O4. Keduluan

2.7K 543 193
                                    

Seungwoo saat itu tengah menikmati makan siangnya di kantin fakultas ketika Yunseong datang ke arahnya seraya merengek. "Bang Seungwooo."

Seungwoo yang hendak menyendokkan nasi ke mulutnya dengan terpaksa mengurungkan niat dan menurunkan tangan. "Kenapa lo?"

Alih-alih menjawab, Yunseong malah mengerucutkan bibir, membuat Seungwoo merasa merinding saat melihatnya. "Anjing muka lo serem gitu anying."

Yunseong berdecak kecil. "Bang lo kok ga bilang kalo orang tua kalian udah meninggal?"ia bertanya frustasi dengan nada yang sengaja dikecilkan.

Seungwoo terlihat sedikit bingung, namun beberapa saat kemudian ia mengangguk mengerti. "Orang tua Minhee maksud lo?"

"Hah?"

"Gue sama dia itu bukan saudara kandung Yunseong."Seungwoo menjelaskan. "Almarhum ayah dia itu sahabat bokap gue. Jadi begitu orang tuanya Minhee meninggal, Minhee langsung diadopsi sama keluarga gue."

Yunseong mengangguk dengan mulut yang membentuk bulatan kecil. Ia lalu melipat kedua tangan di atas meja dan menumpukan dagunya di atas sana seraya meringis kecil. "Adek lo misterius ya bang."

"Ya gitu."Seungwoo menyendokkan nasi ke dalam mulutnya. "Kenapa? Habis ngelakuin hal bodoh ya lo?"

"Hehe."Yunseong hanya bisa menyengir. Emang kapan sih dia ga ngelakuin hal bodoh?

"Tapi biarpun galak dan misterius gitu, guenya udah cinta mati. Gimana dong bang."

Seungwoo meletakkan sendok yang ada di tangannya secara perlahan. Seketika merasa mual dan kehilangan nafsu makan.

"Kalo dipikir-pikir, gue sama dia itu jodoh ga sih bang? Kita tuh punya banyak kesamaan."Yunseong menegakkan tubuhnya namun masih sambil menopang dagu.

Sebelah alis Seungwoo terangkat skeptis mendengarnya. "Kesamaan apa?"

"Sama-sama bernafas."

"Monyet juga bernafas, tolil."

Seungwoo memejamkan mata frustasi. Padahal awalnya ia hendak merestui Yunseong untuk mendekati adiknya, namun melihat tingkah pemuda Hwang itu, sepertinya ia harus berpikir dua kali.

Yunseong hanya menyengir membalasnya. "Skripsi lo gimana bang? Udah sampe mana?"tanya Yunseong tanpa menyadari bahwa topik yang ia bicarakan adalah topik yang sangat sensitif.

"Ya gitulah, doain aja biar lancar."

Kan.

"Lo gimana? Masih sibuk ngeband?"Seungwoo mengalihkan pembicaraan.

"Anak-anak udah pada sepakat buat dijatahin maksimal tiga kali seminggu aja ngebandnya. Toh niat awalnya juga cuma buat hiburan aja."jawab Yunseong yang dibalas anggukan mengerti oleh sosok di hadapannya.

"Bonyok lo kan tajir Seong, ngapain masih nyari duit dari ngeband?"

Yunseong tersenyum, seolah terbiasa dengan pertanyaan semacam itu. "Gue ga mau terlalu bergantung sama orang tua gue. Gue juga ga tau sih mau buat apa duitnya, cuma gue pengen ngerasain aja kalo nyari duit tuh susah."

Seungwoo tersenyum kecil mendengarnya. "Lo mirip Minhee ya."

Yunseong sontak menegakkan tubuhnya begitu mendengar nama sang pujaan hati, ia menatap yang lebih tua dengan pandangan berbinar. "Kenapa tuh bang?"

Seungwoo mengernyit pelan, sedikit menyesal telah mengatakan itu. "Ya Minhee juga gitu. Warisan orang tuanya kan banyak banget, bahkan perusahaan almarhum ayahnya yang sekarang dipegang sama bokap gue hasilnya juga dikasih ke Minhee. Tapi dia ga mau nerima duitnya, pokoknya semua ditabung. Dari masih sekolah juga dia kalo beli sesuatu yang dia pengen, belinya pake duit hasil kerja dia sendiri. Duit dari orang tua gue dipake cuma buat bayar sekolah dia aja."

Sprite •hwangmini•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang