Coffee (PG-13)

81 2 5
                                    

Hari ini Sho jalani seperti biasa. Berangkat kerja pagi ke kantor lalu pulang pukul 5 sore. Namun, dia melihat sesuatu yang baru. Sebuah salon yang ada di daerah itu ditutup dan pindah ke tempat yang tidak terlalu jauh dari situ. Dan dia melihat ada pekerjaan konstruksi di dalam ruko kecil itu.

Sebulan kemudian, sebuah kafe kecil telah berdiri di ruko itu. Sho pun memutuskan untuk mengunjungi kafe itu.Tempatnya cukup kecil namun nyaman. Hanya ada 4 pasang meja dan kursi dan 1 meja kursi bar. Kafenya bernuansa putih dengan furnitur kayu membawa kesan rumahan yang tenang. Jendela yang mengarah ke arah jalan dan dikelilingi oleh tumbuhan membuatnya tampak segar. Suasana kafe yang cukup sepi membuat kesan tenang dan nyaman.

"Anu, permisi." Sho lalu masuk. "Selamat datang! Mau pesan apa?" Sambut seorang barista. Orangnya sangatlah ramah dan ceria. Tubuhnya cukup tinggi dan ramping. Rambutnya sedikit berantakan namun keren dengan warna coklat terang. Pakaiannya santai tetapi stylish dan matching dengan celemek hitam yang dipakainya. Senyumannya yang manis dan matanya yang berbinar-binar melelehkan hati Sho.

"Satu americano dan lemon cake." Sho mulai memesan makanan.
"Haikk! Silahkan ditunggu ya!"
Sho duduk di bangku yang dekat dengan jendela dan melihat ke arah luar. "Ini americano dan lemon cakenya. Selamat menikmati!" Barista itu lalu kembali ke tempatnya. Sho memakan lemon cake itu dan dia sangat menikmatinya.
Umai! Aku tidak menyangka ada lemon cake seenak ini. Sho memakan lemon cake itu sembari memejamkan matanya menikmati rasa baru yang menjadi rasa favoritnya.

Sejak saat itu, setiap hari Sho selalu datang ke kafe itu. Dan ia juga mulai berbincang-bincang dengan si barista, Masaki Aiba. Bila kafe sepi mereka akan terus mengobrol hingga lupa waktu. Tak hanya itu, Sho selalu menghabiskan waktunya di kafe itu. Bahkan, terkadang saat makan siang ia akan rela jauh-jauh dari kantor pergi ke kafe itu hanya untuk bertemu dengan Aiba.

Makin lama mereka makin dekat dan sepertinya mereka tidak sadar ada sesuatu yang tumbuh di antara mereka.

Pranggg

Secangkir americano jatuh dan tumpah di pakaian Sho. Aiba yang menjatuhkan americano itu panik dan segera membersihkan kekacauan yang ia buat. Saat mengelap pakaian Sho tanpa sengaja tangannya menyentuh daerah sensitif Sho. "Ehh, maaf! Aku sedang blank yaampun!" Aiba meminta maaf dan menutup wajahnya yang memerah dengan tangannya. Wajah Sho juga memerah tetapi ia tetap berusaha stay cool. "Gapapa kok! Emangnya kamu kenapa kok akhir-akhir ini suka melamun?" Tanya Sho ketika Aiba sudah tenang. "Mmm... Gatau... Akhir-akhir ini aku sedang memikirkan sesuatu" Jawab Aiba.

Sebenarnya aku memikirkan seseorang sih. Batin Aiba.

"Ooo, tapi lain kali hati-hati ya!" Sho lalu tersenyum dan menepuk-nepuk kepala Aiba.

Yaampun aku ngapain

Astaga, aku dipegang!!!!

Kedekatan mereka semakin berkembang. Misalnya, Sho mulai sering menggoda Aiba. Aiba juga mulai sering mencubit pipi Sho. Ketika bersama-sama mereka akan merasakan jantung mereka berdetak dengan cepat. Pipi mereka memerah.

Kapankah mereka akan menyadari perasaan mereka?

Hari ini seperti biasa Sho akan berkunjung ke kafe. Tetapi kali ini dia menunggu sampai waktu kafe tutup. Dan, ketika kafe tutup ia mengajak Aiba berbicara berdua serius.... "Anu... Aku mau tanya. Aku suka pada seseorang. Kita sangat dekat, tapi aku takut jika aku mengungkapkan perasaanku dia akan menjauhiku. Aku harus bagaimana Ma-chan?" Tanya Sho memelas. Ah, dia suka pada orang lain ya? Eh, tapi kenapa aku malah sakit begini??? Batin Aiba. "Sebaiknya kamu mencoba untuk mengakui perasaanmu saja dulu! Lebih baik coba saja dulu. Semangat Sho-chan!" Jawab Aiba.

"Aku suka kamu!" Ucap Sho dengan cepat sembari menatap Aiba dengan lembut dan malu-malu. "Bukan ke aku Sho-chan! Tapi ke orang yang kamu suka. Haha, imut banget deh." Aiba masih terkejut dan tidak sadar akan situasinya. "Orang yang aku suka adalah kamu Masaki Aiba!"
Tak butuh waktu lama untuk Aiba dan ia hanya mengangguk dan memberi kecupan pada bibir Sho. Sho membalas kecupan itu dan mencium Aiba dengan pelan dan lembut.

Sejak saat itu mereka selalu bersama-sama menjalin kisah cinta bersama yang bermula dari sebuah kafe kecil yang kini telah bertumbuh menjadi kafe besar yang terkenal. Dan mereka terus saling mendukung dan mengerti satu sama lain hingga kini Sho sudah menjadi seorang direktur di perusahaannya.

Yeyy up lagi!!! Kali ini ceritanya terinspirasi dari cafe kecil deket rumahku yang baru buka. Aku barusan aja ke sana kemaren siang :D Latte nya enak! Anyway, ceritanya agak jelek buat diriku... Yamaap baru pertama kali bikin PG... Akutu gatel tau ga pengen nambahin NC tapi pasti ntar dimarahin jadi yawdah deh :'>

XOXO

Kumpulan One-shot Sakuraiba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang