masa kecil bag 1

13 1 0
                                    

Someone POV

Aku manusia iya bukan? Aku punya jiwa juga ragakan? Tapi kenapa yang aku rasakan hampa? Hampa tanpa jiwa! Hatiku kosong! Seolah ragaku ini adalah orang lain! Dan jiwaku entah berpergian kemana! Jiwaku seolah bisa melihat tubuhku sendiri! Entahlah yang ku tahu, Aku manusia! namun tak merasa seperti manusia, aku hidup namun seperti mati.

Yang kurasa pada tubuhku adalah rasa lelah tiada tawa apalagi bahagia. Aku bahkan lupa rasa bagaimana tertawa! Aku tersenyum dan tertawa dengan teman-teman ku namun aku tak tahu rasanya, hambar, kosong, sepi ah entahlah. Yang Aku rasakan ketika tersenyum hanyalah aku menarik sudut bibirku keatas sedikit atau menampilkan gigi rapiku saja! Apa itu yang disebut senyum? dan tertawa? Yang ku tahu aku hanya menyuarakan suara tanpa ada rasa juga! Bagaimana rasanya? Mungkin bagiku itu semua hanya formalitas! Menghormati saat orang bicara ataupun perkataan yang mereka sebut bercanda! Entahlah aku bahkan ragu tentang yang mereka sebut bercanda! Bercanda itu kenapa? Apa yang lucu dari becanda? Kenapa kalian tertawa? kenapa? Kenapa aku tak tahu? Kenapa? Kenapa yang ku tahu hanya luka? Kenapa yang ku tahu hanya capek?

Capek banget Rabb, sungguh aku nggak bohong! Aku cuma mau istirahat ya istirahat yang membuatku tak merasa sakit lagi. Istirahat yang membuat hatiku tentram, istirahat yang ketika aku bangun aku mendapati senyummu ya Rabb. Pelukan hangat dan sambutanmu , dengan nabimu dan malikat-malaikatmu senyum indah dan merekah menyambut kedatanganku dengan pelukan dan berkata selamat. Dengan mengantarkan aku ke tempat yang indah yang tiada dusta! Tempat yang indah, bukan hanya indah yang menyakitkan! Bukan pula indah yang membuatku lupa! Lupa akan engkau, lupa tentang segalanya.

Sungguh Rabb aku lelah. Kenapa ketika ku terbangun dari istirahat yang ku dapati keindahan namun berisi kemunafikan? Berfoya-foya, bersombong ria? Capek itu kata yang kutahu saat ini Rabb dan aku ingin sekali kembali!

Someone POV end

Flashback

Seorang anak Kini terlihat senang dan gembira. Sesekali kaki itu meloncat-loncat bahagia dan tak kenal lelah. Kaki-kaki mungil itu bergerak lincah kesana kemari saat mendapatkan berita gembira.

"Adek hari ini masuk sekolah TK lho" kata sang bunda sambil tersenyum.

"Wua beneyan Bun, tk itu apa bun?" Tanya antusias dari mulut mungilnya saat mendengar kabar dan kata-kata asing yang menarik perhatiannya. Kini tubuh mungil itu berhenti sepenuhnya. Duduk diatas tanah yang saat ini menjadi alas rumahnya itu. IYa, ia hanyalah sosok kecil sederhana dari desa yang bisa dibilang pelosok. Rumahnya pun bisa dikatakan bukanlah rumah namun gubuk tua, Dan jika dibandingkan dengan rumah-rumah disekitarnya, rumahnya ini bak menghalangi pemandangan! Tentu saja! Bandingan rumah di desa itu rata-rata bertembokkan beton dan paling minim seng, sangat terbalik jika dibandingkan dengan gubuk tua yang berdindingkan anyaman bambu dan bergenteng tanah liat yang terlihat usang dan lapuk itu. Namun, ia sekeluarga mencintai gubuk mungilnya ini. Baginya yang kecil ini, gubuknya itu bak istana! Woa hebat sekali, bagaimana bisa berdiri dan nggak panas ya Bun. Itu adalah pertanyaan pertamanya saat bisa berbicara lancar walaupun sedikit cadel, takjub dan Bangga atas istana mungil yang melindunginya dari terik matahari dan ganasnya hujan. Apa yang diharapkan dari sosoknya yang mungil ini? Baginya sesuatu yang kecil itu sangatlah luar biasa, ia tak banyak berharap yang macam-macam. Harapannya sederhana, sebagaimana sosoknya yang mungil itu

"TK itu kaya sekolahnya mbak ayu itu" jelas bunda mencoba membuat perumpamaan agar si mungil paham, sambil mengelus rambut si bungsu lembut

"Woa seperti cekolahnya mbak ayu, berarti banyak temenya ya Bun?" Tanya antusias si kecil dengan binar senang dan semangat dari matanya.

"Hu.um nanti disana adek akan dapat temen yang banyak banget
, Trus juga disana ada mainan banyak banget. Adek bisa main-main sepuasnya" terang bunda sambil merentangkan tangan saat mengatakan banyak, seakan memang apa yang ada disana itu begitu luar biasa untuk diceritakan pada si kecil

aku ada namun tak adaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang