Ada rindu yang tak bersuara
Ketika mendung menggelantung diujung cakrawala
Menutupi senja yang mulai menjingga diantara langit angkasa
Ia bergumam dibalik tirai jendela
menggerutu dihadapan rintik hujan yang mengetuk lembaran kaca
Disaat aku mulai terlelap dan terlupa
Lirih angin masuk melalui celah
Membawa kenangan yang masih bernyawa
Menghembus perlahan menyusuri kaca jendela yang basah
Terperangkap dalam ruang sunyi tanpa irama
Berbisik halus, mengajak bercengkrama
Namun hanya berbalas air mata
Banyak kisah perjalanan yang tak bisa dijabarkan dengan kata-kata
Usahaku untuk melupakan selalu hancur seketika
Disapa ombak diakhir lamunan menuju lorong tak bernama
Ada rindu yang terombang-ambing didalamnya
Hanyut tak berarah tergerus teka teki semesta
Kedua mata tak berkedip menatapi langit yang nampak berbeda
Senja ini adalah jingga yang dulu pernah sama-sama kita puja
Sekarang bersama mendung ia menjelma luka
Menggambarkan kisah bahagia yang kini tertimbun puing realita
Untukmu yang tak lagi sama
Sepertinya, senja kini bukanlah milik kita
Biarlah ia tenggelam sedalam samudera
Ditelan kegelapan ditengah lautan rasa
Biarkan aku mengenangmu bersama air mata
Menabung rindu disetiap celah jemari tangan yang kuisi bait do'a
Semoga segala duka cepat menyudutkan kita pada suatu cahaya
Yang membawa seutas tawa dan rasa bahagia.