Tak Jua Didengar

21 1 0
                                    

"Rey berhenti" Aliya yang menghentikan Mobil Rey dan..
Reyhan pun menghentikan Mobilnya, kemudian menatap dalam Aliya.
Aliya hening tanpa kata terjebak dalam tatapan yang nyaman penuh makna.

Tik tik tik.. turun dari langit sedikit demi sedikit membasahi Mobil Rey, petir mulai menyambar membuat Aliya terkejut dan sontak memeluk Rey.... Dan Rey membalas pelukan Aliya dengan bisikan lembut mengena di telinga Aliya "Gausah takut Al ada aku disini"

Aliya yang tersadar langsung melepas kasar pelukan Reyhan.
"Gue nggak takut kok cuma gue tadi kaget aja, oh iya btw ini udah sampe didepan rumah gue makasih ya buat ajakan hari ini gue turun dulu" Kata Aliya..

Sebelum turun Aliya sempat terhenti oleh tarikan tangan Reyhan yang mencegahnya
"Kenapa lagi Rey gue mau turun capek nih?" Tanya Aliya
"Al diluar hujan mending kamu pake jaket aku sama payung yang di jok belakang itu, Aku nggak mau kamu sakit nanti nya" Ucap Reyhan dengan halus
"Gausah deket kok" Dengus kesal Aliya
"Al nurut dong kali ini" bujuk halus Reyhan
"Hemm iya" Ucap Aliya akhirnya mengiyakan Rey
"Nah gitu dong kan manis :)" Gurau Reyhan

Tanpa jawaban Aliya pun keluar dengan payung dan jaket Reyhan.
Setelah memastikan Aliya sampe dirumah dengan selamat Reyhan pergi menancapkan gas mobilnya dengan kecepatan rata" membelah kemacetan yang ada dengan penuh kesabaran..

Sesampainya dirumah Aliya disambut dengan suasana tidak nyaman seperti yang selama ini ada, bagi Aliya rumah adalah neraka karena keluarga Aliya memang tak seindah keluarga Anindya Putri Sajuwa atau biasa dipanggil Ana sahabat Aliya.

Hanya ada keributan yang selalu Aliya dengar. Bahkan seperti biasanya Aliya langsung masuk kekamar tanpa sapaan kedua orang tua nya. Aliya sosok yang cuek dan sangat malas dengan keributan, bagi Aliya orang mau dekat dengannya ataupun tidak itu bukanlah sebuah masalah. Sebab disini Aliya menyadari posisinya yang belum bisa keluar dari zona broken home.

Hanya ada kebingungan yang menyelimuti pikiran Aliya yang memaksa nya harus tetap tersenyum diluar walau dalam keadaan sulit.

Keluh kesah dipikiran Aliya yang membuat Aliya capek dengan segala perasaan dan keadaan yang tak jua didengar oleh satu orang pun termasuk Ana sahabatnya sendiri.

Anindya Putri Sajuwa (ANA)  sahabat Aliya yang memiliki sikap bertolak belakang dengan nya.
Ana sosok sahabat yang baik dan selalu sabar menghadapi sikap labil Aliya....

"Ding ding ding" dering hp dari ponsel Aliya yang menunjukkan sebuah pesan dari seseorang yang tak asing baginya...









Kembali lagi aku ingetin dengan pantun ya guys
Ada badut seperti Abang salih
Badutnya milik Mpok Roen
Ceritanya tambah seru nih
Ayok vote and komen

Upload hari libur ya teman" karena penulis juga masih sekolah dan sebentar lagi menghadapi UN mohon doanya supaya tetap bersemangat melakukan hobi dan kewajiban.
Thanks for all :)

TENTANG DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang