Sunday

711 136 25
                                    

"Sesi talk talk talk akan segera berakhir hari ini. Siapa ya, yang bakalan menjadi penelpon terakhir?"

"Oh, sudah ada rupanya!"

"Halo! Dengan siapa, di mana?"

"Halo, Nuna."

"Oh, Anak Ayam! Apa kabarmu?"

"Ba—baik."

"Kamu terdengar kurang sehat. Apa harimu baik?"

"Iya, aku hanya sedang gugup."

"Kenapa? Kamu mau menembak Miranda Kerr, ya?"

"Bukan."

"Jadi?"

"Aku ingin menceritakan sesuatu."

"Tentu, silahkan."

"Nuna dan para pendengar lainnya dengarkan baik-baik ya.

Jadi aku ini seorang penulis novel fiksi. Belakangan ini aku terkena writersblock. Aku mengurung diri kamar berhari-hari agar mendapat ide. Ternyata tidak bisa. Aku akhirnya memutuskan untuk mendengarkan radio ini. Wah, ternyata ada sesi talk talk talk yang bisa membuatku sedikit terhibur.

Suara Nuna juga enak di dengar dan lagu yang diputar semuanya cocok di telingaku. Jadi aku ketagihan dengan Rabbit Radio dan mendengarkannya setiap hari.

Terimakasih, Nuna. Berkatmu, aku juga jadi dapat ide."

"Astaga, aku sampai terharu. Mataku juga berkaca-kaca. Sama-sama, Anak Ayam. Aku yakin kamu pasti bisa menyelesaikan novelmu."

"Hehe, iya. Dan, Nuna. Hari ini aku ingin menyatakan perasaanku kepada gadis yang aku sukai."

"Sepertinya kamu punya banyak gadis yang kau suka."

"Tidak, dia yang aku suka semenjak hari Selasa. Si suara radio."

"Hm? Oh, yang kamu bilang suka suaranya?"

"Ternyata dia tetanggaku, Nuna. Keren kan!"

"Ya ampun! Dunia ini sempit sekali!"

"Benar! Dan namanya Bae Irene!"

"Oh, eh, tunggu, apa?"

"Hai, Irene. Ini aku Oh Sehun, tetanggamu."

"Hah? Bagaimana bisa? Kamu kan Anak Ayam?"

"Aku suka kamu! Hari ini requestnya temui aku di cafe seberang apartemen ya!"

"Hei, tunggu!"

"Jangan bawa boneka anak ayamnya ke mana-mana. Kamu begitu menyukai hadiahku, ya?"

Irene bisa merasakan kedua pipinya kini memanas. Lalu, hei! Ada apa dengan jantungnya?!

E N D

RadioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang