Jihan, Beesya, Nana, Zania, dan Quila sudah pulang sedari tadi. Sky telah mandi dan dipakaikan baju yang dibawakan oleh Beesya. Senja juga telah Alina lap dan sudah terlihat lebih segar. Alina baru saja selesai dan baru saja akan memasukkan baju kotormu ke dalam tas sebelum Senja memanggilnya.
“Mama...”
“Iya, Sayang. Kenapa?” Tanya Alina sambil menatap ke arah Senja.
“Bilang aja, Ja. Kenapa?” Lanjut Alina saat ia melihat Senja terlihat ragu.
Senja juga beberapa kali melihat ke arah Sky seakan ia ragu untuk mengatakan pada Alina.
“Hlm...Mama, Senja boleh tahu gak wajah Papa kayak gimana? Sky, kan udah pernah liat Papa, Senja juga mau lihat wajah Papa. Bolehkan, Ma? Kalo gak boleh, gak papa kok, Ma?” Ucap Senja saat ia melihat wajah Alina berubah murung.
“Gak, gak papa kok. Mama bolehin. Kalo Sky udah lihat, Senja juga boleh lihat. Bentar ya Mama ambilin fotonya dulu.” Ucap Alina kemudian ia sesuatu dari tasnya.
Alina memang mempunyai foto Javier yang ia ambil diam-diam dari koran yang memberitakan tentang Javier. Ia pikir mungkin suatu hari nanti akan ia butuhkan seperti saat ini. Alina kemudian memberikan foto itu kepada Senja.
Sky tiba-tiba mengatakan jika ia ingin melihat juga. Alina kemudian menggendong Sky ke ranjang Senja. Sky dan Senja memperhatikan foto dengan saksama. Lama mereka memperhatikan foto itu hingga mereka melihat ke arah Alina.
“Kenapa, Sayang? Kok lihat Mama kayak gitu?” Tanya Alina ketika Sky dan Senja melihat Alina dengan saksama.
“Mama, Papa tampan.” Ucap Senja polos.
“Tapi jahat.” Sambung Sky.
“Ssttt, gak boleh ngomong gitu, Sky. Gak baik.” Ucap Alina menasihati.
Walaupun sejujurnya ia juga membenci Javier, tapi ia tak mau menanamkan rasa benci pada mereka. Mereka masih bersih, belum ternoda oleh dosa. Dan Alina tak mau hati mereka yang masih bersih tercemar oleh kebencian mereka pada Ayah kandung mereka sendiri.
“Tapi...” Sky mencoba menyanggah, tapi Alina lebih dulu memotongnya.
“Mama tahu Sky marah sama Papa, tapi Mama gak mau kalo anak Mama tumbuh menjadi anak pendendam. Mama gak mau.” Ucap Alina lembut.
“Iya, Ma. Sky minta maaf.” Ucap Sky sambil menunduk.
“Hei, Mama gak marah sama Sky. Mama cuman nasihati Sky aja.” Ucap Alina sambil mengangkat dagu Sky agar ia bisa melihat wajah Sky dengan jelas.
“Iya, Ma.” Ucap Sky.
“Mending sekarang kita main. Kalian pada bosan, kan di sini?” Tanya Alina mengalihkan pembicaraan.
Sky dan Senja kemudian mengangguk semangat. Alina tersenyum kecil melihat keantusiasan kedua anaknya. Ia kemudian mengambil dua buah puzzle yang dibelikan Zania dan Quila. Mereka mengatakan untuk jaga-jaga jika Sky dan Senja bosan di dalam kamar.
Alina meletakkan kedua puzzle itu di ranjang dan langsung diserbu oleh Sky dan Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Baby
Любовные романы"SIALAN, BAWA PERGI KEDUA ANAK HARAM INI." "Mereka anakmu." "AKU TAK PERCAYA, JALANG. DAN JANGAN MENAMPAKKAN DIRI KALIAN DI HADAPANKU LAGI." "SATU HAL LAGI, ANAKKU HANYA KASYA BUKAN MEREKA."