O8. Jas Lab

1.7K 269 195
                                    

Minhee kira, dengan ia bersikap acuh tak acuh pada Yunseong, lelaki itu akan berhenti menunjukkan ketertarikan kepadanya. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Pemuda Hwang itu malah semakin gencar mendekati Minhee yang sudah jelas-jelas menolak seluruh bentuk pendekatan yang dilakukannya.

Alasan kenapa Minhee tidak menyukainya adalah karena Yunseong terlalu terang-terang menunjukkan ketertarikan kepadanya. Yunseong terlalu mudah menunjukkan afeksinya di hadapan publik.

Seperti ketika Minhee tanpa sengaja berpapasan dengan Yunseong di kampus.

Berada pada satu fakultas yang sama dengan Yunseong membuat Minhee mau tidak mau akan lebih sering bertemu dengan lelaki itu di kampus. Hari itu, Minhee tengah berjalan sendirian ketika dari kejauhan ia melihat Yunseong berjalan berlawanan arah dengannya. Yunseong tidak sendirian, ia bersama teman-teman bandnya yang tidak pernah tidak membuat gaduh.

Minhee berusaha untuk tidak panik, tidak mungkin pula bagi dirinya untuk berputar balik.

Lelaki manis itu mencoba untuk membaur dengan kerumunan mahasiswa baru lain yang tengah berjalan searah dengannya. Berusaha untuk menjadi tidak terlihat setidaknya dari pandangan Yunseong dan teman-temannya. Sialnya, Yunseong sudah terlebih dahulu melihat dirinya. Lebih sialnya lagi, Yunseong terang-terangan berjalan ke arahnya entah dengan tujuan apa.

"Dek."panggil Yunseong menahan pergerakan Minhee. Beberapa mahasiswa baru yang tadi berjalan bersamanya ikut berhenti karena mendengar suara Yunseong.

"Ada yang bisa saya bantu, kak?"Minhee berusaha tenang. Kedua matanya sesekali melirik ke sekelilingnya dengan awas. Beberapa orang kini menatap mereka dengan pandangan penasaran.

"Ada yang jatuh."kata Yunseong dengan intonasi serius.

Minhee secara refleks melihat ke bawah, takut apabila ia menjatuhkan sesuatu yang berharga. Namun kenyataannya, Minhee tidak mendapati apapun selain tanah yang ia pijaki.

"Hati aku. Jatuh ke dalam pesonamu."

Minhee terdiam selama beberapa saat sebelum suara siulan dan sahutan menggoda dari teman-teman Yunseong kembali menyadarkannya. Lelaki manis itu mengangkat kepala dan kedua matanya langsung bertemu dengan Yunseong yang kini tersenyum tanpa dosa kepadanya.

Minhee melirik sekitarnya dengan cemas, melihat beberapa orang kini tersenyum dan tertawa geli melihat tingkah mereka. Tanpa mengatakan apapun, lelaki manis itu pergi meninggalkan Yunseong. Ia merasa malu sekaligus kesal.

Minhee benci keramaian. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian. Namun Yunseong adalah sebaliknya. Yunseong adalah primadona kampus. Jika Minhee benci menjadi pusat perhatian, maka Yunseong sudah terbiasa dengan seluruh tatapan yang mengarah padanya.

Yunseong juga merupakan orang yang mudah bergaul. Maka tak heran jika ia bisa memiliki banyak teman, dari yang berbeda jurusan bahkan universitas sekalipun. Berbeda dengan Minhee yang terbiasa dipandang sebagai sosok yang dingin karena sifatnya yang cenderung pendiam dan tidak banyak berbicara. Temannya pun juga tidak banyak.

Yunseong berbeda hampir 180 derajat dengannya. Hal itulah yang membuat Minhee sulit untuk menerima kehadiran Yunseong dalam hidupnya.

.

.

.

.

.

"...Hee, Minhee."

Lamunan Minhee buyar seketika. Ia menatap Junho yang juga balik menatapnya dengan pandangan khawatir. Minhee terdiam selama beberapa saat, terlihat linglung. Ia kemudian memaksakan sedikit senyum pada lawan bicaranya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sprite •hwangmini•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang