Story 1:Angel dan Anton,bagian 1

1.8K 49 5
                                    

Siang itu

Hujan begitu deras,langit di tutupi awan gelap. Rumah yang tak layak huni berdiri tegak di sebuah perkampungan kumuh. Rumah ini hanya terbuat dari papan tipis yang atapnya sudah lapuk oleh lumut hijau.

Hanya ada satu pintu tanpa kamar dalam ruangan berukuran 4x6 meter persegi. Sebuah jendela sederhana dengan kaca telah pecah tertutup oleh koran bekas. Sebuah kasur dengan seprei kusut yang warnanya sudah pudar, ditaruh begitu saja di lantai.

Atap rumah yang bocor membuat rintikan air yang jatuh ke atas lantai. Seorang laki-laki kurus berusia 9 tahu tampak bergerak cepat menaruh sebuah panci agar lantai rumahnya tidak becek. Di sampingnya, seorang gadis kecil berambut lurus sebahu duduk di kasur dengan wajah penuh kebingungan. Angel, si gadis cilik berusia 6 tahun itu, terus memegangi perutnya yang lapar. Matanya yang bulat dan jernih mengikuti gerakan Anton, sang kakak yang masih sibuk mencari benda lain untuk menampung air bocoran dari atap genteng rumah mereka.

"Kakak... ayah dan bunda kapan pulang? Adik lapar banget." "Sabar ya,Dik... ayah dan ibu sedang kerja, nanti juga pulang. Kamu lapar banget ya?" "Sudah dua hari ayah dam ibu belum pulang," keluh Angel. Suaranya muali bergetar menahan tangis.
Anton kini mengalihkan perhatiannya pada termos di sudut ruangan yang di sebut dapur oleh ibu mereka. Ia membuka tutup termos dan melongokkan kepalanya sedikit, berharap masih ada nasi tersisa di dalam sana. Belum sempat melihat isinya,Angel berkata,"sudah sejak pagi termos itu kosong."

Sang kakak memastikan isinya dan memang kosong. Sejak kemarin nasi di termos ini telah habis. Keduanya memakan nasi itu terakhir tadi malam dengan garam. Anton lalu memeriksa sebuah ember yang tersimpan di bawah lemari kayu yang pintunya tak lagi bisa menutup. Tak ada beras di sana. Raut mukanya yang tirus menunjukkan kekecewaan, sama seperti adiknya yang kini mengekor di belakang Anton sambil tetap memegangi perut yang melilit. Sudah seharian mereka tidak pulang sejak dua hari lalu, meninggalkan sang kakak untuk menjaga sang adik.

"Sabar ya,Adik... Kalau hujannya sudah reda nanti kakak cariin makanan."

"Adik nggak mau makan nasi sama garam lagi..."

Sang kakak tersenyum, tangannya membelai kepada Angel dengan penuh kehangatan.

"Lalu adik mau makan apa?"

"Adik mau makan ayam goreng."

"Cuman itu saja,nggak mau yang lain? Nanti kalau ayah dan ibu pulang, mereka bakal bawa banyak ayam di tambah ikan lele sama sambelnya yang enak loh."

"Adik mau! Mau juga ditambah sama tahu, Kak. Bilangin sama ayah dan bunda ya...," Kata Angel penuh manja dengan suaranya yang masih sedikit cadel.

"Iya Adik tahan deh. Kakak janji ya, abis hujan reda kasih Adik ayam goreng." "Iya, iya...janji."

Anton hanya bisa berharap Angel tidak kecewa. Ia sadar betul kalau sepeser pun uang ia tidak punya untuk membeli apa yang adiknya mau. Uang yang diberikan ayahnya menjelang pergi telah habis sejak kemarin untuk membeli beras, yang itu pun dimakan dengan perlahan. Bocah berambut jingkrak ini sama sekali tidak tahu apa yang sedang dilakukan ayah dan ibunya. Mereka hanya berpesan pada Anton untuk menjaga sang adik karena mereka hendak pergi ke kota lain untuk menemui seseorang.

Kenyataanya, orangtua kedua anak kecil yang tak tahu apapun tentang kehidupan orang dewasa ini, pergi ke kota lain untuk mencari pinjaman uang pada kerabat mereka. Orangtua Anton dan Angel sedang terlilit utang dari kreditur preman di perkampungan. Bunganya kini jauh melebihi jumlah pinjaman awal mereka.

Hujan mulai reda tiba-tiba Angel berteriak.

"Kak, hujannya udah reda Ayo beli makanan... adik lapar..."

Sang kakak terdiam, ia sadar ia tidak bisa menepati janji membeli ayam goreng untuk makan siang mereka. Anton kebingungan, dan tiba-tiba terdengar suara pintu rumah diketuk.

"Itu ayah dan ibu pulang!"

Mereka berdua sungguh bersemangat kerena ketukan itu pertanda kedua orang tua mereka telah kembali. Adik berteriak gembira menyebut nama ayah dan ibu mereka. Dengan antusias, mereka membuka pintu untuk menyambut kedua orangtuanya. 

Sampai sini dulu ya lanjutannya ada di bagian kedua...
Jangan lupa di vote ya... dan
Jangan lupa follow
:Rakha2410

SURAT KECIL UNTUK TUHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang