Hari-hari Yunseong terasa begitu suram. Setelah malam penutupan berlalu dan acara ospek fakultas resmi ditutup, Minhee menjauhinya secara terang-terangan. Yunseong tidak mengerti, memang apa yang telah ia perbuat sehingga lelaki manis itu memblokir semua akun media sosialnya dan menjauhinya di lingkungan kampus?
Masalahnya, Minhee bukan sekedar mengabaikannya lagi, tetapi lelaki manis itu benar-benar memutar balikkan badannya dan berjalan menjauh tanpa berpikir dua kali begitu sudut matanya menangkap sosok Yunseong tak jauh dari ia berada.
Bagaimanapun, Yunseong juga manusia. Ia juga bisa sakit hati apabila diperlakukan seperti itu tanpa alasan yang jelas, terlebih oleh pujaan hatinya sendiri.
Yunseong menghela nafas panjang. Mau marah, ga tau alasannya kenapa. Mau curhat, ga tau mau sama siapa. Jadilah ia duduk lesehan di pintu kamar seraya memetik gitar kesayangannya.
"Tuhan kirimkanlah aku, kekasih yang baik hatii..."
"Yang mencintaaai akuu....APA ADAAANYAAAA."
Cklek.
"Berisik mas."
Yunseong berhenti bernyanyi dan menjatuhkan seluruh atensinya pada sosok yang menyembulkan kepala dari pintu di sebelah kamarnya.
"Loh, jodohku?"
Sosok itu memutar kedua matanya dan hendak masuk kembali ke dalam kamar sebelum Yunseong buru-buru menahannya.
"Hee? Kok kamu di sini? Kamu nguntit aku ya? Iya kan? Kamu tuh diem-diem naksir aku juga tapi sok tsundere kan? Iya kan? Mengakulah kamu tsubasa!"
Minhee menghela nafas keras-keras lalu menatap ke arah pergelangan tangannya yang kini dicengkram oleh yang lebih tua. "Saya tinggal di sini, dan saya nggak seaneh itu buat nguntit kamu, kak."
Katakanlah Yunseong gila, tapi pemuda Hwang itu tidak bisa untuk tidak tersenyum begitu mendengar perkataan Minhee. Bahkan suaranyapun ia rindu.
"Jadi kamu penghuni baru yang dibilang Pak Eko kemaren."selagi Yunseong bergelut dengan pikirannya, Minhee melepaskan pegangan tangan yang lebih tua.
"Dek, bentar."Yunseong kembali menahan Minhee yang hendak kembali kabur ke dalam kamarnya. "Kenapa kamu ngejauhin aku akhir-akhir ini?"
Eh samino, situ bodoh apa tolol? Minhee membatin kesal.
"Saya ga ngejauhin kakak kok, mungkin perasaan kakak aja."Minhee mengelak.
"Perasaan apanya? Orang jelas-jelas kamu langsung balik badan grak pas ngeliat aku, kayak habis ngeliat kecoak terbang aja. Orang juga kalo ngeliat kecoak terbang tuh harusnya disemprot bayigon bukannya malah kabur. Sama juga kayak kita, kalo kamu punya uneg-uneg ke aku ya disampein, bukannya malah ngehindar kayak gini."
Minhee memejamkan matanya pusing, ingin sekali ia menutup mulut Yunseong menggunakan lakban agar lelaki itu berhenti berbicara.
"Jawab, hee. Aku udah ngomong panjang-panjang tapi kamu cuma diem aja memangnya aku radio?"
Iya, radio rusak yang pengen gue loakin, itupun kalo ada harganya. Minhee membatin.
"Maaf kak, saya capek seharian habis beraktivitas. Diskusinya lanjut besok aja ya?"
"Nggak."Yunseong sedikit mengeratkan cengkramannya. "Aku ga akan ngelepasin kamu sebelum aku tau salah aku dimana, nanti kamu kabur lagi. Kamu kalo udah kabur, susah nangkepnya. Masa aku lepas gitu aja? Aku kan masih mau perjuangin kamu."
"Ini yang saya nggak suka."Minhee menyela dengan cepat. "Kakak terlalu agresif, terlalu banyak omong. Saya ga suka orang yang berisik, bikin pusing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sprite •hwangmini•
HumorYunseongnya bucin, Minheenya datar. Bener kok ini deskripsinya. Iya, ga kebalik. © petiteminhee, 2019.