Catherine telah siap pergi ke acara ulang tahun temannya, ia terlihat sangat cantik meski hari-harinya ia memang sudah cantik namun tanpa polesan make-up. Malam ini ia begitu mempesona dengan balutan dress hitam selutut tanpa lengan dipadu dengan anting kecil panjang ditelinganya dress itu ditutupi dengan jaket denim biru kesayangannya lalu kaki jenjangnya ditutupi sebuah sepatu boot hitam yang menutupi betisnya dengan heels 3cm.
Perfect!! Itulah kata yang menggambarkan penampilan generasi ke empat keluarga Alexander. Catherine menuruni tangga dengan senandung kecil lalu menghampiri keluarganya di ruang keluarga.
Keanu lah yang pertama kali menyadari kehadiran kakaknya.
"Waah kakak cantik sekali.." pujinya saat melihat kakaknya yang telah sampai disana. Steven Rania juga Zaki menoleh ke sumber objek yang disebut Keanu. Mata Steven membulat sempurna saat melihat tampilan anak gadisnya itu.
"Apa-apaan pakaianmu itu Catherine Alexander II???" geram Steven padanya karena melihat putrinya memakai pakaian terbuka.
"Apa? Memang kenapa dengan bajuku Dad? Apa ada yang salah?" tanya Catherine melihat dirinya yang ia yakini tidak ada yang salah dengan bajunya.
"Itu!! Kenapa pakai baju terbuka seperti itu?? Ganti!!" tunjuk Steven pada dress yang dikenakan Catherine lalu memerintahkan putrinya segera menggantinya.
"Ck! Ayolah Dad jangan bercanda!! Ini masih wajar kok, iyakan Mom?" decaknya kesal lalu meminta pendapat ibunya.
"Sayang gak ada yang salah dengan dressnya kok. Itu gak terlalu terbuka." ujar Rania menenangkan suaminya yang kelewat posesif itu.
"Kamu gak lihat bahunya terbuka seperti itu dan dia mau ke pesta ulang tahun apa mau clubbing siih?" erang lagi Steven.
"Daddy gak asik. Bahkan baju Mom lebih terbuka dari ini dan Daddy gak masalah tuh." seru lagi Catherine dan menatap malas pada Ayahnya.
"Kalau Mommy kamu ada Daddy yang jagain, nah kamu siapa!?" berang lagi Steven.
"Kan ada Zaki yang jagain Sayang. Iyakan Zaki, kamu akan menjaga Catherine kan???" seru Rania lalu menatap Zaki yang menatap Catherine dengan terpukau.
"Ehem!!" deheman keras Rania menyadarkan Zaki dari keterpesonaannya.
"Hah? Ah i-iya Bu. Saya pasti akan menjadi Catherine dengan baik disana." jawab Zaki yang tersadar dari pesonanya akan penampilan gadis yang dulu selalu dijaganya bila mereka ke kantor.
"Udah ah udah mau jam 8 keburu telat kalau aku ganti baju lagi.
Bye Mom bye Dad bye Kean." ujarnya lalu mengecup pipi mereka satu persatu."Ingat pulang jam 11 atau Daddy akan melarang kamu keluar sebulan dan menyita semua fasilitasmu." Peringat Steven disertai ancaman pada gadisnya.
"Hem." jawab Catherine dengan deheman malasnya yang membuatnya ditegur oleh sang Ibu.
"Young lady, apa begitu jawabmu pada Ayahmu?? Apa Mommy mengajarkan padamu seperti itu Nona Catherine Alexander II yang terhormat!?" ucap Rania dingin padanya. Fix! Ibunya benar-benar marah bila sudah menyebutkan nama lengkapnya dengan embel-embel Nona didepannya.
"Sorry Mommy Daddy. I will be back at eleven Dad." cicitnya menunduk meminta maaf.
"Jangan ulangi lagi, Mommy tidak suka." tukas Rania lalu mengecup keningnya lembut sambil tersenyum menandakan kemarahannya mereda. Sontak saja Catherine memeluk erat Rania.
Catherine sungguh tidak mau bila Rania marah padanya karena ia tahu Rania begitu mencintainya meski wanita itu bukanlah ibu kandungnya. Karena itulah sebisa mungkin ia selalu menuruti semua perintah dan perkataan Rania sebagai wujud terima kasihnya karena sudah mau mengasuh membesarkan dan memberikannya kasih sayang seorang ibu padanya.
"Kalau begitu kami permisi semua." ucap Zaki lalu menggandeng tangan Catherine.
"It-itu.. Sayang bilang kalau aku salah lihat kalau Zaki menggandeng mesra putriku." seru Steven yang terkejut melihat asisten pribadinya menggandeng putrinya didepan matanya.
Didepan matanya saudara-saudara!
Bahkan selama ini ia melarang laki-laki manapun mendekati putrinya tapi asisten pribadinya yang telah bekerja padanya berani berbuat seperti. Hell No!!
