Malam minggu awal bulan, saat anak lainnya pergi untuk berjalan bersama teman atau pacaran ke tempat-tempat bagus, Park Jimin malah menghabiskan malam akhir pekannya untuk bekerja. Maklum saja, ia anak miskin sejak lahir sudah hidup di panti asuhan karena orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil
Sejak berusia 12 tahun ia sudah mulai bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri, bekerja bersama seorang nenek baik hati yang dipanggilnya ibu di kedai kecil yang diberi nama Rumah Makan Nenek
Menyediakan berbagai makanan tradisional khas Korea, pelanggannya lumayan banyak saat sore hingga malam hari membuat Jimin juga harus extra melayani pelanggan yang rata-rata sudah tua seumuran dengan ibu
"Jimin-ah, ini gajimu bulan ini ya. Ibu sudah tambahkan bonus, pergilah bermain bersama teman-teman ya" ibu memberi Jimin sebuah amplop coklat yang lumayan tebal
"Tapi belum waktunya tutup bu, Jimin akan bantu ibu saja. Lagian teman Jimin tidak suka keluar malam" bohong, sejak kapan seorang Park Jimin punya teman?
"Kita tutup cepat saja, pokoknya Jimin harus pergi bersama teman-teman ya?" Ibu kembali tersenyum, senyum tulus yang sangat Jimin sukai
"Terima kasih ibu" Jimin memeluk ibu erat "besok Jimin akan lebih rajin lagi bekerja"
Jimin menyandang tas-nya, keluar dari Rumah Makan Nenek setelah sebelumnya pamit terlebih dahulu pada ibu yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri
Menyusuri jalan menuju flat miliknya yang sudah ditinggalinya selama lebih dari 3 tahun sambil menendang batu kecil-kecil yang ditemuinya di sepanjang jalan
"Jalan-jalan dengan teman ya?" Ulang Jimin sambil melihat kiri dan kanan "apakah angin termasuk temanku?" Tanyanya pada dirinya sendiri
Jimin berhenti saat melihat seorang pemuda tergeletak di tengah jalan dan dari arah belakang ada sebuah mobil box yang melaju dengan kecepatan sedang
Tanpa pikir panjang ia segera berlari ke tengah jalan, merentangkan tangannya ke arah mobil. Suara klakson terdengar nyaring namun Jimin hiraukan walaupun ia tetap berharap mobil itu akan berhenti melaju. Jimin memejamkan matanya dan memikirkan kemungkinan apa saja yang akan terjadi jika dirinya juga ditabrak oleh mobil di depan sana
"Hey anak muda, kalau mau mati lebih baik kau menenggelamkan diri di sungai han!"
Ternyata mobil itu sudah berhenti tepat beberapa centi dari tubuh Jimin, Jimin dapat mendengar dengan jelas umpatan yang dilayangkan oleh si supir kepada dirinya. Meminta maaf dengan cepat, selanjutnya Jimin memapah pemuda itu dan membawanya ke trotoar dan menyandarkannya pada salah satu tiang lampu jalan
Jimin dapat mendengar dengan jelas desisan kesakitan yang dikeluarkan oleh pemuda yang baru saja diselamatkan olehnya ini
Jika dilihat dengan jelas dibawah sinar lampu jalan yang temaram, wajah pemuda yang kira-kira seumuran dengannya ini penuh dengan bekas lebam biru kehijauan dan beberapa terdapat luka yang berdarah jangan lupakan sudur bibirnya yang robek dan juga mengeluarkan darah
Jimin mengeluarkan kotak P3K yang selalu dibawanya kemanapun, karena ya dirinya kurang lebih sama dengan pemuda ini. Sering mendapatkan luka, sayangnya Jimin tidak sampai separah ini
Menuangkan alkohol pada kapas, kemudian mulai membersihkan luka yang ada. Desisan kesakitan terdengar namun pria di depannya ini tetap menutup mata dan tidak menolak kala Jimin mengobati lukanya
"Sudah selesai" Jimin kembali memasukkan kotak P3K ke dalam tas miliknya "kau mau aku bantu untuk pulang?" Tanya Jimin kembali
Tidak ada jawaban pemuda itu sepertinya tertidur, Jimin ingin pergi tapi enggan meninggalkan pemuda ini sendirian. Jadilah ia kembali duduk dan tidak melakukan apapun
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Love that Goodboy[Vmin]
Short StoryJimin anak miskin kelas XI-1 korban bully yang berhasil membuat Taehyung si berandal sekolah bertekuk lutut padanya Vmin! V Dom! Jim Bot! Book 2 dari Sleep w/ that badboy Highest rank no #1 Vmin