Part ke-VIII

7 2 0
                                    

Sudah dua bulan lebih Rafa menjalani hidup 'mandiri' ia sama sekali tidak pernah mengunjungi atau sekedar menengok rumah orang tuanya. Tetapi setiap satu bulan sekali ia rajin mengirimkan beberapa bahan makanan untuk keluarga nya.
Bukan karena ia tidak rindu kepada ayah nya, rindu. Sangat rindu. Namun ia sudah terlalu jenuh mendengar semua ocehan dari ibu tiri nya itu.

Setelah selesai merapihkan meja terakhir ia mengambil tote bag nya dan berjalan pergi meninggalkan kafe tempatnya bekerja. Yup! Untuk tambahan kelangsungan hidupnya ia memutuskan untuk bekerja sampingan sebagai pelayan di sebuah kedai kafe.

Selama diperjalanan pulang ia memikirkan sesuatu, sudah lebih dari sebulan ini juga ia belum berkomunikasi dengan adiknya, akhirnya ia memutuskan untuk meng-Sms Shallu.

Syarafa Paradist: Dek kamu sibuk ga? Ketemuan yuk kita makan bareng ditempat yang biasa ya.

Send.

Tak lama kemudian handphone Rafa bergetar pertanda ada pesan masuk, yang sudah pasti dari Shallu .

Shallu lupitta: KEMANA AJASIH KAK?! YAAMPUNN😭😭😭. Oke aku otw hehe:')

Kira-kira seperti itu lah balasan pesan dari Shallu, ia hanya tersenyum membaca pesan tersebut. Rafa segera berjalan menuju tempat biasanya mereka berdua bertemu.

*****

'Kriingg

Suara bell pintu masuk berbunyi pertanda ada seseorang yang datang memasuki area kafe, aroma kopi begitu semerbak ke indra penciuman siapapun saat pertama kali memasuki area kafe.

Dari arah pojok tempat duduk seorang wanita melambaikan tangan nya ke arah pintu masuk, memberi tanda bahwa yang dia cari sudah ada di sana.

"Kaakk!! Aku kangen banget" Teriak Shallu dari jauh saat melihat Rafa sambil membentangkan kedua tangannya Untuk memeluk sang kakak.

Rafa sedikit melotot dan memberikan tanda jari telunjuk di bibir untuk memperingati Shallu agar tidak berisik, karena saat ini seluruh mata pengunjung tertuju kepada mereka berdua.

"Gimana kabar kamu, Ayah sama Bunda? Sehat kan?" Ucap Rafa memulai pembicaraan

Shallu hanya me-nganggukkan kepala nya sebagai jawaban pertanyaan dari Rafa, sambil meminum coffee latte yang sudah dipesan terlebih dahulu oleh Rafa.

"Kakak kapan pulang ke rumah?" Tanya Shallu menatap mata Rafa dengan tatapan sendu.

"Mmm... Nanti kalau semuanya sudah membaik kakak baru pulang ke rumah" Jawab Rafa sembari mengusap punggung tangan sang adik.

"Maafin sikap Bunda ya kak yang udah kelwatan banget  perlakuin kakak sampe segitunya, aku juga kaget banget bunda bener-bener ngelakuin itu ke kakak" Ujar Shallu dengan wajah penuh penyesalan.

"Udah kakak maafin semua perlakuan Bunda ke kakak, kamu tenang aja gak usah mikirin kakak" Ucap Rafa menenangkan.

"Oh iya btw, gimana sekolah kamu? Ada tunggakan bayaran atau apa gitu?" Lanjut Rafa

"Iyaa kak ada. Aku belum bayar SPP selama dua bulan ini, terus sebentar lagi aku ada UAS dan harus di lunasin semua kata wali kelas aku" Jelasnya lesu

"Lho emang Ayah gak pernah bayar tepat waktu setiap bulan nya? Kok bisa sampe nunggak bayaran gitu?" Katanya heran

"Aku juga gak tau kak, padahal setiap Ayah nerima gaji nya pasti separuh gaji Ayah itu dikasih ke Bunda buat bayaran sekolah aku"

Ga mungkin kan Bunda pakai uang nya?. Batin Rafa bingung

"Eemm... Yaudah nanti kakak mampir ke rumah sebentar buat ketemu sama Ayah dan Bunda deh" Sambungnya lagi lalu mereka berdua larut dalam obrolan yang sangat panjang.

****

"Assalamualaikum!!" Salam mereka berdua setelah sampai didepan pintu rumah, terdengar sautan salam dari dalam rumah.

"Waalaikumsal---Rafa?! Yaallah nak Ayah kangen banget sama kamu, gimana kabar kamu nak?" Tanya seorang Ayah yang sangat antusias mendapati anak tercintanya didepan pintu rumah

"Alhamdulillah baik Yah. Ayah sama Bunda kabar nya baik juga kan? " Ucap Rafa agak sedikit kaku.

"Alhamdulillah kita sekeluarga sehat, ayo masuk Fa duduk dulu sambil minum sebentar" Ajak sang ayah dengan wajah sumringah

"Gak usah Yah, Rafa kesini cuman sebentar aja kok. Cuman mau nitip ini aja buat lunasin SPP nya Shallu" Ujar Rafa sembari mengeluarkan amplop putih dari tote bag nya.

"A--apa ini Fa?"

"Kenapa kamu kasih uang untuk bayar spp Shallu ke Ayah?? Ayah selalu bayar tepat waktu kok, setiap Ayah gajian uang nya selalu Ayah kasih ke Bunda untuk dibayarin ke sekolah Shallu" Lanjut Ayahnya dengan nada kebingungan

Tak lama setelah keributan kecil itu seorang wanita yang masih memakai celemek diarea badannya keluar karna mendengar suara bising dari luar.

"Siapa yah--? Ooh dia" Ujarnya acuh

"Mau apa kamu kesini?" Tanya wanita tersebut sambil melirik sekilas kearah amplop putih yang sudah berada ditangan suaminya.

"Jangan kasih makan kami dengan uang haram mu itu kami tidak sudi!! Ambil kembali uangmu itu dan bawa balik bahan makanan yang selama ini kamu kirimkan kepada kami semua" Lanjutnya lagi dengan kata-kata yang sedikit sarkastis

"Maaf, tapi saya kasih amplop ini untuk biaya sekolah Shallu bukan untuk kamu. Satu lagi ini uang sangat halal dari hasil jerih payah saya sendiri bukan hasil ngemis atau pun menjadi pelacur seperti yang kamu tuduhkan itu!! Dan juga bersikap jujur itu lebih baik deh Bun" Ujar Rafa dengan santai sambil menyunggingkan senyum

Seketika wajah wanita berusia 45 tahun itu langsung menegang dan memucat.

"A--apa maksud kamu saya ga ngerti" jawabnya gugup

"Jangan mengada-ada ya!! Saya tidak pernah memakai uang sekolah Shallu untuk kepentingan yang tidak-tidak!!!" Sambung nya dengan nada yang sedikit keras namun ada kegugupan didalam ucapannya.

Rafa tersenyum sambil menaikkan satu alisnya "Lho? Padahal aku belum bilang sama sekali, tapi sepertinya Bunda sudah paham kemana arah pembicaraan yang aku maksud"

"Apa maksud kalian berdua Ayah gak ngerti?!" Tanya Rahman sambil menatap keduanya dengan tatapan bingung.

"Biarin Bunda aja yang jelasin ke Ayah, karna aku gak pantes ceritain semuanya"

"Kalo gitu aku pamit berangkat kerja dulu Yah,Bun, karna ada sip malam. Assalamualaikum" lanjut Rafa dengan menyalimi kedua tangan orangtua nya itu.

Keributan pun terjadi setelah Rafa melangkahkan kakinya keluar rumah, Rasanya berat meninggalkan sang ayah dengan keadaan yang seperti ini.

Namun hati dan pikiran Rafa pun sudah lelah menjalankan kehidupan bersama keluarganya yang sekarang ini. Ia bertahan demi ayah dan juga sang adik.

Dengan berat langkah ia meninggalkan rumah tersebut dan berjalan menuju kafe tempat ia bekerja.

🌠🌠🌠🌠

Heioo! sudah lama yaaa aku tidak apdet wkwk:v sebenernya masih ragu sih mau lanjutin cerita ini apa engga. Karna bener² udah nge-stuck banget nii otak:(

Yaudah gitu aja sih wkwkwk:v maapin ya klo ceritanya absurd parah, ga nyambung, penulisan nya aneh, dan lain-lain mohon di maklumi ya hehehe😂

Oiya! Jgn lupa vote cerita inii hehehehehe makasiiii😚😚😚😚💓💓💓 pokoknya ditunggu aja kelanjutan cerita ini wowkwowkwok 😂😂😂😂 Love u all❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sorrowfull LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang