Publish ulang
Hari pertama tanpa Rudolf, Grace merasa cukup kerepotan, hampir saja dia menjadi sasaran tangan jahil penggemar saat dia melintasi tangga menuju panggung acara jumpa pers yang kebetulan diadakan di sebuah mall terbesar di Jakarta. Dia juga kerepotan mengatur jadwal dan waktunya. Ternyata mencari pengganti Rudolf tak segampang menjentikkan jari, bahkan dia harus memaksakan diri menyetir dalam keadaan lelah saat malam sudah sangat larut.
Grace berendam sejenak, merilekskan anggota tubuhnya yang lelah, sesekali memainkan gelembung sabun yang berada di permukaan air bathup. Grace mendinginkan kepalanya yang panas, hari ini dia mendapat sial bertubi-tubi saat manajernya yang cerewet menerornya karena terlambat bangun dan menghadiri acara jumpa pers.
Setelah dirasa cukup segar Grace membilas tubuhnya dan membalutkan handuk. Seiring dengan bunyi bel apartemen yang terdengar tak sabaran. Grace memakai pakaian dengan tergesa-gesa sambil mengumpat kasar siapa saja yang telah lancang bertamu tengah malam begini.
Pintu dibuka, wajah orang nomor dua yang paling menyebalkan bagi Grace itu tersenyum menang di depannya.
"Wooow, apartemen yang mirip kandang kuda." Pria kemayu itu melempar gaun yang teronggok asal di atas sofa. Beberapa sepatu yang terpisah dengan pasangannya.
Grace memutar matanya.
"Ada apa kau ke sini?" Grace memungut beberapa pakaian yang menjadi objek ejeken manajernya itu.
"Aku ingin menginap." Laki-laki setengah wanita itu melenggang santai sambil tersenyum puas. "Aku ingin memastikan kau tak ketiduran besok pagi."
"Kedatanganmu bahkan menganggu istirahatku."
"Hello!" Laki-laki cantik itu melambai."Kau tidak boleh terlambat, oke? Sekarang tidur!"
Grace bukannya mengikuti mau pria kemayu itu, tapi malah mengambil sebatang rokok dan menghisapnya rakus. Semua orang bertingkah menyebalkan hari ini.
"Oh my God! Apa ini?" Laki-laki kemayu itu langsung merampas rokok itu begitu saja, dia sangat membenci rokok apalagi jika rokok itu berada di bibir Grace, bibir mungil itu masih terikat kontrak dengan merk lipstik terkenal. Grace mendelik, lalu kemudian mengusap keningnya yang terasa sakit.
"Apa kau sudah menemukannya, Timmy?"
Laki-laki yang dipanggil Timmy itu menggeleng.
"Tidak semudah itu menemukan pengawal, Beb."
"Aku akan membayar berapa pun."
"Kriteria yang kau ajukan terlalu sulit, oh honey! Mengalahlah sedikit, apa yang membuatmu memecat pengawal yang sudah setia bersama mu, aku bahkan bisa gila menghadapi masa depan jika publik tau hubungan kalian tidak harmonis."
"Dia sudah membangkang, Tim. Kesalahannya terlalu fatal untuk dimaafkan."
"Beb, pikirkan lagi, setidaknya untuk setahun ini, kita bisa kehilangan banyak job jika kalian berpisah padahal baru menikah beberapa hari. Oh! Aku bisa mati bunuh diri jika kembali miskin." Timmy mendesah kalut.
"Yang kau pikirkan hanya uang."
"Memangnya kau tidak? Apa lagi kau sudah terbiasa hidup glamor. Ceritakan padaku! Apa yang sebenarnya terjadi, kau tak mau berterus terang."
"Dia memperkosaku, apa tindakan itu bisa dimaafkan?" Grace membuang muka.
"Kalian sudah menikah, hal itu wajar terjadi."
"Tidak untuk pemerkosaan."
"Ayolah, Beb! Bukannya kau inginkan seorang bayi, kau pikir bayi bisa jatuh dari langit, kau harus lewati prosesnya dulu. Salah satunya dengan melakukan hubungan intim."
"Percuma bicara denganmu."
Timmy mengalah. Kemudian meneliti setiap bagian tubuh yang dibalut pakaian minim itu.
"Tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuhmu."
"Ck...." Grace mendecakkan lidah kemudian masuk ke dalam kamarnya tanpa mempedulikan teriakan protes dari sang manajer.
*****
Grace mematut dirinya, memang tak ada tanda-tanda kekerasan di sana, bahkan tak ada jejak yang berarti. Grace mengakui, pemerkosaan kali ini berbeda dengan yang pernah di alaminya dulu. Saat dia dicambuk dan disiksa sehingga tubuhnya penuh luka, kemudian keperawanannya direnggut paksa tanpa ampun. Laki- laki itu bukanlah orang yang baru dikenal oleh Grace, mereka sering terlibat kerja sama di dunia modeling dan dia juga mengenal Raihan. Tapi akhirnya Grace tau, ternyata laki-laki itu punya sisi kejam yang hampir membuatnya sekarat.Setelah kejadian itu, Grace tak pernah tertarik untuk mengulanginya lagi, karena pengalaman pertama yang begitu sadis, dia bahkan sempat dirawat dua hari di rumah sakit dan mendapatkan hadiah putus dari Raihan karena kebodohannya.
Rudolf memang kasar pada awalnya, membantingnya ke ranjang sehingga tanpa sengaja kepala Grace terbentur ke dinding. Tapi setelah itu dia sedikit kebingungan, kesempatan itu digunakan Grace untuk menendang laki-laki itu. Tapi dia kalah gesit dari Rudolf, pada akhirnya dia terjebak dalam kungkungan lengan kekar itu, dan tak bisa berbuat apa-apa selain memaki dan menyerah.
Tak ada cambukan, tak ada tamparan, atau sayatan, tak ada kekerasan yang mengeluarkan darah, hanya saja, semua berlalu dengan aneh, Grace yang merasa itu adalah salah satu bentuk pemerkosaan, merasa kali ini tidak seperti yang dirasakannya dulu.
Pada akhirnya, dia tetap tak menerima semua itu terjadi.
*****
Rudolf memegang erat ke dua pergelangan tangan itu sementara Grace tak berhenti meronta. Dia mengerahkan semua kekuatannya untuk melawan kuasa laki-laki itu. Beberapa detik menunggu, Grace mengerutkan kening saat tak ada pergerakan dari Rudolf walaupun dia terpenjara di bawah laki-laki itu.
Satu yang Grace lihat, wajah bingung dan bimbang. Rudolf seperti mulai tak yakin dengan apa yang akan dilakukannya selanjutnya.
"Ada apa?" Nada Grace mencemooh, nyalinya yang tadi ciut berubah menjadi begitu percaya diri.
Sedangkan Rudolf masih menatapnya dingin dan bimbang.
"Sudah ku duga, laki-laki tak normal sepertimu tak akan tahu apa-apa jika berkaitan dengan memperlakukan wanita."
Rudolf mengetatkan rahangnya, pegangan ke kedua pergelangan tangan Grace menguat sehingga wanita itu meringis. Ingin dia menampar mulut yang selalu mencemooh dan menghinanya itu. Tapi dia bukan laki-laki pengecut.
"Ha ha ha, oh lihatlah! Haruskah kau mengikuti kursus dulu? Jangan banyak sesumbar, padahal kau bukan seorang laki-laki sejati." Grace tertawa menang tak peduli dengan wajah merah Rudolf. Demi apa pun, dia sangat kesal dengan sikap lancang dan percaya diri laki-laki itu.
Tapi tawa Grace tak berlangsung lama, mulutnya dibungkam kasar, kakinya dikunci dan tanpa diduganya dia telah melebur paksa bersama laki- laki itu. Grace ingin memaki, tapi mulutnya ditutup, ingin memukul tapi seluruh anggota tubuhnya melemah disertai rasa sakit, yang bisa Grace lakukan hanyalah menunggu semua berakhir, tapi ternyata tidak secepat itu.
Sedangkan Rudolf tak bisa lagi mengendalikan diri, wanita sombong ini perlu diberi pelajaran. Salah satunya dengan menjatuhkan harga dirinya.
Seharusnya yang pertama mendapatkan dirinya adalah wanita yang dicintai dan mencintainya, seharusnya yang terjadi penuh cinta dan kelembutan. Seharusnya bukan Grace lah wanita itu, wanita yang secara nyata menganggapnya adalah suami bayaran dan kacung rendahan.
Dia menulikan telinganya ketika Isak lirih Grace mengalun pilu di telinganya. Tapi belum, dia belum ingin mengakhirinya, dia masih ingin memberi wanita itu pelajaran.
*****
Di Karya Karsa tamat.
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahimu ( Super Model Vs Bodyguard )
Romance21++ Rudolf, pengawal setia super model Grace Anastasya. Dia terpaksa menikahi wanita patah hati itu demi menyelamatkan sang nona dari depresi. Sanggupkah Rudolf membuktikan ucapannya bahwa hidup bisa berlangsung tanpa memiliki cinta di dalamnya?