

"Kim Taehyung!" Nama Taehyung dikatakan dengan cukup lantang, bersama dengan gebrakan dimeja juga gelas yang kembali diletakan dimeja dengan cukup keras namun tak sampai memecahkan ny, hanya sekedar menumpahkan sebagian isinya karena berguncang . Cara itu berhasil membuat Taehyung kembali kedalam kesadarannya, walaupun sempat terlonjak kaget dengan sendok yang ikut terlempar dari genggaman tangannya.
"Kurasa dia salah mengatakan kalau kau sudah baik-baik saja. Taehyung, aku merindukanmu"

Taehyung mendongak, menatap sosok yang berdiri dihadapannya yang sudah mengganggunya saat tengah asik berkutat dengan pikirannya. Mata yang siap Taehyung tajamkan pada sosok itu berubah, tubuhnya dengan cepat berdiri dan berjalan menghampirinya sehingga tidak ada meja yang menghalangi jarak mereka lagi. Taehyung berkaca-kaca, tangannya langsung merengkuh sosok dengan rambut yang terikat dibelakang, membawanya kepelukan Taehyung.

"Apa aku terlambat untuk datang?"

Taehyung mengangguk, menjawab pertanyaan perempuan yang tengah berada dipelukannya. Bibirnya belum mengeluarkan suara apapun, hanya tangan yang semakin erat untuk memeluk.

"Aku merindukan mu Tae"

Taehyung melepaskan pelukannya, tangannya memegang kedua sisi bahu wanita yang berada didepannya.  "Aku juga. Sangat."

"Aku bersyukur kau tidak melupakanku."

"Kenapa kau baru kembali? Aku sudah menunggumu sejak lama, Yerim "

.

Taehyung dan Yerim dudah duduk bersama berhadapan, didalam cafe yang tak begitu ramai. Sengaja karena ada beberapa alasan hingga mereka tak bisa memilih tempat ramai.
"Sebenarnya kenapa Tae?"

"Bisakah berhenti memanggilku seperti itu? Siapa yang mengajarimu menjadi tidak sopan seperti itu?"

"Iya iya, Taehyung Oppa. Puas?. Jadi jawab, ada apa sebenarnya. Hoseok oppa  menghubungiku kau dalam keadaan koma. Lalu Namjoon oppa mengatakan kau baik baik saja, dan setelah beberapa hari aku kemari dan  aku menemuimu,  kau tidak koma tapi juga tidak baik-baik saja "

Taehyung menggedikan bahunya. "Nanti kuceritakan. Kau, lalu kau bagaimana? Kenapa menghilang selama ini. Aku menunggumu"

Yerim tersenyum, manis."Maaf. Kau sendiri tahu apa yang terjadi "

"Yerim, Setidaknya hubungi aku. Bagaimanapun aku juga merasabertanggung jawab atas dirimu." Taehyung menatap dengan wajah serius.

"Iya, aku tidak akan kemana-mana lagi. Aku berjanji"

"Baiklah, aku pegang janjimu. Jika sekali lagi kau pergi, aku akan merasa sangat bersalah. Lagi." Taehyung menundukan kepalanya, matanya kembali memerah namun berusaha keras agar tak menangis. Namun setidaknya, dengan kembalinya Yerim membuat dia melupakan beberapa kesedihannya.

MATRYOSHKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang