PART 2 : PENOLAKAN

9.8K 394 5
                                    

Alina tak tahu apakah keputusannya ini benar atau tidak, tapi yang pasti ia harus melakukannya demi menyelamatkan Senja.

Alina keluar dari rumah sakit dan memanggil taksi. Taksi itu berjalan cukup lama hingga mereka tiba di sebuah rumah yang mewah. Rumah itu adalah rumah Javier Celandro White, Ayah kandung Sky dan Senja.

“Pak, tunggu sebentar, saya akan segera kembali.” Ucap Alina pada sopir taksi itu.

“Baik, Bu.” Ucap sopir itu.

“Sky di sini, ya sama pak sopir. Sky jangan kemana mana, Mama cuman sebentar kok.” Ucap Alina.

“Sky mau ikut Mama.” Rengek Sky.

“Sky ingat janji Sky, Sky janji bakalan ikutin perkataan Mama, kan?” Tanya Alina.

“Tapi, Ma....” Ucapan Sky terpotong oleh Alina.
“Sky nurut sama Mama.” Ucap Alina tegas yang membuat Sky menurut.

“Iya, Ma.” Ucap Sky pasrah.

“Mama pergi dulu.” Ucap Alina kemudian ia mencium pucuk kepala Sky.

Alina keluar dari taksi itu dan berjalan menuju rumah megah itu. Rumah itu dipagari oleh pagar yang menjulang tinggi. Saat Alina tiba di depan rumah itu, seorang satpam keluar dari pos jaganya dan mendekati Alina.

“Selamat sore, Bu. Maaf, Ibu mencari siapa?” Tanya satpam itu.

“Saya mencari Javier Celandro White, Pak. Apa dia ada di dalam? Saya mencarinya, Pak” Jawab Alina.

“Tuan memang ada di dalam, tapi Tuan sedang tak ingin bertemu dengan orang lain. Jika Ibu ingin bertemu dengan Tuan, Ibu harus membuat janji dulu.” Ucap satpam itu.

“Saya memang tak membuat janji dulu, tapi ini sangat penting. Saya harus menemui Javier karena ada hal penting yang harus saya bicarakan dengannya.” Ucap Alina.

“Tetap tidak bisa, Ibu. Ibu harus membuat janji terlebih dahulu. Lebih baik Ibu membuat janji dulu dan datang lagi lain kali.” Ucap satpam itu.

“Pak, saya mohon izinkan saya bertemu dengan Javier. Saya harus membicarakan sesuatu hal penting dengannya.” Mohon Alina yang membuat satpam itu menghela nafas kasar.

“Ibu ternyata keras kepala sekali. Baiklah, saya akan memberitahukan tentang kedatangan Ibu dulu. Ibu tunggu di sini.” Ucap satpam itu lalu masuk ke dalam rumah megah itu.

“Terima kasih, Pak.” Ucap Alina sebelum satpam itu pergi terlalu jauh.

Alina berharap Javier mau bertemu dengannya. Ia tak masalah ia dicaci maki oleh Javier asalkan anaknya bisa sembuh kembali. Alina sedari tadi menunggu dalam ketidakpastian hingga akhirnya Javier keluar dari rumah itu.

“Oh, jadi kau yang mengganggu waktuku, Jalang.” Sinis Javier begitu ia melihat Alina.

“Ada apa kau kemari? Jika kau kemari hanya untuk meminta uang, lebih baik kau pergi dari sini.” Ucap Javier, tapi Javier dikagetkan dengan apa yang dilakukan Alina selanjutnya.  Alina menjatuhkan tubuhnya dan berlutut di hadapan Javier.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Javier dengan nada tinggi.

“Kumohon tolong bantu aku. Ikut aku ke rumah sakit, kumohon.” Ucap Alina begitu ia menjatuhkan dirinya di hadapan Javier.

“Tidak, buat apa aku ikut denganmu. Itu hanya membuang waktuku saja.” Ucap Javier.

“Kumohon sekali saja.” Ucap Alina sambil menahan kaki Javier agar ia tak pergi.

“Lepaskan tangan kotormu, Jalang.” Ucap Javier sambil menghentakkan pegangan Alina yang Alina jatuh lalu ia pergi meninggalkan Alina.

“Anakmu membutuhkan darahmu.”

Alina terpaksa mengatakan hal itu. Ia tak punya pilihan lagi, ia harus mendapatkan darah Javier demi kesembuhan Senja.

Javier membalikkan badannya setelah mendengar itu. Ia kemudian berjalan mendekati Alina.

“Dengar dan ingat ini baik-baik. Saya tak pernah menganggap dia sebagai anakku dan Saya tak peduli dengan segala hal yang menyangkut anak-anak harammu itu.” Ucap Javier sambil mencengkeram dagu Alina.

“Kau benar-benar bajingan.” Ucap Alina lalu ia menampar Javier dengan keras.

Akibat tamparan itu, Javier menjadi gelap mata. Ia segera mengangkat tangannya untuk menampar Alina sebelum Sky berdiri menghalangi Javier untuk melukai Alina.

“Jangan sakiti mama Sky.” Ucap Sky lantang.

“Sky..” Ucap Alina tak percaya.

Alina segera berdiri kemudian ia membawa Sky ke belakang tubuhnya. Ia tak ingin Javier melukai Sky.

“Apa dia anak haram itu?” Tanya Javier memandang rendah Alina dan Sky.

“Dia bukan anak haram. Dia anakku.” Ucap Alina.

“Tetap saja dia adalah anak haram dan anak haram tak pantas untuk hidup. Jika anak haram dibiarkan hidup, dia akan membawa kesialan. Jadi, ucapkan selamat tinggal.” Ucap Javier kemudian ia mengeluarkan pistol dari sakunya dan menodongkan pistolnya ke arah Alina dan Sky.

Alina kaget saat Javier menodongkan pistolnya. Jiwa keibuannya untuk melindungi Sky segera keluar, ia kemudian menendang pistol itu hingga terjatuh.

“Dengar, jika kau memang tak ingin menolongku, baiklah akan ku terima. Tapi jangan harap kau bisa menyentuh maupun mencelakai anakku. Ayo Sayang kita pergi dari sini.” Ucap Alina sambil menggandeng tangan Sky menjauh.

Alina membawa Sky kembali ke taksi. Saat sudah berada di dalam taksi, Alina segera menyuruh supir taksi untuk kembali ke rumah sakit. Di dalam mobil, Alina sedang mencoba mengatur nafasnya yang sedang memburu. Ia tak percaya Javier tega melakukan hal itu pada anaknya sendiri. Apa ia tak mempunyai sedikit rasa bersalah karena hampir menembak anak kandungnya sendiri?

Sky yang melihat Alina seperti itu, merasa ketakutan. Ia tak pernah sekalipun melihat Alina semarah itu. Sky mengangkat tangannya dan memeluk Alina dengan erat. Alina yang mendapat pelukan dari Sky merasa terkejut. Ia kemudian menoleh ke bawah dan melihat Sky sedang meringkuk di pelukannya. Alina terasa sakit melihat Sky seperti itu. Sky pasti ketakutan saat melihatnya seperti itu.

“Hei, ada apa?” Tanya Alina sambil mengangkat dagu Sky untuk melihatnya.

“Sky takut lihat Mama kayak tadi. Mama tadi seram.” Ucap Sky kemudian menyembunyikan wajahnya ke dalam pelukan Alina.

Benar dugaan Alina, Sky merasa ketakutan dan itu disebabkan oleh Alina sendiri. Alina kemudian mengangkat wajah Sky dan menghadapkannya pada Alina.

“Hei, Mama minta maaf ya. Mama janji Mama gak akan layak gitu lagi dan bikin takut Sky.” Ucap Alina lembut sambil menatap ke dalam mata Sky.

Sky kemudian mengangguk pelan dan membuat Alina tersenyum menatapnya.

The Beautiful Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang