Chapter 03 - Who are you?

372 58 10
                                    

.

.

.

Tema : Musim Gugur dan Kehangatan

Me : ugh, oke, let's just try

.

.

.

Wuxian mengatur barang – barang di rak supermarket. Tangannya dengan terarah menyusun barang – barang tadi. meskipun pikirannya sebagian tidak terarah ke rak – rak di sana. Dia masih Memikirkan dan bertanya – tanya siapa laki – laki yang memeluknya di festival waktu itu?

Secepat memeluknya, secepat itu juga menghilang. Setelah Wuxian bertanya 'Maaf, anda siapa?' pria itu langsung melepas pelukannya. Kedua mata emas itu menatapnya, seolah ada kesedihan di sana. Lalu tanpa permisi pergi bergitu saja. Rasanya Wuxian ingin menyumpahi orang itu, jika tidak ingat pria tadi sudah menghilang di telan kerumunan orang.

"Pria itu siapa sih sebenarnya?! Kepikiran kan"

Saat sudah tidak ada lagi barang yang harus Wuxian susun. Dia kembali ke belakang, mengambil sapu dan pel. Membersihkan lantai supermarket bersama dengan temannya yang memilik tugas sama.

Kejadiannya sudah seminggu yang lalu, tapi di pikirnya sampai sekarang. Wuxian juga tidak paham dengan dirinya sendiri, mengingat dia sudah sering bertemu dengan pria tampan sebelumnya. Apa Wuxian 'belok'? Jawabannya, dia juga tidak tau. Karena meskipun usianya sudah hampir tujuh belas tahun (iya gak salah, Wuxian masih bocah), dia belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta.

Klise, tapi nyata. Meskipun dulu dia sering mendapat pernyataan cinta dari teman sekolahnya. Wuxian sama sekali tidak paham apa itu Cinta. Teman – temannya kadang membuat bahan bercandaan, katanya saat orang jatuh cinta, tai kucing rasa coklat (ada yang pernah nyoba).

Yang jelas, Wuxian hanya merasa pernah bertemu dengan pria itu. Di mana dan kapan? Dia tidak tau, tapi, sepasang mata emas yang menatapnya sedih itu benar – benar membuat perasaannya sendiri tidak nyaman.

"Wuxian, kau sudah mengehela nafas 30 kali sejak kau masuk pagi tadi."

" Tsk, diamlah Xue Yang."

Teman kerja Wuxian hanya terkekeh, menampilkan taring kecil di sudut bibirnya. Lalu kembali membersihkan lantai. Di ikuti Wuxian masih dengan dumelan tidak jelasnya.

.

.

.

Jam istirahat makan siang di habiskan Wuxian di belakang supermarket. Memakan bekal yang di siapkan ibu panti untuknya. Pikirannya masih berputar di ingatan pertemuan anehnya dengan pria bermata emas itu. Berkali – kali berusaha mengingat di mana dirinya pernah bertemu. Sayangnya, sepanjang ingatannya tidak pernah bertemu dengan pria itu.

Tapi tubuhnya merasakan keakraban dengan pria itu. Seolah tubuhnya sudah akrab dengan semua yang ada padanya. Bau cendana lembut, hangat nafas berbau segar. Kedua tangan kekar yang merengkuh tubuhnya erat. Bahkan tubuh Wuxian sangat pas di pelukan pria asing itu.

" Aaaargh, apakah aku sudah gila? Bagaimana bisa aku memikirkan hal ini padahal aku tidak pernah bertemu dengannya. Kau sudah mulai gila Wuxian, sepertinya ibu dan Jiang Cheng benar. Istirahatmu kurang hingga otakmu geser, urgh"

Wuxian menghabiskan bekalnya dengan beringas. Kemudian kembali bekerja hingga shiftnya selesai.

Shift Wuxian akan lebih panjang jika dia sedang liburan sekolah seperti sekarang. Biasanya dia juga akan mencari pekerjaan paruh waktu lainnya saat liburan. Bukan apa, semuanya Wuxian lakukan, karena dia tidak bisa berdiam diri. Tidak melakukan apapun sama sekali seharian membuatnya merasakan perasaan aneh. Seperti kau sudah memiliki yang kau punya, tapi ada yang kurang dan entah apa.

I'll Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang