Just a Kiss (PG-13)

40 2 5
                                    

"Masaki, di sebelah rumah ada tetangga baru pindah dari Tokyo. Sana samperin, gih!" Teriak ibu Masaki dari dapur. "Ahhh, tapi ma.... Animenya baru aja mulai.... Nanti sore aja ya, Ma! Sekalian bawa Miki-chan jalan~" Ibu Masaki hanya bisa melempar spatula yang tadi dipakai mengenai kepala Masaki. "Anime teross! Makanya temen cuman ama si Kazu doang." Adik Masaki-Yusuke- datang mengompori. "GATAU AH MASAKI NGAMBEK" Masaki kembali ke kamar mengabaikan ejekan adiknya itu dan membaca komik hingga tertidur.

Sore harinya setelah dilempar sandal oleh ibunya. Masaki pun pergi mengajak jalan-jalan anjingnya Miki-chan sembari membawa rantang berisi makanan sebagai ucapan selamat datang. Masaki melihat rumah itu. Papan nama Sakurai terpampang jelas di depan. Rumah itu cukup besar dan indah, pemiliknya pasti orang kaya. Masaki memasuki halaman rumah itu. Kebun kecilnya terawat dengan baik, sepertinya pemilik sebelumnya suka berkebun. Masaki lalu mengetuk pintu rumah itu, "Permisi, paket eh." Karena tidak ada yang keluar dia ketuk-ketuk lagi "Permisiiii" Pintu itu akhirnya terbuka dan memperlihatkan sosok seorang pemuda seusia Masaki. "Bisa ga sih ga ganggu orang?! Emangnya kamu gatau ada sebuah teknologi yang bernama bel?! Dan kamu juga siapa?!?!" Teriak pemuda itu dengan wajahnya yang sedang marah. "Wowowow santai dong! Kan aku cuman mau nganterin baranggg!!!" Masaki balas teriak. Karena terjadi kekacauan seorang wanita paruh baya keluar dari rumah itu dan menyapa Masaki. "Permisi, ada apa ya kok ribut-ribut?" Masaki spontan tersenyum dan menjawab "Ah, saya Aiba Masaki dari rumah sebelah mau mengucapkan selamat datang pada tante. Ini ada hadiah sedikit dari keluarga saya." Masaki memberikan rantang tadi. "Wahhh Terima kasih ya! Maaf ya tadi anak tante yang bukain pintu namanya Sho. Anaknya memang agak nakal." Masaki hanya tersenyum lalu pamit untuk kembali.

Ternyata dia namanya Sho....

Keluarga Aiba sedang menyiapkan makan malam mereka ketika bel rumah mereka berbunyi. "Yusuke, bukain pintunya sana!" Masaki memerintah adiknya. "Gamauuu aku lagi bantuin mama!!!" Dan pada akhirnya Masaki membukakan pintu. "Ya, ada perlu a--" Ternyata Sho yang datang. "Aku hanya ingin mengembalikan ini. Dan juga aku disuruh minta maaf soal yang tadi." Sho lalu memberikan rantang tadi dan segera pergi. "Chotto matte Sho-kun!!" Masaki mengejar Sho dan menarik lengannya. Langit senja saat itu sangatlah indah dan membuat Masaki memperhatikan lebih dekat sosok Sakurai Sho. Tubuhnya atletis dengan pundak yang sedikit sloppy tapi lucu. Wajahnya sangat tampan dengan jawline yang terpahat dengan indah. Mata gelap dan bibir penuh berwarna merah yang menggoda. Rambut hitamnya yang acak-acakan. "Apa lagi?" Tanya Sho, Masaki sadar dari lamunannya. "Ah, aku sudah memaafkanmu! Bagaimana kalau kita mengulang kembali perkenalan kita? Aku Aiba Masaki, salam kenal!" Masaki mengulurkan tangannya dan tersenyum lebar. "Aku Sakurai Sho. " Sho menjabat tangan Masaki. Mereka berdua lalu kembali ke rumah masing-masing. Dan, sepertinya seseorang telah jatuh cinta.

Apa-apaan dengan sikapnya yang peduli itu! Mata hazelnya yang bulat seperti anak anjing. Tatapannya... Bibirnya yang imut. Arrggghhhh SHO! SADAR DIA COWOK!!!!
Malam itu Sho tidak bisa tidur tenang begitu juga Masaki. Karena mereka berdua sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Hari-hari berlalu, musim berganti, tapi ada perasaan yang tak pernah berubah dan terus bertumbuh. Sho dan Masaki semakin dekat dengan satu sama lain. Sho ternyata juga pindah ke sekolah yang sama dengan Masaki jadi mereka sering berangkat dan pulang sekolah bersama. Belajar bersama atau mungkin lebih tepatnya Sho mengajar Masaki. Pergi berkendara keliling kota dengan mobil milik Sho. Dan bermain-main di pantai saat musim panas.

Hari itu mereka belajar bersama di kamar Masaki karena mereka harus bersiap untuk ujian masuk universitas. Walaupun masih lama seperti biasa Sho berambisi besar.
"Nee, Sho-chan.... Kamu inget besok hari apa?" Masaki berhenti menulis dan bertanya pada Sho dengan memasang muka penuh harapan. Karena sebenarnya besok adalah hari ulang tahunnya dan ia ingin sekali merayakannya dengan Sho. "Besok tuh malam Natal. Udah ah ayo sini kerjain lagi!" Sho menjawab pertanyaan Masaki dan mendekat ke Masaki untuk menunjukkan mana yang harus dikerjakan Masaki. Masaki mem-pout-kan bibirnya dengan imut dan enggan mengerjakan tugasnya. Sho menjauh dan melihat wajah Masaki baik-baik membuat pipi Masaki memerah dan Sho hanya tertawa melihat ekspresi Masaki.

"Masaki, otanjoubi omedetou!" Ucap Sho begitu Masaki membuka pintu rumahnya. Sho kelihatan sedikit berdandan dan membawa sebuah kotak hadiah. "Tumben, kamu bangun pagi. Sho-chan jahat! Aku kira kamu lupa!!!" Masaki mengambil kotak itu dan Sho hanya tertawa. "Nee, Masaki ayo ikut aku!" Sho menarik tangan Masaki. "Aku belom mandi tauu!!! Kamu sih ngapain dateng pagi-pagi!" Masaki mengomel dan pergi masuk untuk mandi meninggalkan Sho sendirian di luar menunggu dirinya.

"Sho-chan, ayo berangkat!" Sho tersadar dari lamunannya dan mendapati Masaki sudah berdandan rapi. "Uhn, ikou!" Dan seharian itu Sho membawa Masaki berjalan-jalan keliling kota. Makan pancake, jalan di taman, berkeliling kota melihat toko-toko, makan kue hangat, minum hot choco. Dan mereka sampai pada destinasi mereka di pantai. Sho memakirkan mobilnya di tempat yang dapat melihat laut dan pantai dengan jelas. Sebagian dari pantai tertutup salju dan tentu saja tempat itu sepi. Siapa yang akan datang ke pantai di musim dingin, yang benar saja. "Lautnya bagus...sunset yang cantik." Masaki membuka mulutnya dan melihat ke arah laut menikmati keindahannya dari dalam mobil. "Dirimu lebih cantik Masaki." Ucap Sho pelan dan rendah. Masaki menatap Sho dan tanpa berpikir panjang Masaki mencium Sho. Tubuh Masaki sangat dekat bahkan Sho dapat mencium aroma parfum stroberi. Sho membalas ciuman Masaki dan mengulum bibir Masaki. Ciuman mereka sangatlah manis, polos, dan murni. Sho menggigit bibir Masaki membuat Masaki membuka mulutnya dan membiarkan lidah Sho menjelajahi mulutnya. Ciuman mereka semakin panas dan penuh dengan gairah. Ciuman mereka terhenti ketika mereka mengambil napas. Mereka menatap satu sama lain. "Kau pake parfum yang kubelikan ya?" Tanya Sho berusaha mencairkan suasana. "Baka! Aku kan cowok kok kamu beliin parfum cewek sih?! Tapi harumnya enak..." Protes Masaki dan Sho tertawa akan reaksinya itu. "Tuh kan! Soalnya kamu cocok pake harum kayak gitu! Daripada kamu bau bakmi kek biasanya haha!" Sho terus tertawa tapi tawanya terhenti ketika Masaki menatapnya dengan matanya yang bulat itu. "Sho-chan... Apa kita sekarang sudah... Pacaran?" Tanya Masaki dengan polos dan suaranya yang sangat pelan dan malu-malu. "Uhn.... Sebenarnya.. Aku ingin kuliah di Tokyo....." Sho menjawab Masaki dengan sedih. "Kita akan berpisah?! Dame dayo Sho-chan! Sho-chan jangan pergi!!" Mata Masaki mulai berkaca-kaca dan akhirnya menitikkan air mata. Sho menatap Masaki dan tersenyum sambil menghapus air mata Masaki. "Masaki, ikut aku ke Tokyo ya.... Itu kado ulang tahunmu."

Kumpulan One-shot Sakuraiba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang