- Enam -

4K 419 8
                                    

- HAPPY READING -


Uhukk uhukk ...

Sasuke tersedak makanannya hingga batuk keras, yang membuat Hinata langsung mengambilkan segelas air dan menyerahkan pada suaminya.
Mereka sedang makan malam, dan Hinata mengatakan jika dirinya sedang hamil dengan usia kandungan sekitar 3 minggu.

Sasuke menegak airnya dengan tandas, meletakkan alat makannya dan menatap pada Hinata yang nampak cuek dan melanjutkan acara makannya.

"Apa ini bercanda ?"

Pertanyaan dengan ekspresi bodoh yang langsung membuat mood Hinata jatuh seketika.
Meletakkan sendoknya dalam bantingan keras, pelipisnya berkedut dengan bayangan empat sudut siku-siku muncul.

"Apa kau tidak senang ? Apa kau tidak mau istrimu hamil ? Jahatnya.!"

Hinata berteriak dalam sekali hembusan napas, sorot matanya nampak tajam saat ia akhirnya bangun dari tempatnya dan menjauh dari meja makan.

Sasuke tidak ubahnya seorang idiot sekarang, masih termenung dengan ekspresi bodoh dan senyum lebar yang nampak konyol.
Lelaki itu sepertinya kemasukan sesuatu, hingga wajah sumringah itu akhrinya muncul saat ia sudah berhasil menyadarkan dirinya sendiri.

"Aku akan menjadi ayah ? Aku seorang ayah ?" Tatapan kagum dalam sorot matanya yang hangat, lengkungan dibibirnya bahkan belum menghilang.

Beranjak menyusul Hinata yang beberapa menit lalu membanting pintu kamar, ada begitu banyak hal yang membuatnya tidak bisa berkata-kata saat ini.
Melihat istrinya yang tengah meringkuk diranjang dengan sebuah buku tebal dalam tangannya, membuat Sasuke tidak pernah bisa menebak tentang apa yang ada dipikiran istrinya.
Meski Hinata bisa dengan mudah dibaca, ada kalanya ia juga merasa kesulitan karena tidak tau apa yang sedang dipikirkan istrinya.

Merangkak ke ranjang, tangannya mendekap erat pada perut Hinata yang masih rata, telapak tangannya mengusap lembut disana, menyadari jika jantungnya berdetak terlalu tidak normal tiap kali mengingat jika didalam sana ada anaknya.
Hinata tersentak pelan, sebelum akhirnya tenang dan menikmati sentuhan hangat dari suaminya.
Emosinya tidak bisa dikendalikan dengan baik, Hinata bahkan merasa menyesal karena telah membentak Sasuke hari ini.

"Hinata, kau tau bagaimana perasaanku saat kau mengatakan hamil ?"

Menyamankan diri dengan membuat Hinata berbalik dan berhadapan dengannya.
Mengusap wajah cantik istrinya yang terlihat semakin cantik setiap harinya, menikmati kehangatan menyenangkan ini.

Menggeleng pelan, "Tidak. Bagaimana perasaanmu ?" Tanyanya dengan suara berbisik.

Helaan napas yang terdengar berat, Sasuke terlihat kesulitan untuk mengatakan sesuatu, hingga lelaki itu membuat ekspresi meringis diwajahnya.

"Rasanya sangat aneh. Sentuh dadaku ," Meraih tangan Hinata dan meletakkan didadanya, tepat dijantungnya.
Hinata tersenyum dengan wajah merona, menyadari debaran menggila yang tidak biasa dari seorang Uchiha Sasuke.

"Aku bahkan tidak tau harus menyebutnya apa. Rasanya perasaan itu memakanku mentah-mentah, membuatku berdebar dan rasanya seperti naik roller coaster tercepat didunia."

Sasuke mengakhiri dialognya dengan senyum miringnya yang terlihat usil, membuat Hinata tertawa mengenai bagaimana Sasuke yang mendiskripsikan perasaannya sendiri.
Ini adalah reaksi tak terduga yang diterimanya, karena jujur saja, Hinata tidak pernah berharap banyak pada suaminya.
Ia bahkan berpikir jika Sasuke hanya akan mengatakan sesuatu seperti, begitu ? Dengan ekspresi datar.
Tapu ternyata, semua melebihi ekspektasinya.

Some DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang