Bogor, 10 Agustus 2018

1 0 0
                                    

Aku tertidur disaat matahari sedang berjaya
Diatas puncaknya. Lalu aku merasa seolah aku tertutup hawa yang begitu panas, Rasa panas yang mengingatkan ku akan hari-hari kelamku yang lalu. Sebuah rasa yang menjadi pertanda jika didekatku ada sesuatu yang memiliki aura negatif yang mencoba untuk mendekatiku.

Aku masih mengingat dengan jelas, dulu ketika malam hari aku bersiap untuk tidur sambil menonton tv aku mendengar suara yang cukup kencang dari arah dapur, aku menatap sekilas dan kulihat bayangan putih lalu mataku kembali beralih kearah tv sambil mengatakan dalam fikiranku "oh putih" lalu dengan sekejap aku tersadar dan kembali menatap kearah dapur dan saat itu barulah dengan jelas aku melihat seseorang berdiri dengan gaun putih panjang menjuntai, seketika tubuhku merasakan kepanasan yang tak terkira dan aku langsung menutup kedua mataku dengan membaca ayat alquran yang aku hafal dalam hati. Dengan mata terpejam aku meraba mencari remote tv berniat untuk mematikan tv hingga akhirnya aku berhasil menemukannya.

Seiring jarum jam berdentang, hawa panas itu terus saja menyelimutiku dengan erat. Aku terus memejamkan mataku dan aku tidur layaknya seperti janin dalam perut. ketika kurasakan sesuatu mencoba mendekatiku, aku terus beristighfar hingga perlahan rasa panas itu mulai berkurang dan dengan mata terpejam kembali kujulurkan tanganku untuk menggapai nenekku yang sedang tidur disebelahku. Aku terus menarik dan mengguncang tangannya hingga akhirnya dia terbangun dan mengatakan "kenapa?" Barulah saat itu aku berani membuka mataku bergeser mendekatkan tubuhku dengannya dan kukatakan "ma.. ada orang didapur pake baju putih" setelah itu dia langsung memelukku dan melantunkan bacaan ayat alquran yang begitu panjang yang bahkan aku tak bisa menghafalnya.

Setelah berlalu cukup panjang dan suhu tubuhku mulai kembali normal aku kembali membuka mata, lalu perlahan nenekku beranjak bangun dan mengambil sapu lidi sambil kukatakan untuk mengambil ponselku yang ku simpan disamping tv. Lalu aku sibuk berkutat dengan ponselku mengabaikan nenekku yang sibuk mengibaskan sapu lidi disekeliling kami.

Dan saat itu entah kenapa hanya ada satu nama yang langsung aku tuju dan aku kabarkan hal yang baru saja terjadi padaku dan tanpa disangka dia langsung membalasnya dengan berbagai omelan yang sudah terbiasa kudengar darinya.

Satu nama yang selalu aku tuju tiap kali aku merasakan sesuatu yang tak beres dan tanpa diduga entah kalian percaya atau tidak ketika aku mengatakan hal apa yang kualami dan secara mengejutkan dia selalu mengatakan pantas saja sejak tadi kepikiran tentang diriku. Kemanapun aku akan pergi, orang pertama yang aku kabari adalah dia dan pergi atau tidaknya aku tergantung ijin yang dia berikan. Meskipun terkadang aku melawan dan tak mendengarkannya, aku tau maksudnya baik untuk melarangku pergi ketempat tertentu namun aku selalu mencoba meyakinkan dirinya bahwa aku kuat, namun tabiatnya yang keras bahkan mengalahkan kerasnya sebuah batu tak pernah goyah untuk mengatakan dengan tegas kata TIDAK. Dan meskipun dia mengatakan kata tidak jangan berfikir aku akan langsung menurutinya, jika dia seperti batu maka akupun sama walau sadar atau tidak sebenarnya kami memiliki sifat keras yang sama. aku akan terus mendebatnya hingga akhirnya dia mengijinkan meskipun dengan memberikan syarat waktu pulang, untuk masalah ini aku terkadang tak ingin mendebatnya atau dia akan merubah waktu yang sudah dia berikan sebelumnya, bukan menjadi panjang tapi malah semakin mempersingkat!

Dan terkadang hal yang dia takutkan selalu terjadi, memang terkadang aku juga mengutuk diriku sendiri yang lebih memikirkan kesenangan sesaat tanpa berfikir panjang jika dengan keadaan seperti ini aku tidak bisa pergi ketempat tertentu. Sebenarnya bukannya ingin membatasi diri dan membuat hal seperti itu menjadi dinding pembatas yang harus ditakutkan, karena semua orangpun tau hal seperti itu tidak harus ditakutkan dan takut dan percaya pada tuhan jauh lebih utama dibanding hal itu.

-Yossy Lensun-

Coretan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang