6 : Trouble Maker

76 30 3
                                    

I'm a trouble maker
for your life.

- Rachel Emanuella -

- Rachel Emanuella -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Hari pertama MOS-

Setelah pendaftaran yang panjang dan melelahkan Keenan, Derly, dan juga Theo akhirnya mengikuti MOS SMK Bayu Utama.

Atribut yang aneh dan membuat Keenan risih mengenakannya. Ia hanya cukup bertahan mengenakannya selama seminggu, selepas dari itu ia akan bebas dan resmi menjadi siswa di sekolah neraka ini.

Theo merapikan name tag miliknya sedangkan Derly merapikan dan mengecheck barang bawaannya satu persatu. Keenan memandangi jarum jam pada arlojinya yang bergerak lambat sekali. Menunggu membuatnya bosan bahkan ingin rasanya Keenan mempercepat momen ini lalu mengembalikannya menjadi normal saat ia sudah lulus dari sekolah ini.

Rachele melihat Keenan dan teman-temannya di dekat koridor sekolah. Ia masih penasaran dengan pemuda yang menolaknya itu. Gadis itu dengan percaya diri berjalan mendekat ke arah Keenan, Theo dan juga Derly.

Dua sahabat Keenan memandang manis Rachele tapi Keenan, hanya memandang datar lalu pergi meninggalkan Rachele, Derly dan juga Theo. Dua sahabat Keenan langsung menyusul Keenan dan berpamitan pada Rachele. Gadis itu membalas senyum mereka.

Rachele menatap tubuh tegap Keenan yang berjalan menjauhinya. Keenan tak perduli dengan apa yang Rachele perbuat tapi, bagi Rachele pemuda itu seperti menyuruhnya untuk menaklukan hatinya. Rachele berusaha mengikuti permainan yang Keenan lakukan. Ia ingin melihat seberapa sanggup lelaki itu menghindari pesonanya.

Wajah Rachele memang membuat para lelaki lemas. Wajah rupawannya membuat setiap lelaki akan bertekuk lutut di hadapannya layaknya seorang kucing yang meminta belas kasihan.

Namun, dari sekian banyak pemuda yang memujanya hanya Keenan yang mampu membuatnya semakin penasaran. Rachele ingin menaklukan hati seorang Keenan yang terkesan dingin itu. Layaknya panas, ia akan mencairkan rasa dingin dalam diri seorang Keenan bagaimanapun caranya. Rachele melangkah pergi menuju kantin sekolah. Gadis itu berjalan perlahan sebelum akhirnya hilang di balik tembok.

* * * *

Kegiatan MOS sudah berakhir, para peserta diberikan waktu untuk beristirahat. Keenan memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatnya dengan membaca buku mengenai sastra Inggris.

Lagu milik Honne yang berjudul location unknown masih terdengar perlahan dari balik headset yang dikenakan oleh Keenan. Sembari menyemil sebuah kripik yang dibelinya di kantin tadi ia masih asyik membaca buku mengenai sastra inggris.

Keenan memang berbeda dari kebanyakan cowok pada umumnya yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game online. Tapi, hal itu lain bagi seorang Keenan bermain game itu hanya membuang semua waktu berharganya. Lagi pula membaca juga akan menambah ilmunya dan membuatnya mendapatkan pengalaman baru yang tak terlupakan. Keenan bersenandung pelan sembari membaca buku.

My location unknown tryna find a way back home to you again
I gotta get back to you gotta gotta get back to you
My location unknown tryna find a way back home to you again
I gotta get back to you gotta gotta get back to you

Keenan masih terfokus pada buku bacaannya sampai ada seseorang yang menepuk pundaknya. Keenan menoleh perlahan ke arah sang penepuk pundak. Matanya bertautan dengan seorang gadis yang ditemuinya di loket pendaftaran. Gadis itu duduk disamping Keenan. Namun, Keenan mengacuhkannya. Sesaat kemudian gadis itu mengulurkan tangannya ke arah Keenan yang hanya di balas dengan tatapan cuek.

"Kenalin, gue Rachele Emanuella, kelas X PM.1," ujar Rachele pada Keenan sembari mengulurkan tangannya.

Rachele masih mengulurkan tangannya menunggu cowok itu membalas uluran tangannya. Rasa tangannya mulai pegal seketika. Keenan tak meresponsnya sama sekali. Dasar cowok dingin. Namun, saat hendak menurunkan uluran tangannya, Rachele merasakan tangannya di jabat seseorang.

"Gue Keenan Atmawijaya, kelas X UPW.1," balas Keenan dengan dingin pada Rachele.

"Hmm, ngomong - ngomong kenapa lu masuk SMK?" tanya Rachele penasaran pada Keenan yang masih sibuk dengan bukunya.

"Kenapa lu nanya soal itu, nggak punya kegiatan lain selain ngerecokin hidup orang lain?" balas Keenan dengan kalimat yang menusuk ulu hati.

"Ya gak apa - apa. Pingin tahu aja kenapa?" ujar Rachele dengan santai.

"Bukan urusan lu kepo tentang kehidupan gue. Udah kan, nggak ada yang mau ditanyain. Gue cabut duluan," balas Keenan kemudian bangkit dan berjalan menjauh dari Rachele.

Gadis itu mengepalkan tangannya. Antara senang karena bisa tahu nama pemuda itu sekaligus kesal dengan perlakuannya yang tidak sopan. Oke, Rachel mengakui kalau dia cukup sopan meskipun slow respon dengan membiarkannya merasakan kram karena menunggunya menjabat tangan Rachel.

"Dasar cowok dingin. Oke, liat aja nanti. Gue bakalan jadi pembuat masalah dalam kehidupan lu sebagai ganti karena lu udah ngacuhin seorang Rachele Emanuella." Rachele mendengus kesal sembari masih memandang tubuh Keenan yang makin menjauh dari pelupuk matanya.

* * * *

Derly mengipasi dirinya dengan lembaran kardus yang ditemukannya di dekat kursi taman. Theo masih meneguk minuman isotonik yang dibelinya sembari bernyanyi riang.

"Bisa nggak sih gak usah nyanyi, suara lu itu fals bet!"

Theo menjulurkan lidahnya, meledek Derly dan tetap bernyanyi. Derly hanya bisa mendengus kesal sembari menutup kedua telinganya dari suara Theo yang menganggunya.

Keenan datang menghampiri mereka dan langsung duduk di bagian kursi yang kosong. Theo yang semula bernyanyi terdiam ketika Keenan duduk di kursi tersebut.

Mereka masih hening satu sama lain. Derly yang merasa risih dengan situasi tersebut langsung membuka pembicaraan diantara mereka.

"Dah kelar rehatnya, Nan?"

Pemuda itu mengangguk sebagai jawaban iya. Derly tersenyum sembari mengangguk paham.

"Lu?" Keenan bertanya balik.

"Hah, gue apanya?" Derly dan Theo kebingungan dengan maksud Keenan.

"Rehat."

"Owhhh, barusan kelar rehat, iya kan Yo?" jawab Derly sembari melirik ke arah Theo yang dibalas anggukan olehnya.

Suasana kembali hening. Topik berhenti sejenak. Situasi canggung kembali menyergap. Theo dan Derly seperti duduk bersama aura kegelapan.

Baik Theo atau pun Derly hanya bisa menghela nafas panjang dan berbicara dalam hati mereka masing-masing. Keduanya mencoba berhati-hati dengan Keenan.

Bagi Derly dan juga Theo, Keenan itu mirip sebagai parasit yang bisa saja menempel kesana kemari.

Nyatanya mereka salah.

Keenan punya pesona dan bakat yang bahkan beberapa diantaranya disembunyikannua rapat-rapat dari siapapun. Tak ada yang tahu seperti apa bakat yang dia sembunyikan.

Menjauh dari itu semua ada hal yang lebih mengganjal dalam di diri seorang Keenan.

Perasaannya.

To Be Continued To Part 7

Hola gaes, gimana part 6- nya. Menarik nggak nih kisah dari Keenan dkk. Kalau kepo sama lanjutannya jangan lupa vote and comment ya. Bantu aku buat terus up cerita ini sampe akhir ok. See you 😉

SALAH JURUSAN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang