Kamis pagi Reina dan Fani berangkat sekolah mengendarai motor matic milik Fani. Mereka memasuki kelas lalu duduk dikursi masing-masing.
"Fan, jam pertama TKM gue mau duduk tengah deh."ujar Reina lalu berlarih duduk ditengah yang kebetulan sebelah kirinya kursi kosong.
"Eh Rein gue tetep disini ya"ujar Fani tetap duduk ditempatnya dibarisan belakang.
Bel sudah berbunyi siswa yang masih diluar kelas berbondong-bondong memasuki kelas. Reina terduduk lemas sembari membaca materi yang nantinya akan diajar dikelas. Dengan memainkan bolpoin mekanik miliknya.
Seseorang melewati sebelah kiri Reina lalu duduk dikursi yang kosong tersebut.
Tanpa Reina sadari bahwa seseorang itu adalah David."Eh Rein, lo udah belajar materi bab selanjutnya belum?"
Sebenarnya Reina terkejut namun ia berusaha maksimal menyembunyikannya dengan bersikap dingin dan acuh.
"Belum,"jawab Reina singkat tanpa melihat kearah David.
"Mumpung gue udah jelas, sini gue ajarin" ujar David menggeser kursinya disamping Reina.
"Ngapain? Balik sana"suruh Reina mencoba dingin walau sebenarnya ia tak bisa dan tak suka melakukannya pada David. (?)
"Sebelum Bu Ratna kesini, gue ajarin dikit biar lo agak keisi otaknya"ujar David mencoba membaca catatan Reina.
"Gausah, gue bisa sendiri"jawab Reina memalingkan wajah.
"Nih, rumus yang lo tulis ni salah. Pangkatnya taruh diatas, bentuknya kecil aja. Jangan ditulis disampingnya"jelas David sembari menghapus cacatan yang salah menggunakan tipe-x
"Ya"jawab Reina singkat.
Reina bergerak tak nyaman ditempatnya. Ia menahan napasnya ketika kepala David mendekat kearahnya.
"Lo udah jelas nih?"tanya David menatap Reina.
"Udah udah,"jawab Reina mengerutkan keningnya dan tatapan matanya yang kesana kemari.
"Rein,"
Reina melirik David yang sedang menatapnya
"Apaan?"
"Lo kenapa kemaren?"tanya David pelan dan halus
"Emangnya gue kenapa?"seperti mencoba nelupakan hari kemaren Reina mulai acuh.
"Gue gak enak sama lo karena lo pulang sendiri kemaren, gue minta ma-"ucapan David terpotong ketika Gean membawa buku catatannya pada Reina.
"Rein, nih catetan yang kemaren belum sempet lo salin."ujar Gean.
Reina anggap Gean menolongnya dari pertanyaan David.
"Masih pusing hm?"tanya Gean sembari mengecek suhu tubuh Reina lewat dahi Reina.
Reina hanya menatap Gean mencoba menyalurkan sebuah pertanyaan dibatinnya seperti 'apa-apaan nih bang?'
"Lah, Rein sakit?"tanya David bingung.
"Kemaren gue bawa dia kedokter soalnya demam,"jelas Gean menatap Reina tanpa menimbulkan wajah kebohongan disana.
"Lo kemaren gak kekelas karena sakit Rein, kok lo gak bilang?"tanya David dengan nada cemas.
"Reina sakit karena kehujanan, dia gak tahan dingin."jelas Gean dengan suara datarnya.
"Rein, sorry ini pasti karena lo pulang dari apartemen gue sendiri, kan gue udah-"
"Gak usah sekolah, gue anter pulang"ucap Gean tiba-tiba menyeret tangan Reina untuk berdiri.
"Eh lo apa-apaan sih An? Gue lagi ngomong sama Rein, ngapain lo maen bawa dia pulang? Lagian dia udah kesekolah"emosi David sembari berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollably Boyfriend
RomansaSemenjak hujan disore itu, Rein mempunyai rasa kepada David Vandrio sebagai teman akran kakaknya,Gean Sandi. David menerima rasa Reina, dan mereka menjalani hubungan perselingkuhan dari Cantika selaku pacar pertama David Vandrio. Simak ceritanya la...