Aku berdiri disamping Dexter. Tangan kami saling bersatu. Ia menggenggam tanganku dengan tangan kirinya dan tangan kanannya mendorong rak buku yang terbuka mengejutkanku. Aku pikir tempat seperti ini tidak benar-benar ada di dunia nyata. Tapi Dexter memilikinya atau lebih tepatnya orang kaya akan memiliki ruangan rahasia ini.
Ruangan ini sangat gelap, berwarna merah dan aku melihat beberapa wadah berisi air diatas meja dan lembaran kertas foto yang dijemur di sebuah tali yang terbentang sepanjang meja.
Well, aku merasa takut begitu memasuki tempat ini karena warna ruangannya yang merah namun, menyadari adanya wadah, kertas foto dan berbagai macam perlengkapan seorang fotografi berada ditempat ini. Aku menyadari ini mungkin ruangan favorite Dexter.
Dexter melepaskan genggaman tangannya pada tanganku dan ia mengganti lampu ruangan menjadi terang. Aku kini dapat melihat dengan jelas apa yang ada ditempat ini.
Aku melangkahkan kakiku menuju meja yang membuat perhatian utamaku tertuju pada apa yang ada disana. Itu adalah 'Aku' yang tersenyum menghadap kamera, pemandangan dibelakangnya sangat indah. Matahari terbit dan kota london dibawah bukit. Foto ini diambil dihari pertama aku bertemu dengan Dexter. Dia menyimpannya.
Aku menoleh ke Dexter yang kini berdiri disampingku.
"You're really great, aku terlihat cantik disini" ucapku.
"Because You are" ujar Dexter tersenyum. Aku tidak tau dia dapat menjadi manis seperti ini.
"Ekhem..so, apa ini kejutannya?" Aku mengalihkan pembicaraan dan melangkah menuju tempat dimana 3 wadah tersedia diatas meja.
"Not really, aku akan memberitahumu setelah menunjukkan hal yang menarik" ucap Dexter melangkah menghampiriku. Ia berdiri di mesin yang aku yakini adalah sebuah printer.
Dexter mengambil film dari kameranya. Tidak lama ia kembali menghampiriku setelah keluarnya kertas putih.
"Ini adalah waktu yang paling menakjubkan" ucap Dexter kembali berdiri disampingku. Meletakkan kertas putih tak bergambar itu di salah satu wadah berair.
Ia melakukannya dengan teliti dan penuh kesabaran. Aku dapat melihat betapa seriusnya wajah dia sekarang namun, ada kesenangan didalam ekspresinya. Dexter kemudian memindahkan kertas itu ke wadah lainnya. Melakukan hal yang sama.
Aku pikir aku akan merasa bosan menunggu. Tapi aku menyukainya, karena dapat melihat kebahagiaan Dexter. Dia sudah melihat pertunjukkanku dan kini aku yang melihat pertunjukannya.
Baju lengan Dexter tergulung dan mataku terfokus pada lengan kekarnya yang terlihat. Matanya yang fokus pada kertas diatas wadah, kedua mulutnya bersatu semakin membuatnya terlihat serius namun disatu sisi ia juga terlihat sangat seksi.
"Lihatlah" ia melirik padaku dan kembali melihat wadah. Aku mengikuti arah pandangnya dan melihat bagaimana proses kertas putih kosong itu menampilkan gambar berwarna. Aku tersenyum melihat betapa indahnya gambar itu. Dexter dan Aku berdiri bersampingan dalam foto, senyum kami sangat lebar, mata kami bersinar cerah. Terlihat sangat bahagia.
"It's pretty" ucapku tidak menghilangkan senyumku. Dexter kemudian mengangkat kertas foto tersebut dan menjepitnya diatas tali. Menunggu untuk kering.
"Kau ingin mencobanya?" Dexter bertanya dan dengan cepat aku menganggukan kepala.
Setelah mendapatkan kertas foto dari Dexter. Aku mencoba melakukannya seperti yang Dexter lakukan.
"Seluruh bagian kertasnya harus terendam" ujar Dexter. Ia berada dibelakangku, tangannya memegang tanganku membantuku untuk membenarkan posisi kertas. Sentuhannya tidak pernah membuatku tidak terkejut dan merinding. Aku selalu merasa seperti berada diatas langit saat didekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong : Our Little Secret
Roman d'amourMengetahui ibunya akan menikah lagi, Olivia Dean merasa tertekan. Memikirkan bagaimana dia harus tinggal bersama dengan pria asing yang akan menjadi ayah tirinya. Menghilangkan rasa stressnya ia menikmati malamnya. Malam yang tak akan terlupakan da...