SEOLA-BONA

627 41 10
                                    

"Perkenalkan namaku Kim Bona"

Seketika suara riuh memenuhi ruangan kelas tersebut. Jangan tanya seberapa antusiasnya para murid pria disana ketika Bona memperkenalkan diri. Bona balas tersenyum canggung. Ia tak sepercaya diri itu sebenarnya, mengingat ketika di cina dulu semua teman-teman sekelasnya menjauhinya, kecuali Xuanyi tentu saja. Ketika memikirkan Xuanyi, Bona merasa kesedihannya kembali menumpuk. Ia sudah berjanji akan menunggunya dan tak pernah menyembunyikan apapun darinya, tapi apa yang bisa Bona lakukan, ia telah berulang kali mencoba menelepon, mengirimkan email dan bahkan Bona mencoba mengirimkan surat, namun semua tak ada satupun yang berhasil.

Dan sekarang dia terjebak disini. Kembali ke keluarga asalnya, menjadi bagian keluarga Jung. Tapi dirinya hanyalah Kim, seorang anak haram yang tak diinginkan siapapun. Bona sendiri bahkan tak mengerti mengapa Tuan Jung membawanya kemari, Bona dengan jelas mengingat bagaimana kakaknya mengatakan semua kebenciannya, lalu mengapa ia harus disini jika mereka bahkan tak menginginkan dirinya.

"Miss Kim"

Suara memanggil itu menyadarkan kembali Bona, Dengan kebingungan ia menatap gurunya tersebut.

"Anda bisa duduk di salah satu kursi kosong di sini" Jelas guru tersebut, seolah mengerti bahwa sejak tadi Bona tak mendengarkan. Bona mengangguk lalu berjalan sambil melihat kesekitar yang sepertinya begitu antusias ingin duduk disebelahnya. Kedua mata Bona lantas tertuju kearah seseorang yang sejak tadi hanya terlihat tertidur nyaman di mejanya. Meja paling belakang percis disebelah jendela. Tanpa ragu Bona memilih duduk disebelahnya.

Suara riuh kekecewaan seketika terdengar. Bona bersikap seolah tak peduli. Ia menghindari tatapan semua orang dengan terlihat sibuk mengambil buku dan peralatan menulisnya. Pria disebelah sama sekali tak berkutik seperti semua suara riuh itu tak menganggu tidurnya sama sekali. Bona diam-diam tersenyum senang memiliki teman sebangku seperti ini. Bagaimanapun dirinya hanyalah anak tahun pertama, bahkan anak baru. Dia tak ingin semua perhatian itu tertuju padanya, meminimalkan mencari musuh adalah pilihan terbaik, sebab sejak masuk kelas tadi, semua murid perempuan disini menatapnya dengan tatapan yang sama sekali tak bisa dibilang ramah.

Pelajaran kali ini sebenarnya membuat Bona bosan karena ini hampir seperti mengulang pelajarannya di cina, hanya saja bedanya dijelaskan dengan bahasa Korea. Dengan menahan rasa kantuknya, Bona menoleh ke arah jendela. Tepat dibawah, dilapangan utama, terdapat sekelompok siswa yang tengah bermain bola. Bona menajamkan tatapan ketika ia merasa tak asing dengan seseorang yang sejak tadi hanya menunggu disudut lapangan.

"Huh ku seperti kenal" Pikir Bona, namun akhirnya menggelengkan kepalanya merasa tak mungkin bisa kebetulan seperti ini untuk berada disatu sekolah yang sama bukan? Namun yang pasti dengan hanya memikirkan hal tersebut saja sudah membuat wajahnya merona malu. Ya siapa pula yang tak akan malu ketika sebagai seorang perempuan dengan begitu mudahnya mengatakan tampan pada pria yang bahkan baru saja ditemui selama 1 jam itu. Private menyulamnya menjadi benar-benar canggung. Tapi ada lebih dari itu yang memusingkannya,bahwa seseorang itu mengungkapkan perasaannya.

Bel istirahat terdengar dan lagi-lagi suara sorakkan terdengar, sejujurnya Bona tak habis pikir kenapa murid-murid disini sangat begitu ribut. Bona menghela napasnya bingung harus apa, ia benci makan sendiri namun apa daya dirinya belum berhasil memiliki teman. Bona menoleh kearah teman sebangkunya, ingin membangunkannya, namun terasa segan dan tentu saja tak sopan.

"Eu..."

"Jangan mencoba membangunkanku!" Teman sebangkunya itu seketika menoleh. Dengan menguap dan mengangkat tinggi kedua tangannya ia lantas menatap Bona. "Kau tau sebenarnya ku tak suka memiliki teman sebangku"

"Huh"

"Maksudku, ku harap kau segera mencari tempat duduk lain, kau mengerti?"

Seketika Bona menatap sebal terhadap teman sebangkunya tersebut. "Bukankah itu terlalu kasar untuk diucapkan?"

KliseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang