Angel dan Anton akhirnya tiba di jakarta, berjalan dari sudut jalanan kota menuju rumah yang telah lama di tinggalkan. Dengan penuh gembira, mereka melangkahkan kaki untuk kembali kerumah berdinding papan tipis yang sudah sangat mereka kenali. Tapi ketika langkah semakin dekat, meraka terkejut.
Tak ada lagi rumah-rumah kecil berderet berhimpitan di sana. Tak ada rumah papan tipis dengan jendela tertutup koran yang meraka rindukan. Semuanya telah rata dengan tanah. Sebuah papan pengumuman besar tertancap denagn angkuh di tengah lahan penuh puing itu. Tulisan yang di cetak besar dan tebal disana menjelaskan semuanya.
TANAH INI MILIK NEGARA, DILARANG MEMBANGUN RUMAH TANPA IZIN ATAU AKAN DIPIDANAKAN.
Anton dam Angel berhenti melangkah, melihat reruntuhan bangunan di setiap sudut yang ada. Kini mereka benar-benar tak memiliki tempat untuk tinggal ataupun berteduh.
"Rumah kita kenapa kak? Kok gak ada?"
"Rumah kita telah digusur. Ayah dan Ibu membangun rumah di tanah pemerintah."
"Lalu kita akan tinggal di mana?"
"Kakak akan cari tahu. Adik yang sabar, ya."
Angel pun menangis, ia tak rela rumahnya hilang begitu saja.
"Angel nggak mau...Angel mau di rumah. Angel maunya di rumah!" Teriak Angel sambil menangis.
"Angel jangan nangis... Angel bilang apa sama kakak? Angel nggak mau manja. Ingat?"
"Tapi Angel mau rumah kita, Kak. Angel nggak mau di rumah Bibi lagi. Angel mau di rumah kita."
"Kakak tahu. Kakak tak akan membawa kita kembali ke rumah Bibi."
"Lalu kita mau kemana?" Tanya Angel polos. Tangisannya mulai mereda, digantikan rasa bingung.
Sama seperti adiknya, Anton pun sebenarnya tidak tahu mereka harus ke mana. Ia tak ingin menunjukkan kebingungannya pada sang adik. Anton akhirnya menarik tangan Angel dan pergi meninggalkan sejarah rumah kecil meraka yang telah rata menjadi tanah.
Dengan air mata yang masih berjatuhan, Angel mengikuti langkah kakaknya. Kesedihan dan kesedihan meraka lalui bersamaan dengan hujan yang turun. Memang tempat mereka tinggal adalah kampung kumuh yang di bangun di atas rawa yang ditimbun tanah sehingga menjadi perumahan ilegal.
Mereka berdua duduk termerung di bawah kolong jalan layang yang tak jauh dari sana, dengan hujan semakin lebat. Kedinginan dan kelaparan mulai menerpa. Tak ada lagi uang yang tersisa untuk membeli makanan. Keduanya hanya bisa saling berpelukan agar terasa hangat.
Ketenangan mereka terusik ketika mendadak seseorang pria denagn tongkat di tangan untuk menopang langkahnya, mendekat.
"Kalian adik-adik kecil, kenapa di sini?" Suaranya sedikit serak dan kasar, tapi terdengar cukup ramah.
Angel dan Anton terdiam tak menjawab.
Akhirnya Angel membuka mulut. "Rumah Angel barusan digusur,"katanya polos.
"Kami tidak punya tempat tinggal, rumah om ada di sekitar sana. Mau mampir untuk berteduh?"
"Tidak om, makasih. Kami di sini aja," jawab Anton hati-hati.
"Tak usah takut. Om ini orang baik. Di rumah ada anak-anak juga yang selalu om tolong. Kalau kalian tidak percaya, kalian bisa ikut om untuk lihat."
Angel kemudian bertanya kepada om itu.
"Om, di rumah ada makanan? Angel lapar."
"Nama kamu Angel?"
"Iya Om."
"Angel mau makan apa? Biar om siapkan?"
"Angel pengen makan ayam goreng." Kemudian om itu mengeluarkan uang dari dompetnya.
"Om ada uang. Kebetulan om juga mau makan ayam goreng. Kita makan di warung itu saja, tak jauh dari sini.
Ayo?"
Angel tergoda ajakan itu, tapi Anton melarangnya.
"Angel kamu lupa kata ibu? Kita tidak boleh pergi sama orang asing? Kalau kamu kenapa-kenapa bagaimana ?"
"Om orang baik. Mau ajak Angel makan walaupun tidak kenal kita. Sedangkan paman yang kita kenal begitu jahat. Apa bedanya,kak"
Lalu om itu berkata,"Kakak kamu namanya siapa, Angel?"
"Kak Anton..."
"Baiklah kak Anton. Kita kan cuma makan saja. Kalau kalian keberatan untuk ikut pulang tak masalah. Kita bisa makan saja. Kasihan adik mau kelaparan, kamu tega?"
"Mari ikut om. Warungnya tak jauh dari sini, kok."
Om itu kemudian menawarkan tangannya untuk Angel yang disambut gadis cilik ini dengan penuh suka cita.
Sampai di sini dulu ya... lanjutannya ada di bagain ketiga dari story 2:tentang pelarian
Jangan lupa di vote ya... dan
Follow
:Rakha2410
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT KECIL UNTUK TUHAN
ContoAnton dan Angel menjadi yatim piatu karena kecelakaan yang membuat orang tua mereka meninggal. Sejak saat itu mereka di rawat oleh Om Rudy yang kemudian menjadikan mereka pengamen di lampu merah. Dengan iming-iming mencarikan orang tua asuh, kedua k...