Prolog

22K 600 12
                                    

New York, Amerika Serikat.

Di tengah hiruk pikuk kota, terlihat seorang wanita muda sedang bekerja keras di sebuah cafe. Blue’s Cafe nama cafe itu. Alina Scarlett Queen, nama wanita muda itu. Alina sesekali melihat kedua anaknya yang sedang bermain di taman samping cafe.

Anak? Ya, Alina sudah mempunyai anak hasil dari kejadian empat tahun lalu. Kejadian yang mengubah hidup Alina, tapi Alina mensyukuri itu karena dengan kejadian itu, Alina mendapat harta karun yang sangat berharga dari Surga.

Skyla Sunshine Queen dan Senja Sunshine Queen, itulah nama yang Alina beri pada kedua anaknya. Mereka adalah anak kembar.

Sky lahir lima menit lebih dulu dari Senja. Meskipun mereka kembar, tapi ada satu hal yang membedakan mereka, yaitu warna rambut mereka. Rambut Sky coklat terang, sedangkan rambut Senja coklat gelap.

Jika kalian bertanya tentang suami dan keluarganya, Alina tak punya itu karena ayah kandung Sky dan Senja menolak mengakui mereka sebagai anaknya dan keluarganya sudah mengusir sebelum kejadian Alina diperkosa. Tapi tak apa, Alina juga tak memikirkan mereka lagi. Alina sudah bahagia dengan kedua anaknya.

“Mama, Sky haus.....” Ucap Sky sambil menarik ujung baju Alina. Alina yang mendengar itu segera tersadar dari lamunannya.

“Sky haus? Mama ambilin minum dulu ya. Sky tunggu di sini, jangan kemana mana!” Ucap Alina sambil merendahkan badannya.

“Iya, Ma.” Ucap Sky sambil menganggukkan kepalanya yang membuat Alina tersenyum kemudian Alina pergi mengambilkan minum untuk Sky.

Tak lama berselang, Alina kembali dengan membawa dua botol air minum. Alina memberikan salah satu botol kepada Sky.

“Sky, Senja mana?” Tanya Alina saat tak melihat satu anaknya lagi.

“Senja masih main, Ma.” Ucap Sky setelah ia selesai minum.

“Kita ke tempat Senja, yuk.” Ajak Alina pada Sky.

Alina bisa keluar karena ini sudah jam istirahat, jadi Alina bisa pergi bermain dengan kedua anaknya.

“Yuk, Ma.” Ucap Sky bersemangat.

Sky segera pergi menuju tempat ia bermain dengan Senja, diikuti oleh Alina dibelakangnya.

Dari kejauhan Alina melihat Senja sedang bermain ayunan seorang diri.

“Sky, kok lama sih? Tadi, katanya cuman sebentar.” Ucap Senja saat melihat kedatangan mereka.

“Tadi Sky kan udah kasih tau kalo Sky mau minum. Mama tadi juga lama ambil minumnya.” Bela Sky.

“Udah, jangan berantem. Senja, ini minum dulu. Dari tadi kamu belum minum, loh.” Ucap Alina sambil menyodorkan botol minum ke arah Senja.

“Kita makan dulu, yuk. Kalian juga udah lapar kan?” Tanya Alina yang dibalas dengan anggukan Sky dan Senja.

“Kita makan di mana, Ma?” Tanya Sky.

“Di sana aja, ya.” Tunjuk Alina pada sebuah rumah makan terdekat.

Mereka kemudian berjalan ke rumah makan itu. Di sepanjang perjalanan, Sky dan Senja terus saja bernyanyi dengan riang. Hingga nyanyian mereka terhenti saat mereka tiba di rumah makan itu. Mereka kemudian memesan makanan. Tak berapa lama, makanan mereka tiba.

“Ayo, makan Sayang.” Ucap Alina.

Sky segera memakan makanannya, mungkin dia kelaparan sehabis bermain. Alina melihat Senja yang tak menyentuh makanannya. Pandangan Senja mengarah ke sebuah meja di samping mereka. Alina kemudian mengikuti arah pandangan Senja. Hati Alina terasa teriris karena apa yang dilihat Senja adalah sebuah keluarga yang lengkap. Alina tau walaupun Sky dan Senja tak pernah mengatakan padanya, tapi ia tau jika mereka sangat mendambakan keluarga yang lengkap seperti orang lain.

“Senja, ayo makan.” Ucap Alina yang membuat Senja mengalihkan pandangannya.

“Iya, Ma.” Ucap Senja kemudian ia mulai memakan makanannya.

Alina melihat kedua anaknya makan dengan lahap. Alina berjanji ia akan melakukan apapun agar kedua anaknya merasa bahagia, meski harus mengorbankan dirinya.

                              ***
Javier Celandro White, Ayah kandung Sky dan Senja sedang membuat rencana untuk melenyapkan Alina dan kedua anak Alina. Javier tak menyangka perbuatannya empat tahun lalu menghasilkan anak yang tak diinginkannya.

“Saya tak mau tau kalian harus bisa membunuh ketiga orang ini. Saya mau rencana ini harus berjalan dengan lancar dan jangan sampai ada orang yang tau dengan rencana ini. Mengerti?” Perintah Javier pada anak buahnya sambil memberikan foto Alina dan kedua anak Alina.

“Baik, Tuan. Akan saya pastikan sesegera mungkin ketiga orang ini tak akan melihat dunia lagi.” Ucap salah satu anak buahnya.

“Bagus, sekarang laksanakan tugas kalian.” Ucap Javier yang membuat semua anak buahnya pergi meninggalkan ruangan Javier.

Javier ingin Alina dan kedua anak Alina segera dibunuh karena jika tidak, itu akan membuat nama baik Javier tercoreng karena pastinya lambat laun kedua anak itu akan menanyakan Ayah mereka dan tentunya Alina akan memberitahukannya pada mereka. Dan pastinya ketika mereka besar, mereka akan menuntutnya karena sudah menelantarkan mereka. Dan Javier tak ingin itu terjadi.

Tak ingin ambil pusing Javier segera mengerjakan kembali berkasnya hingga pintu ruangannya kembali terbuka. Javier sempat menggeram karena itu mengganggu konsentrasinya, tapi ia tak jadi marah saat ia siapa yang membuka pintu ruangannya.

“Papa....” Seorang anak perempuan datang menghampirinya disusul seorang wanita dibelakangnya. Javier berdiri dan menangkap tubuh anak perempuan itu.

“Kasya ngapain ke sini, Sayang?” Tanya Javier pada anak itu.

“Kasya mau main sama Papa.” Ucap anak itu manja.

“Kasya sini sama Mama dulu, yuk. Papa lagi kerja.” Ucap wanita itu sambil berusaha mengambil Kasya dari Javier, tapi Kasya malah semakin mempererat pelukannya pada Javier.

“Tak apa, Ayana. Kasya tak menggangguku sama sekali. Dia malah menjadi penyemangatku untuk bekerja.” Ucap Javier lembut sambil mencium pucuk kepala Kasya.

Kasya Anterlana White dan Ayana Eduardo White adalah kedua orang yang sangat disayangi Javier. Mereka seperti matahari di kehidupan Javier.

“Papa, kita main bola, yuk!” Ajak Kasya ceria.

“Ayo, Sayang. Kita main di taman, ya.” Ucap Javier sambil membawa Kasya dan Ayana keluar dari ruangannya.

The Beautiful Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang