Part 3

25 6 0
                                    

Alarm dari handphone Belva berbunyi, entah mengapa dia terbangun dengan perasaan yang aneh. Waktu menunjukkan pukul 06.00, Belva segera mandi dan bersiap siap untuk berangkat ke sekolah. Sebelum nya dia membaca pesan di grup chat nya dengan kedua sahabatnya

PUTRI PUTRI KERAJAAN (3)
Hehelenana: woyy udah pada berangkat belomm? Gue mau mandi nih, nyokap gue ga ada di rumah jadi gue kesiangan
Bertttt: gue udh berangkat dan gue ga nanya apa yg lo omongin.
Me: gue baru mau otw. Ntar balik sekolah ke rumah gue ya.
Hehelenana: asik mau makan gratis nih
Me: hm

Belva pamit kepada papa dan mamanya, lalu dia berangkat ke sekolah menggunakan mobilnya. Setelah sampai di sekolah, Belva bertemu dengan Jefford.
Eh ko ganteng sih:( ga ga ga ini cuma mata gua aja yang masih ada beleknya mungkin. Tanpa sadar dia melamun dan sosok yang ada dalam lamunan nya itu sudah ada di hadapan nya, namun dia tidak sendiri. Ya Jefford tentunya sudah dengan kedua sahabatnya, Alvyn, dan Jim.

"Haiii syantikkk, selamat pagi bidadari. Wanita tersyantik di SMA Citra Bangsa ini. Apa kabar Belva?" Celoteh Alvyn, si playboy SMA itu.

"Eh pagi"
Jim menyenggol pundak Alvyn lalu "eh vyn, jan ganggu. liat deh Jefford natap Belva sampe segitunya"

"Kelas" hanya itu yang keluar dari mulut Jefford.
"Ih" kesal Belva. Nampaknya dia ingin disapa oleh Jefford. Astaga.

Bel istirahat berbunyi. Belva dan kedua teman nya pergi ke kantin Bi Sumi untuk membeli nasi goreng. Dan ternyata di sana sudah ada Jefford dan kedua teman nya juga.

"Haiii para bidadari" sapa si playboy Alvyn

"Ehhh liatttt alvyn nyapa gue" terjingkrak jingkrak Helen. "Hai" sapanya kemudian

Jefford yang mendengarnya hanya menoleh sebentar pada Belva lalu kembali menyantap nasi gorengnya. Jim hanya diam sambil memainkan ponsel miliknya.

"Eh kalian tau ga? Si Dina denger denger dia kecelakaan ya." Celetuk Alvyn sambil mengambil posisi duduk di sebelah Helen, yang pastinya Helen langsung salting. Secara dia telah menyukai Alvyn sejak kelas sebelas. "Kecelakaan?" Balas Berta

"Iya, dan kelas 12 IPA 1,2 disuruh menjenguknya pulang sekolah."

Kringgg
"Eh sebentar, maaf ganggu ya"
"Halo paa ada apa?"
"Papa ada perlu, dan mobil papa mogok, jadi papa suruh Pak Budi ke sekolah kamu untuk bawa mobil kamu ya nak"
"Tapi paa, pulang sekolah nanti aku ada urusan, temen aku kecelakaan dan har-"
"Dahh Belvaa, makasih ya."
Tuuuttttt

"Ih papa kebiasaan deh." Tidak lama benar saja Pak Budi melambaikan tangan dan terpaksa Belva menyodorkan kunci mobil nya.

Jefford dan teman teman nya meninggalkan kantin, dan tidak lupa Alvyn berpamitan kepada mereka karena akan duluan ke kelas.

"Woyy Va, lo ngeliatin Jefford ga kedip gitu, naaahhhhh mulai demen nih anak yakin" ucap Berta.
"Penasaran gue, tuh anak pendiem dan dingin gitu tetep nafas ga ya" jawab Belva sekena nya.
"Ohh emang kalo orang pendiem ga nafas ya?" Tanya Helen dengan segala ke telmi an nya.
Lalu mereka tertawa bersama, menghabiskan nasi goreng masing masing lalu kembali ke kelas.

Bel pulang sekolah.
Belva duduk di dekat parkiran sendiri, kedua teman nya sudah duluan ke rumah sakit menjenguk Dina bersama teman teman kelas yang lain. Nampaknya kelas Jefford pun sudah berangkat.

"Ehhh Jeprod, gue ikut nebeng dong. Lo mau ke rs kan? Astaga gue kira lu udah berangkat hehe. Gapapa kan ya gue nebeng"
"Hm, naik" jawab Jefford datar pada Belva sambil membuka pintu mobilnya.

"Maap ya kemaren gue marah marah, abisnya gue kesel sih. Eh lo mau denger lagu kesukaan gue ga?" Sambil Belva menyalakan mp4 di mobil Jeffrod. Dan Jefford hanya tersenyum miring mendengar dirinya dipanggil Jeprod.

Setelah pulang dari rumah sakit, Belva kembali bingung. Dia akan pulang ke rumah dengan siapa. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.49

"Ayo" ucap Jefford pada Belva.
Belva pun jingkrak jingkrak saat tau dirinya ada teman pulang.

Sambil menunjukkan arah rumahnya, Belva bertanya pada Jefford "kenapa lo dingin?"
"Engga, gue lagi gerah" jawab Jefford
"Astagaa bukan itu maksudnya, kenapa lo itu dingin dan pendiem" sambil memukul lengan Jefford
"Oh. Gue ga pendiem, gue cuma bawel sama orang yang gue kenal aja." Kalimat terpanjang yang Jefford ucapkan pada Belva.
Sampai di rumah Belva, Jefford disambut oleh mama dan papa Belva. Bahkan Jefford diajak makan malam bersama mereka.

Karena Jefford paham akan etika, maka dia menerima tawaran makan malam itu.
"Duh ganteng sekali kamu, pantes Belva bawa ke rumah" ucap mama Belva.
"Ih apasih mama" tangkis Belva. Jefford tersenyum hangat dan astaga, Belva meleleh melihatnya karena itu senyuman hangat pertama dari Jefford yang dia lihat.

"Jeff, papa Belva itu selalu bilang sama Belva kalau mau bawa laki laki ke rumah dan dikenalkan, harus yang lebih tampan dari papa nya, dan ini kali pertama dia bawa laki laki, jadi udah berapa lama kalian pacaran?" Oceh mama Belva, tanpa sadar Belva tersedak mendengarnya. Dan Jefford hanya tertawa.

"Betul nih Jeff apa kata mama Belva" sambung papa nya sambil tersenyum.
"Kita cuma temen ko ma, pa" jawab Jefford. Tapi tunggu! Ma? Pa?
"Oh temen yang latihan jadi calon ya nak? Itu buktinya manggilnya mama dan papa, tapi bagus nak, kami lebih senang dipanggil seperti itu" timpal papa
"Eh, hehe" jawab Jefford sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu setelah sedikit berbincang, Jefford pamit kepada mama papa dan Belva pastinya.

Sampai di rumah Jefford langsung masuk kamar, membersihkan badan nya lalu tidur.

Jangan lupa untuk terus baca cerita ini.

Kamis, 24 oktober 2019

Nidya Angelica

JEFFORD.D.A

JEFFORD.D.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang