Tepat pukul lima sore, Blue’s Cafe ditutup. Alina dan para karyawan lainnya bersiap untuk pulang. Sky dan Senja seperti tak ada lelahnya, mereka sedari tadi sangat ceria membantu para karyawan. Setelah dipastikan semua barang lengkap, Alina kemudian mengajak Sky dan Senja untuk pulang.
“Ayo, Sayang, kita pulang.” Ucap Alina pada Sky dan Senja.
“Ayo, Ma.” Ucap mereka semangat lalu menggandeng tangan Alina yang membuat Alina tersenyum.
“Pamitan dulu gih sama Aunty.” Ucap Alina.
“Dadah Aunty Zania, Aunty Quila.” Ucap Sky dan Senja.
“Gak pamitan sama Aunty nih?” Tanya Jihan.
“Aunty juga enggak.” Sahut Beesya dan Nana bersamaan.
“Masa cowok dipanggil Aunty sih.” Ucap Senja yang langsung dipelototi oleh Nana.
“Good job ponakan Aunty.” Ucap Jihan sambil mengajak tos Senja.
“Ssssttt....gak boleh gitu, Senja. Minta maaf gih sama Aunty.” Ucap Alina menasihati.
“hehehe, maaf ya Aunty.” Ucap Senja cengengesan.
“Yaudah yuk pulang. Pulang dulu ya, semuanya.” Ucap Alina.
“Dadah semuanya.” Ucap Sky dan Senja mengikuti Alina.
“Dah..” Balas mereka semua.
Alina kemudian membawa Sky dan Senja keluar dari cafe. Mereka kemudian berjalan pulang ke rumah dan sepanjang perjalanan mereka isi dengan candaan mereka. Tanpa mereka sadari sedari tadi ada sekelompok yang mengawasi mereka dari jauh.
“Sepertinya merekalah orangnya.” Ucap salah satu dari mereka.
“Baikalah, kita mulai rencananya.” Ucap yang lain sambil menjalankan mobilnya ke arah Alina, Sky, dan Senja.
Mobil itu melaju dengan kencang dan menabrak Senja yang berada paling dekat dengan jalan. Sesudah menabrak Senja, mobil itu pergi meninggalkan mereka seperti tak ada dosa.
“SENJA, YA TUHAN.....” Teriak Alina. Senja terlempar dan kepalanya membentur trotoar.
“SIALAN, BERHENTI KAU.” Teriak Alina pada mobil yang sudah mulai menjauhi mereka.
Alina segera menggendong Senja ke rumah sakit terdekat. Sky masih shock, ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Kesadarannya kembali saat Alina memanggilnya.
“Sky, ayo Sayang. Senja harus ke rumah sakit.” Ucap Alina yang sudah lumayan jauh dari tempat Sky berdiri. Sky segera berlari menghampiri Alina.
Sesampainya di rumah sakit, Senja segera diperiksa oleh dokter. Alina sedari tadi menangis, mengapa ia begitu teledor sampai salah satu putrinya bisa tertabrak? Sky melihat Alina yang menangis, menghapus air mata Alina dengan tangan mungilnya.
“Mama, jangan nangis. Senja pasti bakalan baik-baik aja. Kalo Mama nangis, Sky sama Senja bahkan sedih.” Ucap Sky membuat Alina menarik Sky ke pelukannya. Alina menangis tersedu sedu di pelukan Sky. Sky benar Senja pasti akan baik-baik saja. Tak akan terjadi apa-apa pada Senja.
“Mama jangan nangis lagi. Ada Sky di sini, ada Senja juga.” Ucap Sky sambil mengusap punggung Alina. Alina melepas pelukannya dan menatap Sky.
“Makasih, ya Sayang. Mama udah gak nangis lagi, kok.” Ucap Alina sambil menghapus air matanya.
“Sky sayang Mama.” Ucap Sky lalu ia memeluk Alina.
“Mama juga sayang Sky.” Ucap Alina sambil membalas pelukan Sky.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Baby
Romance"SIALAN, BAWA PERGI KEDUA ANAK HARAM INI." "Mereka anakmu." "AKU TAK PERCAYA, JALANG. DAN JANGAN MENAMPAKKAN DIRI KALIAN DI HADAPANKU LAGI." "SATU HAL LAGI, ANAKKU HANYA KASYA BUKAN MEREKA."