End To Start🍷/6

19.3K 2K 121
                                    











🍷🍷🍷















"Hai aku Mark Lee, temannya Haechan."

"Ck! Maaf tapi sepertinya anda salah alamat. Disini tidak ada yang namanya Haechan, jadi silahkan pergi dari sini!" dengan kesal Mingyu menutup pintu, tapi pintu itu di tahan oleh kaki Mark.

"Yak! Sialan apa apaan kau! Singkirkan kakimu dari pintu! " Mingyu menendang kaki Mark, dia sangat kesal! Namja di depannya ini benar benar mengganggu kesenangannya.

"Maaf.Mingyu.hyung," Mark menekan setiap perkataannya "Aku kesini untuk mencari Haechan, jadi bisakah aku bertemu dengan Haechan?" Mark tersenyum lalu menarik kakinya dari pintu.

"Dasar bocah sialan! "

Brak!!

Mark tersenyum melihat pintu yang tertutup di depannya "Hm, bocah sialan ya?"

Mark memasang wajah sedihnya, "Ah sepertinya, aku harus mengganti pakaianku dulu nanti tambah kotor" ucap Mark lalu tersenyum, "Haechanie tunggu sebentar ya. " dengan cepat Mark kembali ke rumahnya.

.

.

.

"Siapa? " tanya Krystal saat melihat Mingyu kembali.

"Hanya seorang bocah sialan dan eomma tau? Bocah itu bilang dia temannya si anak haram ini. " Mingyu menunjuk Haechan yang masih terisak, "Bocah sialan itu juga tau namaku!" lanjut Mingyu.

Mingyu menjambak rambut Haechan "Sudah ku bilang jangan beritahu siapapun tentang kami bukan? Dan lihat apa yang kau lakukan, bocah sialan itu memanggilku Mingyu hyung! Aku bukan kakak mu!! Dengar ya, kami ini bukan keluargamu! Anak haram sepertimu tidak pantas memiliki keluarga!!"

Dug!!

Kepala Haechan terbentur lantai sangat keras karena Mingyu mendorong kepalanya.

Haechan terbatuk dengan darah yang keluar dari mulutnya belum lagi hidungnya juga ikut mengeluarkan darah.

"Apa aku akan mati?" batin Haechan, dia tidak bisa apa apa selain menangis.

"Kenapa ini semua terjadi padaku? Kenapa aku di lahirkan? Siapa aku? Untuk apa aku hidup? Kenapa mereka jahat padaku? Apa salahku? Rasanya sangat sakit, ah jika aku mati bukankah rasa sakit itu akan hilang?"

Haechan memejamkan matanya, dia lelah. Biarkan dia tidur sebentar saja atau selamanya?

"Kurasa mati bukan pilihan yang buruk, lagi pula jika aku mati tidak akan ada yang peduli bukan? Sejak awal aku memang tidak punya siapa pun, aku sendirian. "

Tanpa rasa simpati sedikit pun Krystal Mingyu dan Haknyeon masih memukuli Haechan, padahal Haechan hampir sekarat.

"Berhenti."

Mereka bertiga berhenti, Krystal berbalik "Kenapa? Ingin bergabung sayang? " Krystal bertanya sambil tersenyum.

Jongin menghela nafas, "Berhenti memukuli dia, aku tidak mau dia mati di rumahku. Lagi pula dia hampir sekarat bukan? Buang saja dia dan biarkan dia mati perlahan diluar sana." ucap Jongin dia lalu pergi begitu saja ke ruang tamu.

End To Start🍷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang