Chapter 08 - What The .....

275 34 5
                                    

.

.

.

Tema : Kegelapan Hati

Me : hoho~ this makes me excited

Warning, ada part yang sedikit nyerempet, ehe

.

.

.

Malam melantunkan lagunya, dingin merambah membekukan tulang. Mobil yang di tumpangi mereka akhirnya sampai di rumah besar keluarga Lan. Wuxian masih tertidur dengan lelap, sama sekali tidak terganggu dengan guncangan mobil. Lan Xichen melirik ekspresi adiknya dari spion dengan seulas senyum. Senang melihat binar bahagia di balik wajah datar itu.

Xichen membuka pintu mobil, berjalan ke belakang, mematung melihat Wuxian sudah berada dalam gendongan bridal sang adik. Dia hanya bisa tersenyum, melihat tingkah tidak biasa sang adik.

Tidak peduli dengan reaksi semua orang, Lan Wangji dengan santai membawa Wuxian ke kamar Wuxian. Meletakkan perlahan tubuh itu seolah akan patah jika dia menurunkannya terlalu keras. Menyelimuti tubuh ramping di hadapannya dengan lembut. Menurunkan wajahnya sedikit demi sedikit, memandangi wajah halus Wuxian. Setelah puas, sebuah ciuman di kening terbubuh.

Puas dengan semua kegiatannya,Wangji berbalik menuju pintu. Berusaha membuat sangat sedikit suara, demi tidak membangunkan Wuxian. Padahal meskipun pesawat menabrak dinding kamarnya, Wuxian tidak akan merasa terusik sedikit pun.

.

.

Wuxian bangun, mengusap wajah, turun menuju kamar mandi. Mencuci muka, menyekanya dengan handuk, memandangi wajahnya sekejap. Merasa ada sesuatu yang harusnya dia pikirkan saat bangun tadi.

Sedetik

Dua detik

Tiga detik

.... Beberapa detik

" Aku kan tertidur di mobil, siapa yang semalam memindahkanku?"

.

.

.

Terbangun dari tidurnya, Wuxian langsung bersiap mengerjakan tugasnya. Sekolah mulai dua minggu lagi, jadi Wuxian masih bisa santai. Setelah menyelesaikan semua tugasnya, dia berjalan dengan kantong baju kotor di pelukannya.

Dari arah berlawanan, Lan Xichen berjalan mendekat. Mereka saling memberi hormat. Wuxian mengingat sesuatu.

" ah, Xichen-ge, terima kasih karena memindahkanku ke kamar, pasti aku berat kan?"

Lan Xichen mengelus dagunya, " Aku tidak tau kau berat atau tidak, karena yang menggendongmu ke kamar adalah Wangji, jadi berterima kasihlah padanya."

Lan Xichen berjalan pergi, mengabaikan wajah membeku Wuxian. Tangannya meremas kantong di pelukan, merasakan degup jantungnya memacu cepat, hanya dengan membayangkan Wangji yang memindahkannya semalam.

" Berhentilah berhayal Wuxian, pekerjaanmu masih banyak"

Dia buru – buru menyelesaikan semua tugasnya, kemudian menunggu kepulangan Lan Wangji dari lari pagi. Jantung Wuxian terus berdetak tidak normal menunggu kepulangan tuannya. Dia bergerak gelisah dalam kamar Wangji. Sibuk dengan pemikirannya sendiri, hingga tidak menyadari kehadiran Wangji yang menatap pergerakan Wuxian dalam diam. Sebaris senyum tipis menghias bibir Wangji.

" A****G, SEJAK KAPAN KAU DI SANA?!"

Wuxian langsung menutup mulut dengan tangan, menyesali betapa cepat reaksi mulut dari pada otaknya. Dia menunduk dan berdiri kaku di tempat.

I'll Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang