"Paman, bibi. Aku datang berkunjung," seru Naruto memasuki rumah keluarga Uchiha dengan santai karena dari kecil memang sudah seperti itu, seolah keluarga Uchiha adalah rumah keduanya.
"Ayo masuk Naru, masuk." ajak Mikoto ramah seperti biasa,
"Bibi, Sasuke mana?"
"Dikamar sayang, tolong panggilkan juga agar kita bisa makan bersama."
"Aku akan kesana kalau begitu,"
Dengan langkah ringan Naruto menaiki tangga.
Sudah berapa tahun dia tak kelantai dua? Tak main ke kamar Sasuke? Rasanya memang ada yang hilang saat itu
Dengan santai dia membuka pintu kamar Sasuke,
"Teme... Kata bibi ayo ma... TEME!! APA YANG KAU LAKUKAN MESUM!!"
BUGH.
Dan suara pintu ditutup kasar oleh Naruto yang kini wajahnya memerah,
Sedangkan Sasuke kini membatu dengan posisi tengah memakai celana dalamnya.
"Sayang kenapa nak?" tanya Mikoto dari lantai bawah,
Dengan cepat Naruto bergegas kelantai bawah tanpa ada niat mau masuk kamar Sasuke kembali.
•
•
"Biar aku tebak, saat Naru masuk Sasuke tengah ganti baju." tebak Itachi yang kini melihat kecanggungan diantara keduanya.
"Diamlah Aniki, lebih baik kau makan makananmu." desis Sasuke berbahaya.
"Bibi, Sasuke mesum. Tadi aku berganti baju dia malah melihatku," curhat Naruto sungguh-sungguh,
"Itu salahmu tak menutup gorden."
"Lalu saat aku masuk kamar dia tak memakai pakaian dalam,"
"Kau tak mengetuk pintu dulu."
Naruto menatap Sasuke kesal.
"Paman, Sasuke menyebalkan." ujqr Naruto mengadu pada Fugaku yang memang dari kecil dia selalu mendapat pembelaan dan dukungan dari ayah Sasuke meski dia salah.
"Selalu mencari perlidungan pada ayahku, pengadu." cemooh Sasuke,
Fugaku menggeleng dan membuang nafas, "Kalian ini sudah dewasa, kenapa sikap kalian masih seperti remaja? Dan Sasuke, jangan menjahili Naru."
Naruto menjulurkan lidah merasa menang.
"Jadi sekarang kalian satu perusahaan dan akhirnya saling bertegur sapa lagi?" tanya Shion yang sedari tadi diam memperhatikan interaksi adik iparnya besama Naruto.
Sasuke mengangguk singkat tak ingin membahas masalah sensitif itu.
"Benar Shion-nee, kami akhirnya bertegur sapa, bahkan Sasuke menyatakan cintanya dan mau menungguku membuka hati." jawab Naruto polos,
Semua mata langsung menatap Sasuke meminta penjelasan,
Jika mereka bertanya pada Naruto entah kenapa jawabannya akan kurang memuaskan.
"Ah maaf, aku mau mengangkat telepon dulu." pamit Naruto yang menjauhi ruang makan saat dirasa handphonenya bergetar.
"Kau benar-benar menyatakan cinta?" tanya Itachi serius,
"Ya."
"Dia dulu sulit move on darimu sampai bertemu pria yang akhirnya menjadi tunangannya tapi sayangnya pria itu gugur di medan perang. Dan sekarang kau menyatakan cinta bahkan menunggu cintamu dibalas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love
FanfictionCinta bertepuk sebelah tangan memang menyakitkan. Tapi dengan berada didekat orang yang kau cintai hal menyakitkan itu malah berubah menjadi hal menyenangkan. . Selalu menghabiskan waktu bersama akan menumbuhkan cinta? Apa benar? Entahlah... Tapi...