Part 22

1.3K 212 56
                                    

Taehyung tidak tidur malam itu. ia terlalu banyak berpikir. Banyak hal berkecamuk. Berjam-jam ia membuka mata tapi pada akhirnya pertanyaan Hoseok tidak bisa di jawabnya.

Taehyung melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 04.30 pagi, Taehyung masih belum yakin dengan jawaban yang akan ia utarakan. Ia dengan kecepatan kilat memutuskan untuk pergi ke kantor.




Taehyung belum tahu apa yang akan ia katakan ketika nanti bertatap muka dengan Hoseok. Bagaimana jika dia ditanya dan dituntut? Mungkin tidak akan ada kata yang keluar dari mulutnya. Memang mungkin sebaiknya dia menghindar untuk sementara waktu hingga hatinya mantap.










“Taehyung-ssi, permisi. Saya membawa beberapa berkas yang semalam bapak minta”
Kata Tn.Shin dengan beberapa lembar kertas ditangannya.


Taehyung tidak membutuhkan waktu banyak untuk menyingkirkan berkas ditangannya untuk di gantikan dengan lembar kertas yang ada pada tangan asistennya itu.
Matanya menjelajahi satu persatu kata pada lembar itu, bahkan Gambar yang tertera tidak terlewatkan mata Taehyung untuk ditelaah dan diteliti.





Hanyalah dering telepon yang berisik yang membuatnya kini mengalihkan pandangannya dari lembar itu pada telepon itu.





“ya hyung” jawabnya pelan pada si penelepon

“oh ya, kau benar. Aku agak sedikit melupakan hal itu akhir-akhir ini”

“mari bertemu di restaurant seperti biasa”

“uhm. Okay. See you then”











Taehyung menatap jam tangannya, ada sedikit rasa khawatir terlintas. Hoseok tidak menelepon. Meski Taehyung belum yakin dengan jawabannya, harapnya Hoseok tetap bertanya padanya. Tapi tidak ada.


Taehyung sudah pergi sejak pagi tadi, Taehyung tidak yakin apakah Hosoek sudah bangun. Taehyung harap Hoseok bertanya lagi padanya atau setidaknya hanya berbicara padanya biar hanya satu kata.




















Taehyung menatap Minseok yang kini berlari menggila masuk kedalam mobil dan menududukkan bokongnya di kursi sebelahnya.

“Bagaimana harimu tuan besar?” tanya Taehyung sembari membantu anak manis itu dengan seat belt nya.

Minseok tersenyum lebar
“Luar biasa, aku bisa melipat kertas origami menjadi kapal dengan menutup mata!” teriak Minseok bahagia


Taehyung ikut terseyum dan mengelus kepala Minseok dengan lembut.







“kita langsung ke eomma Baek yah?”

“Kenapa?” tanya Minseok “Kenapa kita tidak pulang dulu? Kenapa aku tidak mengganti baju dulu? Kenapa ibu Minseok tidak ikut? Kenapa hanya kita berdua? Mana ibu Minseok?” tanya Minseok tidak sabaran.


Ini berbeda dari sebelumnya. Minseok tidak yakin dengan perubahan ini. Biasanya jika mereka mengunjungi Baekhyun, harus ada Hoseok. Selama Hoseok tidak ada, mereka tidak mengunjungi Baekhyun. Lalu Kenapa kali ini mereka pergi tanpa Hoseok? Kenapa juga Minseok harus bertemu dengan Baekhyun? Minseok tidak apa-apa jika tidak pergi.



Taehyung belum menjawab namun dengan pasti Minseok kembali melanjutkan.


“Kalau ibuku tidak ikut, aku juga tidak mau ikut”

“Minseok eomma Baek itu ibumu” kata Taehyung cepat.






Minseok menatap ganas Taehyung dengan tangan kecilnya ia memutar stasiun radio yang sedang memutarkan lagu, ia menaikkan suara lagu tersebut dengan keras. Seakan tidak mendegar kalimat yang baru saja diucapkan sang ayah.


발견 - DiscoveryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang