Anton berlari sejauh 2 km menuju rumah. Dengan penuh keringat tangisan sang adik di balik pintu. Ia membuka pintu dan mendapati Angel tengah di pukul Paman Marcus. Pamannya melihat Anton bingung.
"Sedang apa kamu di sini? Kenapa tidak bantu bibi kamu?"
"Kakak...," teriak sang adik
"Jangan pukul adik saya!" Seru Anton.
"Bocah kurang ajar. Kamu berani teriaki saya? Sudah bagus saya pungut dari jalanan." Paman Marcus kemudian mengayunkan sapunya untuk memukul Anton, yang reflek menggunakan kedua tangannya sebagai pelindung. Angel berteriak, menangis meminta Paman untuk berhenti memukul kakaknya. Mereka berpelukan setelah mendapatkan pukulan dari sang paman. Anton pun menyadari apa yang terjadi pada adiknya selama ia pergi, penderitaan yang dijalani tanpa sepengetahuannya. Rasa sakit yang dialami sang adik juga ia alami. Tapi ia hanya bisa bertahan, menahan rasa sakit sembari memikirkan apa yang harus ia lakukan.
Bibi Feli pulang dengan kebingungan ketika melihat rumahnya penuh tangis. Ia sadar suaminya telah melakukan tindakan yang tidak layak pada kedua satu-satunya keponakannya. Ia merasa menyesal, tapi tak bisa berbuat apa-apa selain diam. Di hadapan ketiganya, Paman Marcus mengancam dengan penuh amarah.
"Yang berkuasa si rumah ini adalah saya, rumah ini punya saya. Kalau kalian tidak senang, silakan keluar."
Anton dam Angel berpelukan dengan penuh ketakutan dam wajah memar. Mereka masuk ke kamar dan mengunci diri.
Sementara paman masih melampiskan amarahnya pada Bibi. Angel memegang luka kakaknya, ada darah segar di sudut bibirnya yang terkena hantaman sapu Paman.
"Kakak nggak apa-apa?"
"Nggak apa-apa. Adik sering dipukul paman selama kakak pergi ya?"
Adik terdiam.
"Maafkan Adik tidak berani cerita. Adik cuma tidak ingin dipukul paman juga. Jadi Adik bertahan saja."
"Paman kenapa sekejam itu pada kamu."
"Kata paman, Adik nakal..."
"Kakak tahu kamu tidak nakal. Paman hanya mabuk dan melakukan itu karena mabuk. Kakak janji ini hari terakhir dia melakukan semua ini."
"Lalu kita harus bagaimana?"
"Kita pergi saja dari rumah ini."
"Kemana?"
"Nanti kakak pikirkan. Sekarang adik tidur dulu biar nanti malam kita pergi diam-diam."
Keduanya pun membuat rencana untuk melarikan diri dari rumah Bibi. Bibi Feli memperlakukan mereka dengan baik, tapi Paman Marcus melakukan hal yang tidak baik. Bila setiap hari keduanya mendapatkan perlakuan yang sama, maka umur mereka tidak akan lama. Anton pun merencanakan pelarian mereka dengan penuh hati-hati. Ia masih menyimpan tabungan hasil bekerja sebagai kuli panggul di pasar dan ia akan gunakan uang itu sebagai bekal pelarian nanti.
Ini lah akhir dari Story 1:Angel dan Anton. Lanjutannya ada di Story 2:Tentang pelarian.
Jangan lupa di vote ya... dan
Follow
:Rakha2410
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT KECIL UNTUK TUHAN
Historia CortaAnton dan Angel menjadi yatim piatu karena kecelakaan yang membuat orang tua mereka meninggal. Sejak saat itu mereka di rawat oleh Om Rudy yang kemudian menjadikan mereka pengamen di lampu merah. Dengan iming-iming mencarikan orang tua asuh, kedua k...