"Memang kenapa, ada yang salah? Jangan lupa kalau selama ini Zaki jugalah yang sering menggendongnya bahkan pria itu pernah menggantikan baju putri kita Sayang. Jadi itu wajar saja kan?" jawab Rania enteng menanggapi tingkah suaminya.
Sedangkan dirinya diam-diam.tersenyum penuh arti, lagi.-Birthday Party-
"Maaf Cathy bukannya kamu bilang lokasi acaranya di cafe kenapa malah disini??" tanya Zaki melihat tempat acara sebelum mereka keluar.
"Geez! Yang benar saja Uncle! Kalau aku bilang acaranya disini pasti Dad gak akan kasih ijin. Aku bilang di cafe aja susah apalagi kalau disini..!?" ucap Catherine memutar bola matanya malas pada Zaki, melepas seatbelt lalu turun tanpa mau repot menunggu pria itu.
Melihat gadis itu sudah turun mau tak mau Zaki juga ikut turun dan segera menggenggam tangannya membuat Catherine melepas paksa tangan mereka.
"Aku disini sebagai penjaga dan pendampingmu Nona, jadi biarkan aku melakukan tugasku dengan baik. Kau pasti tak mau apa yang Ayahmu katakan tadi terjadi kan?" tukas Zaki mengeratkan genggaman tangannya membuat wajah Catherine menekuk sempurna.
"Jangan cemberut seperti itu tidak cocok untukmu, lebih cocok kalau kamu tersenyum." bisik Zaki didepan wajahnya sambil mengusap pipinya dengan lembut.
Terasa olehnya nafas Zaki yang beraroma mint membelai wajahnya. Nafasnya tercekat wajahnya memanas dan jantungnya berdegup kencang saat perlahan wajah pria itu semakin mendekat. Catherine menutup matanya ketika ia merasakan kecupan kecil dipipi juga keningnya.
"Buka matamu dan bernapaslah. Aku tidak mau dibunuh Ayahmu hanya karena kau mati kehabisan nafas." kekehnya lalu merangkul bahu gadisnya posesif lalu berjalan masuk kedalam club tersebut.
Catherine masih memandangi Zaki lekat sambil berjalan membuatnya kembali memerah saat Zaki menoleh padanya dengan senyuman.
"Jangan terus menatapku seolah kau ingin memakanku gadis kecil. Bagaimanapun aku lelaki normal." ujarnya ambigu. Mendengar kata gadis kecil membuat Catherine kesal setengah mati.
Hey! Dia sudah 16 tahun bukan lagi anak kecil berumur 6 tahun, panggilan itu sudah TIDAK LAGI COCOK untuknya.
Mendengarnya membuat Catherine mendengus sebal.
"Suka-suka Om ajalah...!" jawabnya asal.
Sesampainya didalam mata Catherine liar mencari dimana teman-temannya yang lain. Begitu ramainya manusia dengan asap rokok dan musik berdentum keras membuat kepalanya sedikit pusing dan lehernya sakit karena harus berteriak ketika bicara.
"Om aku cari temanku dulu ya!!" teriaknya pada Zaki dan hendak melepaskan diri, namun Zaki takkan pernah membiarkan gadisnya berkeliling sendirian ditengah lautan manusia itu. Bisa tinggal nama dia nanti.
"Jangan pernah lepaskan tanganku disini ramai dan aku yakin ini pertama kalinya kamu ketempat seperti ini jadi jangan macam-macam!!" Zaki balas berteriak padanya.
Setelah memesan soda ringan untuknya juga gadisnya dan menanyakan tempat acara ulang tahunnya Zaki mengajak Catherine ke private room di lantai 2.
Dan mata Catherine membulat wajahnya memerah padam saat melihat apa yang terjadi didepannya.Zaki menutup mata gadisnya lalu membalikkan tubuhnya menyeretnya keluar, terasa olehnya degup jantung gadis itu berdebar kencang begitu juga dengannya.
"Shit!! Ini pesta ulang tahun apa pesta sex sih!! Brengsek!!" umpatnya dalam hati.
Sesampainya diluar Zaki memeluk gadis itu serta membisikkan kata penenang untuknya.
"Tarik nafas buang perlahan lakukan tiga kali dan kau akan membaik. Lupakan apa yang kau lihat disana anggap kau tak pernah kesini. Kita pulang." bisiknya lalu membawa mereka keparkiran dan melajukan mobilnya ke salah satu cafe milik temannya untuk menenangkan gadisnya.
###
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialah Duniaku
RomanceSteven Williams Alexander II (35th) seorang CEO dari Williams Corp juga seorang duda beranak satu dari seorang putri bernama Catherine Alexander II (5th). Jatuh cinta pada wanita muda yang merupakan guru dari putrinya. Rania Kirana (23th) seorang gu...