3. BK

237 43 2
                                    

Setelah nama mereka dipanggil, dan akhirnya mereka benar-benar berujung di ruang BK.

"Loh, bu Vera kenapa ada di sini?" tanya Lala kaget, ketika bu Vera sedang bersedekap dada di meja BK.

"Kenapa? kamu tanya! seharusnya saya yang nanya sama kalian, kenapa kalian ga nyelesein hukuman kalian!" bu Vera benar-benar marah saat ini. Terlihat dari raut wajahnya yang kesel dan merah.

Zeo, Gebby, dan Lala tetap diam, enggan untuk menjawab.

"Jawab Zeo, kamu punya mulut kan? Gebby, Lala kenapa diem aja! ibu tanya kalian loh ini, udah diem-diem nyontek, dikasih hukuman ga di selesein, mau kalian itu apasih sebenarnya! ibu gamau tau, pokonya orang tua kalian besok harus hadir kesekolah! supaya kalian lebih diawasi dan dibimbing dirumah nanti," jelas bu Vera.

"Yah bu, ga asik ah! gini deh bu, kita janji habis ini kita gabakal nyontek lagi. Janji deh bu, tapi jangan panggil ortu ya bu, ntar Papi aku marah besar, plis bu jangan ya. Yang ada ntar, uang jajan sama fasilitas yang lain, malah diberhentiin," ucap Lala sambil masang raut wajah sedih.

"Janji, janji apaan kamu! hari ini kamu janji, besok pasti kamu ulangi lagi. Sudahla akan saya buatkan surat pemanggilan orang tua kalian buat besok," jawab bu Vera.

"Yah jangan dong bu, masalah yang dihukum tadi itu kita udah selesein kok 15 putaran, Fersya aja yang ngga liat. Kalo ga percaya tanya deh bu sama Zeo, iya kan Ze?" tanya Gebby.

"Iya," ucap Zeora singkat.

"Ibu ga percaya, kalian tetap ibu panggil orang tua buat datang ke sekolah besok. Surat ini kalian berikan ke orang tua kalian, suruh baca dan datang ke sekolah besok! paham Zeo, Gebby, Lala?" tanya bu Vera tegas.

"Iya paham bu," ucap Gebby dan Lala serentak. Sambil mengambil surat yang ada dihadapan bu Vera.

Sedangkan Zeora, dia hanya melamun. Memikirkan entah bagaimana dia mengatakan ini kepada Papa nya. Pasti Papa nya akan marah besar.

"Masalah kecil doang, sampe dipanggil orang tua. Bener-bener nih sekolah," cicit Zeora kecil.

•••

"Puas banget gue, mereka masuk BK. Lihat kan sekarang, kalo Aksa itu lebih ngebelain gue, berarti ada kemungkinan dong kalo Aksa itu suka sama gue," ucap Fersya bangga.

"Iya sih Sya, tapi kalo lo ga berjuang, lo gabakal dapet-dapet cinta nya Aksa," jelas Piandira. Sahabatnya Fersya.

"Iya bener tuh Sya kata Pia," balas Neona menyetujui.

"Bener juga kata kalian, dua tahun gue mendem rasa sama Aksa. Baru sekarang gue bener-bener ngerasain Aksa ngebela gue,"

Mereka terus berjalan menuju toilet wanita, yang berada tak jauh dari gudang kosong.

Ketika mereka asik bercerita, samar-samar dia mendengar suara cewek yang sedang mengobrol dengan dua perempuan yang tak lain adalah satu angkatan mereka. Sedangkan, satu cewek tersebut mereka belum pernah melihatnya bersekolah disini.

"Maaf, gue mau nanya, lo tau kelasnya kak Aksa gak?" tanya gadis itu kepada dua perempuan tadi.

"Oh Aksa, tau kok! kebetulan gue sama Aksa sekelas," balasnya. "Jadi, Aksa itu kelas 12 Ipa 3. Kelasnya itu ga jauh dari kantin, pokonya lo terus aja, nah habis itu belok kanan, udah deh nemu itu kelasnya Aksa,"

ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang