"Itu hadiah, lo bawel terus dari tadi sih" ujar Alsa seakan tanpa dosa.
Sebelum Rasya sadar akan perbuatan apa yang barusan Alsa lakukan padanya. Alsa segera menaruh tubuh Rasya di ranjang dengan perlahan.
"Gue pulang dulu Na..." ujar Alsa berbisik di telinga Rasya.
Hingga Alsa keluar, Rasya hanya Terdiam di atas kasurnya, memegangi dadanya yang berdegup dengan menggila.
***
"Lo kemana aja kemaren!?" Sentak Jaenal.
"Madol jam pelajaran terakhir. pelajaran pak Firman woi... PAK FIRMAN!!!" imbuh Jono.
Wajar jika kedua sahabat Alsa itu khawatir, sebab guru mereka pak Firman, seorang perjaka tua berkepala licin berkumis tebal yang kalau sudah marah marah melebihi mamah dedeh yang gak dapat duit arisan Rt.
"Gue kemaren di gebukin ama si Gharin" jelas Alsa sambil menyeruput es tehnya santai.
"Mana kok gak keliatan?" tanya Jono curiga, curiga Alsa hanya membual.
"Gue tutupin pake make up lah" ujarnya lantas melemparkan wink kepada Jaenal.
Jaenal yang melihat itu bergidik ngeri, lantas pindah duduk di sebelah Jono lantaran takut mendapatkan ciuman dari Alsa seperti tempo hari.
Alsa yang melihat itu hanya terkekeh ringan, sebab dapat menebak ketakutan di wajah Jaenal prihal dirinya.
Tapi Alsa jadi mengingat perlakuannya semalam, saat ia mencium Rasya. Itu sungguh di luar kehendaknya, dan ia yakin itu juga bukan perintah dari otaknya yang cerdas.
Entahlah, Alsa melihat Rasya sangat errr---... Menggemaskan malam itu.
Brakkkkkk!!!!
"Sini lo ikut gue!" Rasya langsung menarik tangan Alsa.
Berjalan dengan langkah lebar lebar menuju tempat yang tak terjamah guru, lorong loker.
"Apaan sih" Alsa menarik paksa tangannya ketika sampai di tempat sepi itu.
"Gausah sok lupa lo njing!" kini Rasya berada di puncak amarahnya, mengingat kejadian semalam.
Alsa yang awalnya menunjukan ekspresi takut dan tersakiti oleh perbuatan Rasya merubah mimik wajahnya menjadi menyeringai nakal.
"Want's again babe?" Wajah Rasya semakin merah padam.
Rasya mencengkeram kerah kemeja Alsa, seperti kerah kemejanya yang di cengekeram Gharin kemarin, tapi Alsa yang kali ini berbeda.
Tak ada raut takut layaknya seorang perempuan, tak ada tubuh gemetaran layaknya anak kucing yang kedinginan.
Tidak ada.
Seperti bukan Alsa, namun matanya masih sama, Cokelat Hazel.
Tatapan Alsa seperti, mendamba, entahlah, ia menjadi lebih dominan di sini berbanding terbalik dengan keadaan tadi saat Rasya menyeret Alsa ke lorong yang di penuhi loker ini.
Bukannya berusaha melepaskan cengkraman tangan Rasya yang menguat di lehernya, Alsa malah menaruh kedua tangannya di pinggang Rasya.
Tentu Rasya terkejut dan langsung berusaha menendang Alsa sekuat tenaga.
Entah, dapat darimana kekuatan Alsa, ia malah mendorong tubuh Rasya membentur tembok.
"I repeat one's more babe..." Alsa berbicara dengan jarak 1 jengkal dari wajah Rasya, bahkan hidung mereka saja hampir bersentuhan.
![](https://img.wattpad.com/cover/195363622-288-k210531.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
T. O. M. B. O. Y
Teen FictionDia Rasyanda Chandra Kirana, gadis tomboy berprilaku urakan bagaikan anak laki laki. Nongkrong, tawuran, merokok, balapan liar dan segala hal yang membuat guru bahkan teman temannya menggelengkan kepala, membenci semua pelajaran kecuali pelajaran ol...