"Layaknya magnet yang selalu bertolak belakang jika di dekatkan dengan dua kutub yang sama. Begitu pula yang terjadi di kehidupan nyata. Persamaan tidak selamanya berhasil membuat dua insan mendekat."
-ld-
"Tidurlah. Aku akan pulang setelah kau tertidur."
Siwon tidak mengerti dengan situasi yang saat ini dialaminya. Tidak pernah terbesit di dalam bayangannya, berada di dalam satu ruangan yang sama dengan Yoona ̶ wanita yang namanya pun akan berada di urutan terakhir daftar seluruh teman wanita terdekatnya di SM ̶ selain urusan pekerjaan. Namun kenyataannya mengungkapkan sebaliknya, wanita itulah yang hari ini berada di sampingnya, membereskan semua kekacauan yang telah ia perbuat, dan merawat dirinya yang tengah sakit. Bahkan sukarela memberikan lengan serta pelukannya untuk membuat tubuh Siwon yang menggigil kedinginan karena demam tinggi. Skinship yang dulunya terasa sangat mustahil dilakoni mereka berdua ketika di luar tuntutan pekerjaan, sekarang terlihat natural tanpa rasa canggung. Siwon yakin, jika bukan karena keadaannya yang tengah sakit, Yoona tidak akan pernah menawarkan sebuah pelukan dan dirinya sendiri tidak akan memulainya. Meskipun semua orang mengenalnya sebagai pria yang sangat mudah melakukan skinship, tetapi saat berada di dekat Yoona, suasana di antara keduanya terasa dingin, asing, dan sangat canggung.Baik, Yoona maupun Siwon sama – sama merasa segan terhadap satu sama lain dan seandainya keduanya berinteraksi, tingkah mereka terlihat sangat kikuk, seperti robot yang dikendalikan dengan remote.
Tidak perlu bersusah payah membayangkan tentang interaksi intim seperti berpelukan, interaksi sekecil saling bergandengan tangan saat penutupan konser SMTOWN saja, tidak pernah terjadi sejak awal keduanya terlibat konser bersama, sampai saat ini. Mungkin Siwon harus mencatatnya sebagai rekor dan salahsatu pencapaian terbesar selama mengenal Yoona dalam satu agensi yang sama. Semua orang di agensi mungkin akan melongo, sendi rahang bawah mereka akan otomatis bergerak ke bawah, ketika mengetahui apa yang terjadi di antara dua visual unggulan SM malam ini. Terkhusus anggota Super Junior dan Girl's Generation mungkin akan melakukan perayaan besar – besaran terkait momen yang mereka yakini dengan berdoa sampai lutut membiru pun tidak akan pernah terjadi.
Ketika Siwon merasakan dekapan hangat Yoona, ketika kedekatan mereka tidak berjarak sama sekali, entah mengapa perasaan di dalam hatinya yang berkecamuk tercurahkan dalam bentuk linangan air mata yang tidak dapat terbendung lagi. Meskipun Siwon mencoba untuk menghentikannya dan merasa sangat tidak pantas untuk menangis di hadapan Yoona. Air mata miliknya seakan menemukan saat yang tepat untuk memberontak, kendati bersebrangan dengan kemauan Siwon yang tidak ingin memperlihatkan bagaimana rapuhnya ia sekarang. Jujur ia malu.
Ketika jiwa telah berhasil mengalahkan raga, hati mampu mengendalikan pikiran, gerakan tubuh tidak akan menurut pada perintah otak. Di titik itulah, manusia berada di dalam keadaan dirinya yang sebenarnya.
Yoona terkesiap, ketika merasakan tetesan air meresap di balik pakaian berbahan katun yang tengah ia kenakan. Ia semakin tercenung ketika mengetahui air itu berasal dari pria yang sedang ia peluk. Bukan karena Siwon kembali memuntahkan isi perutnya atau handuk kompresan, melainkan tetesan air yang menggenang di pelupuk mata pria itu jatuh mengenai pakaiannya. Yoona tidak tahu harus bagaimana untuk menanggapi pria yang saat ini semakin mengeratkan genggaman tangan pada ujung pakaiannya dan semakin membenamkan wajahnya bersembunyi di bahu Yoona. Karena memang ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukan ketika Siwon berada di kondisi seperti ini. Seandainya saat ini posisinya tergantikan oleh Tiffany, Sooyoung, Yuri, atau wanita SM lainnya mereka akan melakukan tindakan yang tepat sesuai dengan karakter Siwon. Tetapi sekarang yang sedang menghadapinya adalah dirinya sendiri, teman yang notabennya sama sekali tidak mengetahui bagaimana sosok Siwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Lens : Image of Idol ✔ [TERBIT]
FanfictionMenjadi idol berarti siap menjadi komoditas publik dan tidak ada privasi. Setiap langkah akan bertemu dengan mata elang lensa kamera paparazzi. Ini hanyalah sepenggal kisah kehidupan idol di balik lensa kamera dan usaha untuk tetap menjalani kehidup...