- Sembilan -

3.4K 345 11
                                    

- HAPPY READING -

Kabar penyerangan itu menyebar sampai kesudut desa, menimbulkan banyak desas desus dan rumor yang menyebar dengan sangat cepat.
Mengenai kebangkitan Akatsuki dan semacamnya.
Tapi hokage bergerak cepat, membuat pengumuman jika ini tidak ada hubungannya dengan akatsuki ataupun organisasi sejenisnya.
Sebagian anggota akatsuki yang tersisa sudah tobat, Yahiko Pein sudah lenyap dengan Konan yang menjadi penjaga abadi abu yang ditaburkan.
Jadi, kabar kebangkitan akatsuki adalah hoaks, tidak benar adanya.

Hyuuga Hiashi mengamuk pada Sasuke, termasuk Hanabi yang dengan senang hati melayangkan tendangan maut pada kakak iparnya, yang tentu saja langsung dihentikan Naruto dan Sakura.

Hinata sudah membaik, dan dokter Tsunade memberinya beberapa vitamin untuk mengatasi shock kehamilan dan memperkuat sistem imunnya.
Bahkan Hiashi membuat keputusan menghebohkan saat itu, dimana Hinata harus tinggal bersama dirumah Hyuuga untuk sementara waktu, sampai otak penyerangan itu berhasil ditangkap.
Tidak ada jaminan hal semacam itu tidak akan terjadi lagi.

Perang batin itu sudah memperkeruh suasana hatinya yang sedang sangat sensitif.
Hinata tidak mau, menolak jauh dari suaminya, tapi ia juga khawatir tentang anaknya.
Sasuke juga menerima usul dari Hiashi, karena ia akan mulai sibuk untuk mengejar siapa yang dalang dibalik penyerangan itu.

Dan meskipun Hinata dilindungi para anbu atau susanoo, bukan berarti istri dan anaknya aman.
Meskipun berat, Hyuuga Hiashi memamh benar.
Dan Hinata harus tinggal dirumah Hyuuga sampai semuanya berhasil diamankan lagi.

"Anata, apa aku harus tinggal dirumah ayah ? Apa aku benar-benar harus melakukannya ?"

Hinata masih saja keberatan debgan keputusan itu, merengek dengan tatapan anak anjing kelaparan yang berharap mendapat sedikit makanan dari majikannya.
Meski sudah membicarakannya baik-baik, tetap saja Hinata tidak bisa menerima dengan baik.

"Kau harus melakukannya, sayang. Ini demi kalian juga."

Menyentuh ujung helaian rambut basah Hinata yang terurai.
Bisakah Sasuke mengaku jika dirinya tidak srnang dengan rencana ini ?
Tingkat kemandiriannya sudah menurun drastis, sekarang ia selalu membutuhkan Hinata kapanpun dan dimanapun, dan dengan tidak tau mau malunya mengakui jika Sasuke tidak bisa hidup tanpa istrinya.

"Aku mengerti. Tapi bagaimana jika aku merindukanmu ?"

Mendongak dengan tatapan berkaca-kaca, bibirnya merengut lucu, persis seperti anak kecil yang berharap dibelikan permen oleh ayahnya.
Hormon kehamilan adalah pusat dari semua perubahan dalam dirinya.
Terutama dengan perubahan sikapnya yang sering terlalu ekstrem.
Hinata tidak menyalahkan bayinya, meski sering kesulitan mengontrol diri tentang banyak hal.

Dengan dekapan lembutnya yang kuat, Sasuke mendekap Hinata didadanya.
Menciumi wajah cantik dengan pipi gembilnya yang menggemaskan.
Aroma bunga yang menguar dari tubuh istrinya adalah aromatheraphy paling ampuh untuk membuatnya terlelap dengan cepat.

Hinata merespon sentuhan suaminya, bolehkan mereka melakukan "itu" sekarang ?
Tidak seperti biasanya yang langsung marah saat Sasuke menyentuhnya, sekarang Hinata malah menginginkan  sentuhan itu pada tubuhnya.
Hinata pasti sudah ketularan kemesuman Sasuke sekarang, astaga ...

Untuk pertama kalinya sejak pernikahan mereka, Hinata mulai mengambil gerakan, berinisiatif.
Tatapan sayu itu adalah godaan terbesar Sasuke, meneguk ludah dengan susah payah saat Hinata memulai permainannya.
Sasuke tersenyum miring, merasa senang dan bangga atas keberanian Hinata yang spontan.

Mungkin, ia harus berterimakasih pada anaknya, yang membuat Hinata menjadi wanita hamil paling seksi dimatanya.
Jadi, biarkan mereka menikmati malam ini dengan suara-suara yang bisa mengganggu tetangga.
Tolong jangan diganggu pemirsah.
🔞🔞💏💋👀❤

Some DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang