[03];MIMPI BASAH

138 71 42
                                    

Pemandangan yang begitu gelap gulita.Rerumpuran yang menghalang perjalanan,dan batu yang menyangga langkah.Sepanjang sejarah,Azka baru melihat tempat seseram ini.

"Hallo?Ada orang?" teriaknya yang masih saja menyibak rerumputan.

Raungan serigala yang semakin menggema, rembulan yang tidak menampakkan batang hidungnya dan disambut pula dengan pekikan anak kecil yang sedari tadi menangis.Benar-benar menyeramkan...

Setiap langkah,gadis itu selalu menoleh ke segala arah.Siapa tahu ada celah untuk meminta pertolongan.

Tempat apakah ini? Mengapa Azka bisa terhampar di tempat seperti ini?Dan mengapa hanya dia seorang yang harus menelan pengalaman sesulit ini?

Di lihatnya dari kejauhan,di sana tampak seperti sebatang pohon beringin.Dengan penuh tenaga Azka menyibak rerumputan yang terus menghadangnya,dia lari tergesa-gesa.Beberapa kali kakinya menyandung bebatuan,tetapi janganlah panggil gadis itu dengan sebutan Azka jika dia mudah menyerah.

Perlahan jarak mereka semakin berdekatan.Azka yang semakin kuat mengayuhkan kakinya.Semakin dekat,semakin kuat, semakin kuat,dan semakin dekat.Pohon beringin tersebut sudah berada tepat didepan mata Azka.

"Azka?" panggil suara lelaki dari belakang, suara serak-serak basahnya yang membuat bulu kuduk gadis itu berdiri dengan tegak.

Dengan cepat Azka menoleh ke arah belakang.Dilihatnya seorang lelaki yang tampak memakai pakaian seperti pangeran,dihiasi mahkota di kepala.Tampaknya Lelaki tersebut membawa seekor kuda.

Langkah Azka berjalan mundur dua langkah "L-lo sssss-iapa" tanyanya terbata-bata.

"Pangeranmu" lelaki tersebut mengulurkan tangan kanannya, sebelah kelopaknya berkedip penuh arti "Ayo!" ajaknya

Langkah Azka kembali berjalan mundur sebanyak empat kali "kkkk-kemana?" tanyanya terbata-bata.

Lelaki itu berjalan lebih dekat ke arah Azka,mencoba untuk menatap mata gadis itu lebih dekat.Lagi-lagi Azka melangkah mundur, diikuti lelaki tersebut dengan lebih dekat, semakin jauh,semakin dekat, semakin jauh, semakin dekat.Sampai akhirnya punggung Azka bertabrakan dengan pohon beringin.

"Tolong...jangan deketin gue" keringatnya mengucur deras,sepertinya gadis itu benar-benar takut stadium akhir.

Dia melangkah mendekati Azka, tubuh mereka kali ini saling menempel.

"Enggak usah takut" ucapnya meyakinkan.

Azka memejamkan matanya,pasrah.Ia tidak tahu harus lari kemana bahkan melakukan apa.Jari-jarinya mencengkeram erat pohon beringin yang tepat berada di belakangnya.

BRAK!!!

Mentari kembali menyapa, cahaya yang perlahan redup kembali berapi-api.Suasana yang telah padam,mulai bergairah.

Wajahnya pucat, tubuhnya penuh dengan keringat dingin yang mengucur.Ditelannya ludah sampai dalam.Gadis itu menengok ke arah sekitar, sepertinya semalam ia ketiduran.

Azka membuang nafas panjang, untung saja kejadian mengenaskan itu hanya berada di alam bawah sadarnya.Jika kejadian itu sebagian dari kisah nyata,mungkin ia sudah tidak bisa bertahan hidup.

ʕ•̫͡•ʕ•̫͡•ʔ•̫͡•ʔ•̫͡•ʕ•̫͡•ʔ•̫͡•ʔ

Suasana sekolah yang benar-benar awkard kembali di guncang dengan datangnya dua sepeda gunung berwarna hitam.

Duo A-N itu memang selalu membuat keributan para kaum hawa.Sebaliknya mereka hanya mengendarai sepeda gunung,walau setiap saat berganti-ganti warna dan merek.Berbeda dengan lelaki lain yang membawa mobil mewah ke sekolah, justru mereka tidak pernah digubris apapun oleh para kaum hawa di sekitarnya.

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang