Waktu masih menunjukkan pukul delapan pagi ketika Yunseong sudah duduk di pintu kamarnya, menyanyikan sebuah lagu dengan tangan yang sibuk memetik senar gitar kesayangannya. Maklum, baginya, bernyanyi dan bergenjreng-genjreng adalah salah dua dari kebutuhan hidup. Dua hal itu menempati posisi yang sama pentingnya dengan makan dan tidur untuknya."Ibu-ibu bapak-bapak siapa yang punya anak bilang akuu, aku yang tengah malu, sama teman-temanku karna cuma diriku yang tak laku-lakuuu..."
"Kapan gue punya pacar sih anjing."setelah itu Yunseong marah-marah sendiri dan nyaris membanting gitarnya jika tidak ingat bahwa benda tersebut adalah salah satu kesayangannya.
Padahal kalimat yang pemuda itu ucapkan tidak sinkron dengan kenyataannya yang sebenarnya. Mungkin apabila seluruh orang yang menyukai Yunseong dikumpulkan ke dalam sebuah barisan, panjangnya udah mengalahkan panjang tembok cina. Memang Yunseongnya aja yang belum menemukan seseorang menarik minatnya.
"Eh mas Yunseong."seorang lelaki dewasa yang diketahui sebagai pemilik kos tempat Yunseong tinggal tiba-tiba saja lewat seraya menyapu parkiran indoor gedung kos-kosan itu.
"Mari Pak."sapa Yunseong ramah masih dengan gitar yang ada di pelukannya.
"Pagi-pagi udah nyanyi aja nih mas."kata bapak kos basa-basi.
"Hehe Bapak mah kayak ga tau saya aja."
Bapak kos itu tersenyum. "Agak dikecilin ya mas kalo genjreng-genjreng. Itu kamar di sebelahnya udah ada yang ngisi soalnya. Takutnya dia gak nyaman kalo terlalu ribut."
"Siap Pak."Yunseong memasang posisi hormat setelah meletakkan gitarnya. "Eh tapi kok saya belum ngeliat orangnya ya Pak?"
"Iya. Masuknya baru tadi malem soalnya katanya hari ini ada gladi resik ospek."
Oh maba. Yunseong membatin.
"Sekampus dengan saya dong Pak berarti?"pemuda Hwang itu bertanya mengingat satu-satunya kampus terdekat dari kos tersebut adalah kampusnya sendiri.
"Iya."bapak kosnya mengangguk. "Kalau nggak salah satu fakultas juga. Pertanian to?"
"Betul Pak. Wah boleh nih saya ajak ngeband, siapa tau anaknya suka genjreng-genjreng juga."kata Yunseong yang membuat lelaki dewasa di hadapannya tertawa dan menggelengkan kepala.
"Mas Yunseong ada-ada aja. Mahasiswa pertanian kok malah ngeband? Emang nanti mau macul tanah pake gitar?"
"Bapak mah ada-ada aja."Yunseong tertawa lepas, walau dalam hati ia merasa guyonan itu tidak lucu sama sekali. Takut diusir gan, udah pewe ngekos di situ soalnya.
"Yaudah mas saya masuk dulu."lelaki dewasa itu lalu berpamitan setelah merampungkan kegiatan menyapunya.
Seluruh atensi Yunseong lalu jatuh pada kamar di sebelahnya. Ia dapat melihat ada sepasang sepatu dan sandal yang diletakkan di rak depan kamar tersebut. Benar, ada penghuni baru.
Yunseong lalu masuk ke dalam kamarnya dan duduk di depan meja belajarnya sebelum menghidupkan laptop. Pagi ini pemuda Hwang itu berencana untuk menyicil tugas-tugasnya yang sudah menggunung karena tidak pernah ia kerjakan dengan alibi malas.
"Flashdisk minion gue mana ya."Yunseong mengedarkan pandangannya ke seisi kamar untuk mencari benda kecil yang berisi file data-data yang harus ia olah. Pemuda itu terdiam, berusaha mengingat-ingat dimana ia meletakkan benda kecil berwarna kuning itu.
"Anjir."Yunseong menyenderkan tubuhnya pada kursi begitu ingatan mengenai tempat dimana ia meletakkan benda itu terakhir kali muncul dalam pikirannya. "Ketinggalan di sekre apa ya."gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sprite •hwangmini•
Hài hướcYunseongnya bucin, Minheenya datar. Bener kok ini deskripsinya. Iya, ga kebalik. © petiteminhee, 2019.