Duniaku 1

105K 1.5K 32
                                    

Teriakan dan canda tawa anak-anak terdengar begitu ceria pagi ini. Jeritan kecil mereka yang melengking disertai celotehan mereka mewarnai suasana kelas dalam Taman Kanak-Kanak Kasih Ibu.

Adalah Rania Kirana salah satu pengajar dan menjadi guru favorit anak didiknya bahkan ia juga menjadi favorit para ibu yang juga mengantarkan anaknya, bahkan tak jarang ada yang memintanya untuk menjadi bagian keluarganya dengan menjadi menantunya.

Mendengar itu hanya ditanggapi senyuman oleh Rania, sadar bahwa mereka hanya kagum dan bergurau tak menjadikannya besar kepala.

"Aduuh bu Rania cantik banget sih hari ini. Jadi menantu Oma aja ya." ucap salah satu penunggu anak didiknya Oma Ayu.

"Jadi Nia cantiknya hari ini aja nih Oma, kemarin gak cantik dong." jawabnya sambil tersenyum manis.

"Eh gak tiap hari bu Rania selalu cantik kok, tapi hari ini semakin cantik." jawab Oma Ayu.
Rania hanya membalas dengan tersenyum lalu berpamitan untuk mengajar anak-anak muridnya.

Sementara dilain tempat terlihat seorang pria tengah berkutat dengan laptopnya, keningnya berkerut melihat ada kejanggalan dari laporan yang diterimanya.

"Zaki keruangan Saya dan bawa Manager Keuangan. Sekarang!" titahnya pada Sekretarisnya melalui intercome yang ada dimejanya.

Tak lama kedua orang itu telah berada dalam ruangannya dan duduk dikursi didepan mejanya.

"Apa ada masalah Pak?" tanya pria yang bernama Zaki padanya.

"Lihat." ujarnya seraya memperlihatkan laporan yang tertera dilaptopnya. Terdapat dua laporan yang sama namun berbeda hasil.

Zaki menganggukkan kepalanya sementara sang Manager hanya bisa terdiam namun sangat jelas raut ketakutan diwajahnya.

"Apa kalian menemukan kejanggalan dari dua laporan tersebut?" tanya Steven sang CEO.

"Ya Saya melihatnya Pak." jawab Zaki sambil melirik pada sang Manager.

"Sa-saya tidak melihat ada yang aneh Pak." ucapnya terbata sambil menyeka keringat dipelipisnya.

"Apakah AC diruangan ini kurang sejuk Pak Andi? Sepertinya Anda sangat kepanasan." tanya Steven yang melihat gelagat mencurigakan padanya.

"Eh ti-tidak Pak. Sa-sangat sejuk. Sa-saya memang gampang berkeringat." jawabnya lagi dengan terbata.

"Begitu? Anda berkeringat karena memang tubuh Anda menghasilkan banyak kelebjar keringat atau Anda merasa ketakutan saat ini??" tanya lagi Steven mengintimidasinya.

Tak mendapatkan jawaban Steven melirik arloji pada tangan kirinya lalu bangkit dari singgasananya.

"Apa jadwal ku hari ini Zaki?" tanyanya lagi sambil memakai jas Armaninya.

"Untuk saat ini tidak ada yang penting Pak, tapi siang nanti saat makan siang Anda mempunyai jadwal perjamuan makan siang dengan Tuan Aldiansyah di salah satu restorannya. Setelah itu Anda free." jawab Zaki membacakan jadwal Steven.

"Lakukan yang harus dilakukan. Saya mempekerjakan orang-orang yang berpendidikan bukan tikus got yang menjijikkan. Lakukan seperti biasa jika mereka berkelit." tukas Steven dan berlalu.

Tiba-tiba sang Manager berseru memohon pengampunannya.

"Saya minta maaf Pak, Saya mengaku salah dan Saya berjanji tak akan mengulanginya lagi." seru Andi. Steven berhenti namun tak menoleh padanya.

"Kembalikan semua secara utuh atau penjara. Sekai lagi Saya tegaskan Perusahaan ini tidak mempekerjakan tikus got yang menjijikkan!!" ujarnya tegas.

Dialah DuniakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang